dalamnya berani menjamin kesejahteraan bagi para karyawan. Disamping itu, hubungan kerjasama dan komunikasi dengan bawahan selalu diperhatikan,
memperhatikan perbedaan individual bawahan mengenai pelaksanaan kerja maupun kreativitas kerja masing-masing bawahan dalam mencapai produktivitas
tertentu.
C. Hubungan Gaya Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Dengan Komitmen Organisasi Guru
McShane dan Von Glinow dalam Simbolon 2008 persepsi adalah proses penerimaan informasi dan pemahaman tentang lingkungan, termasuk penetapan
informasi untuk membentuk pengkategorian dan penafsiran. Intinya persepsi berkaitan dengan bagaimana seseorang menerima informasi dan menyesuaikan
dengan lingkungannya dan nantinya akan mempengaruhi perilaku masing-masing individu yang menerima informasi tersebut.
Hasil penelitian dari Tsai dalam Silalahi, 2008 yang meneliti tingkat komitmen kontinuan para pekerja pada beberapa perusahaan di Taiwan, dimana
pekerja akan menurun tingkat komitmen kontinuans dikarenakan
ketidakdisiplinan pekerja terhadap perusahaannya. Komitmen kontinuans akan tinggi apabila pemimpin tetap mampu menjaga kepuasan para karyawannya yang
masih bekerja dengan memberikan reward begitupula sebaliknyan, komitmen kontinuan akan menurun bila karyawan mendapat punishment dari pemimpin
dengan teguran bahkan dapat diberhentikan secara tidak hormat atas pekerjaan yang tidak sesuai dengan visi dan disiplin yang diterapkan organisasi.
Universitas Sumatera Utara
Pemimpin transformasional memiliki karakter-karakter seperti berani, mengidentifikasikan dirinya sebagai alat perubahan, memiliki kemampuan
menghadapi ketidakpastian, dan lain-lain Tichy Devanna, dalam Wahjonno, 2010. Hal ini akan membuat seorang guru yang memiliki komitmen kontinuan
tinggi akan menurun dengan keberanian pemimpin untuk memberikan teguran bahkan diberhentikan tidak hormat dengan proses yang panjang apabila guru-
guru tidak dapat disiplin dan hanya mementingkan keuntungan diri sendiri. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pemimpin yang memiliki gaya
kepemimpinan transformational berhubungan dengan komitmen organisasi, dimana pemimpin bergaya transformasional mempengaruhi dan membantu
bawahannya untuk mencapai level yang lebih tinggi dari komitmen dan performansi dengan mengawasi hasil kelompok sasaran dan membangun anggota
kelompok secara individu untuk mencapai potensi yang lebih tinggi, memberi semangat pada bawahan untuk berpikir secara kritis dan setia pada organisasi
Parry, dkk, dalam Silalahi, 2008. Menurut Bass 1985 kepemimpinan transformasional mengandung empat
komponen yakni: Idealized Influence yaitu berkharisma sehingga
menginspirasikan bawahan untuk menerima nilai-nilai, norma-norma dan prinsip bersama, Inspirational Motivation yaitu menginspirasikan untuk termotivasi para
pengikutnya dalam menghadapi tantangan untuk mencapai tujuan, Intellectual Stimulation yaitu memberikan stimulus untuk ide-ide baru terhadap permasalahan
yang dihadapi dan Individualized Considerationi yaitu memberikan perhatian
terhadap kebutuhan-kebutuhan dalam pengembangan karir pengikutnya.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan transformasional dapat membentuk suatu komitmen kontinuan
guru dikarenakan seorang pemimpin transformasional memiliki komponen idealized influence yaitu seorang pemimpin yang memberikan pengaruh kepada
karyawannya untuk menerima nilai-nilai, norma-norma dan prinsip-prinsip, dan pemimpin transformasional memiliki karakter berani untuk membuat suatu
keputusan seperti menegur dan bahkan memberhentikan tidak hormat kepada bawahannya yang tidak sesuai dan tidak disiplin di dalam suatu organisasi. Oleh
sebab itu, karyawan yang memiliki komitmen kontinuan yang tinggi pada organisasi dapat menurun dikarenakan seorang pemimpin yang memiliki gaya
transformasional.
D. Hipotesa Penelitian