Penentuan kekuatan, kelemahan, ancaman dan peluang kawasan perairan Teluk Bakau

kondisi jalan beraspal yang baik. Namun di Teluk Bakau tidak tersedia angkutan umum. Oleh karena itu, sebagian masyarakat menggunakan fasilitas angkutan ojeg motor. Air bersih di tempat penelitian umumnya menggunakan sumur sebagai sumber air utama untuk memenuhi kebutuhan air minum, cuci, mandi dan kaskus. Untuk memenuhi kebutuhan listrik di tempat penelitian, masyarakat masih mengandalkan mesin – mesin generatordiesel yang dikelola secara swadaya.

4.6. SWOT, Strategi Pengelolaan dan Zonanisasi

Pemanfaatan potensi di Teluk Bakau khususnya sumberdaya lamaun seagrass untuk pengembangan ekowisata memerlukan stategi pengelolaan yang tepat agar tidak menimbulkan kerusakan ekosistem dengan pertimbangankajian ekologisnya. Penentuan strategi pengembangan kawasan ekowisata lamun dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT. Caranya adalah menganalisa faktor-faktor internal maupun eksternal yang dimiliki oleh kawasan ekowisata Desa Teluk Bakau. Faktor-faktor-faktor internal yang dimaksud adalah faktor-faktor berasal dari dalam objek wisata yang berasal dari dalam objek wisata itu sendiri, sedangkan faktor- faktor eksternal adalah hal-halyang dapat mempengaruhi keberadan objek wisata yang berasal dari luar objek wisata lamun Desa Teluk Bakau. Faktor-faktor internal terdiri atas kekuatan Strength dan kelemahan weakness objek wisata lamun Desa Teluk Bakau. Faktor-faktor eksternal terdiri atas peluang Opportunity dan ancaman Threat.

4.6.1. Penentuan kekuatan, kelemahan, ancaman dan peluang kawasan perairan Teluk Bakau

1. Kekuatan Strength

A. Potensi Sumberdaya lamun Sumberdaya lamun yang terdapat di Perairan Teluk Bakau dikategorikan melimpah, hal ini dikarenakan terdapatnya sumberdaya lamun di sekeliling perairan Teluk Bakau. Dilihat dari potensi sumberdaya lamun di perairan Teluk Bakau tergolong beranekaragam jenisnya, berdasarkan hasil pengamatan di lapangan di kelima stasiun yang diambil terdapat 10 jenis sumberdaya lamun dari 12 jenis yang ada di perairan Indonesia Agardi 2003. Sumberdaya lamun yang ditemukan di perairan Teluk Bakau diantaranya Enhalus acoroides, Cymodocea Serrulata, Thalassia hemprchii, Halodule uninervis, Halophila minor, Cymodocea rotundata, Halodule pinifolia, Syringodium isotifolium, Thalassodendron ciliatum dan Halophila. Sp. Dilihat dari karakteristik sumberdaya lamun, karakteristik kualitas air baik parameter fisika dan kimia secara umum telah memenuhi baku mutu untuk wisata bahari KepMen LH No 512004 sehingga lokasi pengamatan masih dapat dikembangkan untuk kegiatan wisata bahari. Sumberdaya lamun yang memiliki fungsi pennting bagi biota yang hidup disekitarnya dan arti penting bagi manusia, yaitu sebagai penyedia nutrient bagi biota perairan, tempat perlindungan, tempat pemijahan, tempat bermain dan asuhan bagi berbagai biota. Selain itu juga, padang lamun sangat berperan dalam kejernihan suatu perairan. Di mana padang lamun bertindak sebagai pencegah erosi dan penangkap sedimen sehingga padang lamunnya bagus maka terumbu karangnya juga akan bagus. Sebagai tumbuhan tingkat tinggi satu – satunya di lautan, lamun menjadi penghasil oksigen O 2 yang sangat penting bagi kehidupan berbagai biota laut. Secara tidak langsung, keberadaan sangat menunjang produksi perikanan masyarakat. Manfaat ekonomi dari padang lamun banyak memberikan manfaat ekonomi masyarakat. Manfaat ekonomi dari padang lamun antara lain obat – obatan, makanan ikan duyung, obyek wisata, acar dan pupuk tanaman. Keterkaitan antara keberadaan potensi sumberdaya lamun diperairan Teluk Bakau dan fungsi pentingnya. Maka diperlukan usaha konservasi secara komprehensif yang berbasis ekowisata dan menjadi kekuatan untuk menentukan strategi pengelolaan. B. Keberadaan TRISMADES sebagai pengelola dan pengembangan sumberdaya lamun TRISMADES Trikora Seagrass Management Demonstration Site adalah suatu badan penilitian yang merupakan pendukung untuk membuat kebijakan - kebijakan. Tugas TRISMADES adalah membentuk sistem pengelolaan sumberdaya lamun yang operasional, berkelanjutan dan melembaga serta memberikan manfaat bagi masyarakat secara luas, terutama masyarakat pesisir. Visi TRISMADES adalah Terwujudnya pengelolaan sumberdaya lamun yang optimal dan lestari untuk kesejahteraan masyarakat, terutama masyarakat pesisir. Misi TRISMADES diantaranya : 1. Melindungi, mengelola dan mendayagunakan ekosistem lamun secara rasional, terpadu dan berkelanjutan dengan menjaga keseimbangan antara pemanfaatan dan pelestarian; 2. Mengembangkan sistem pengelolaan kooperatif antar semua fihak pemangku kepentingan dengan mempertimbangkan prioritas ekonomi nasional, kebutuhan masyarakat lokal, kelestarian sumberdaya, di samping memperhatikan kepentingan regional; 3. Meningkatkan kesadaran dan kerjasama pemangku kepentingan dalam pengelolaan sumberdaya lamun, dan mengembangkan pola pengelolaan berbasis masyarakat; 4. Mengembangkan mekanisme dan landasan pengelolaan berdasarkan data ilmiah tentang potensi, bentuk-bentuk pemanfaatan lestari dan daya dukung lingkungan pada ekosistem lamun. C. Kelemabagan masyarakat dalam pengembangan ekowisata lamun Masyarakat memiliki peran penting dalam pengembangan suatu kawasan karena akan dilibatkan dalam tahap perencanaan, penerapan, pengawasan pembangunan dan pengevaluasian pembangunan.

2. Kelemahan Weakness

A. Koordinasi antara pengelola kawasan dan berbagai pihak yang terkait Keterkaitan antara pemerintahan, pengelola hotel resort, TRISMADES dan masyarakat sudah berjalan baik. Namun terkadang ada beberapa kesepakatan antara pengelola hotel resort yang tidak diketahui masyarakat, misalnya ada daerah yang tidak boleh dilewati nelayan. Hal ini disebabkan kurangnya koordinasi dari kedua belah pihak, permasalahan ini dapat menjadi kelemahan yang sangat berarti dan harus ditanggulangi dengan membuat suatu kesepakatan bersama dan bukan sepihak. Sehingga upaya pengembangan ekowisata dapat berjalan sesuai dengan rencana. B. Sarana dan Prasarana belum memadai Belum adanya Pusat Informasi Wisata di Teluk Bakau, sehingga belum ada menyajikan informasi wisata Teluk Bakau yang penting bagi wisatawan. Faktor lainnya adalah faktor transportasi dan akomodasi yang sangat berkaitan dalam sarana dan prasarana penunjang ekowisata, misalnya membuat jalur pejalan kaki, membuat jalur angkutan umum menuju kawasan Teluk Bakau dan penerangan lampu jalan. Berdasarkan hasil wawancara, persepsi wisatawan terhadap fasilitas yang ada masih ada yang kurang, misalnya tempat pembuangan sampah dan kamar mandi umum yang masih kurang. Faktor – faktor tersebut dapat menjadi kelemahan dalam mengembangkan suatu kawasan. C. Kesadaran masyarakat masih rendah Keterkaitan antara pengelola dan masyarakat akan mempengaruhi dalam pengembangan suatu kawasan, sehinngga diperlukan sumberdaya manusia yang berkualitas. Dalam hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara sebesar 53 masyarakat berpendidikan SD sehingga dapat disimpulkan kualitas sumberdaya belum cukup. Dengan demikian kesadaran akan masyarakat dalam mengelola lingkungan memiliki kesadaran yang rendah. Sehingga pengelola sulit dalam mengembangkan kawasan dikarenakan masyarakat sulit di ajak berkeja sama dalam hal menjaga kelestarian lingkungan dan belum sadar akan arti pentingnya sumberdaya lamun.

3. Peluang Opportunity

A. Wisatawan potensial berasal dari Tanjung Pinang Wisatawan yang berkunjung ke kawasan wisata Teluk Bakau kebanyakan berasal dari Tanjung Pinang. Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan mayoritas wisatawan berasala dari Tanjung Pinang 67, Palembang 7, Batam dan Jakarta 13. Tetapi tidak menutup kemungkinan wisatawan berasal dari Mancanegara. Ini dikarenakan kawasan Teluk Bakau merupakan daerah yang strategis. B. Letak kawasan yang dekat dengan ibukota Kepulauan Riau Teluk bakau secara georafis terletak pada 0 40 LU - 1 15 LU dan 104 00 BT - 104 53 BT dengan luas 4.404,94 hektar yang terletak 40 km dari pusat ibukota Kepulauan Riau. Letak kawasan yang dekat dengan ibukota memudahkan wisatawan karena terdapat pelabuhan dan bandara kijang yang tidak jauh dari objek wisata. Sehingga tidak memerlukan waktu lama untuk berkunjung ke desa Teluk Bakau. Berdasarkan hasil wawancara, pengunjung terbesar berasal dari Tanjung Pinang tetapi memberikan kepuasaan tersendiri dari objek wisata biasanya. Berdasarkan hasil wawancara, persentase pengunjung tersbesar berasal dari Tanjung Pinang sebesar 67 dan sisanya berasal dari Batam, Palembang dan Jakarta yang melakukan wisata dan penelitian.

4. Ancaman Threat

A. Potensi buangan limbah Perairan Teluk Bakau memiliki potensi buangan limbah yang cukup besar, yang berasal dari masukkan bahan organic dan anorganik dari aliran sungai dan kurangnya kepeduliaan masyarakat yang masih membuang limbah rumah tangga ke laut. Hal ini akan mengurangi estetika dari suatu daerah ketika akan dijadikan pengembangan kawasan ekowisata khususnya sumberdaya lamun yang terdapat pada perairan dangkal dan dekat dengan daratan. B. Kegiatanaktivitas wisatawan yang merusak lamun Pengetahuan pengunjung akan fungsi ekosistem lamun masih kurang sehingga masih banyak kegiatan wisatawan yang dapat merusak ekosistem lamun, seperti berjalan di atas lamun pada saat air laut surut, membuang sampah dan wahana air Speed boat dan banana boat.

4.6.2. Analisis dan penilaian faktor internal dan eksternal