Indeks kesesuaian wisata Wisata bahari Analisis daya dukung

3.5.4. Kedalaman

Dari petak luasan tersebut dapat dihitung juga kedalamanperstasiun yang telah di plotkan, cara menentukannya yaitu dengan mengukur tinggi air dari atas substrat samapi tinggi air menggunakan papan skala, sehingga dapat di ketahui kedalaman per stasiun denagn satuan meter.

3.6. Analisis data

3.6.1. Indeks kesesuaian wisata

Kegiatan wisata yang akan dikembangkan hendaknya disesuaikan dengan sumberdaya yang ada dan peruntukannya. Setiap kegiatan wisata mempunyai persyaratan sumberdaya dan lingkungannya yang sesuai dengan objek wisata yang akan dikembangkan. Rumus yang akan digunakan untuk menghitung kesesuaian wisata pantai dan wisata bahari adalah Yulianda, 2007 : Keterangan: IKW = Indeks Kesesuain Wisata Ni = Nilai parameter ke-I Bobot x skor Nmaks = Nilai maksimum dari suatu kategori wisata Penentuan kesesuaian berdasarkan perkalian skor dan bobot yang diperoleh dari setiap parameter. Kesesuaian kawasan dilihat dari tingkat persentase kesesuaian yang diperoleh penjumlah nilai dari seluruh parameter.

3.6.2. Wisata bahari

Kesesuaian wisata bahari kategori wisata lamun mempertimbangkan 7 parameter dengan 4 klasifikasi penilaian. Parameter kesesuaian wisata bahari kategori wisata lamun antara lain tutupan lamun, kecerahan perairan, jenis ikan, jenis lamun, jenis substrat, kecepatan arus dan kedalam lamunTabel 2. Tabel 2. Matriks kesesuaian lahan untuk ekowisata bahari kategori wisata lamun No Parameter Bobot S1 Skor S2 Skor S3 Skor N skor 1. Tutupan lamun 5 75 3 50-75 2 25-50 1 25 2. Kecerahan perairan 3 75 3 50-75 2 25-50 1 25 3. Jenis ikan 3 10 3 6-10 2 3-5 1 3 4. jenis lamun 3 Cymodocea, Halodule, Halophila 3 Syringodium , Thalassoden drom 2 Thalassia 1 Enhalus 5. Jenis substrat 1 Pasir berkarang 3 Pasir 2 Pasir berlumpur 1 Berlumpur 6. Kecepatan arus cmdt 1 0-15 3 15-30 2 30-50 1  50 7. Kedalaman lamun m 1 1-3 3 3-6 2 6-10 1 10 1 Sumber : Yulianda 2007 Keterangan : Nilai maksimum = 76 S1 = Sangat Sesuai, dengan nilai 83-100 S2 = Sesuai, dengan nilai 50-83 N = Tidak sesuai, dengan nilai 50

3.6.3. Analisis daya dukung

Analisis daya dukung ditujukan pada pengembangan wisata bahari dengan memanfaatkan dengan memanfaatkan potensi sumberdaya pesisir, pantai dan pulau- pulau kecil secara lestari. Mengingat pengembangan wisata bahari yang mudah rusak, ruang untuk pengunjun sangat terbatas dan tidak bersifat mass tourism, maka perlu penentuan daya dukung kawasan. Metode yang diperkenalkan untuk menghitung daya dukung pengembangan ekowisata alam adalah dengan menggunakan konsep daya dukung kawasan DDK. DDk adalah jumlah maksimum pengunjung secara fisik dapat ditampunhg di kawasan yang disediakan pada waktu tertentu tanpa menimbulkan ganguan pada alam dan manusia. Perhitungan DDK dalam bentuk rumus adalah sebagai berikut Yulianda, 2007: Keterangan: DDK : Daya Dukung Kawasan K : Potensi Ekologis pengunjung per satu unit area Lp : Luas Area atau Panjang area yang dimanfaatkan Lt : Unit area untuk kategori tertentu Wt : Waktu yang disediakan oleh kawasan untuk kegiatan wisata dalam satu hari Wp : Waktu yang dihabiskan oleh pengunjung untuk setaip kegiatan tertentu Menurut Yulianda 2007 daya dukung kawasan disesuaikan karakteristik sumberdaya dan peruntukan. Misalanya, daya dukung wisata selam ditentukan sebaran dan kondisi terumbu karang, daya dukung wisata pantai ditentukan panjangluas dan kondisi pantai. Kebutuhan manusia akan ruang yang diasumsikan dengan keperluan ruang horisontaluntuk dapat bergerak bebas dan tidak merasa tergangu oleh pengunjun lain. Tabel 3. Potensi ekologis pengunjung K dan Luas Area Kegiatan Lt Jenis Kegiatan K ∑Pengunjung Unit area Lt Keterangan Snorkling 1 500 m2 Setiap 1 orang dalam 50 m x 5 m Wisata lamun 1 250 m2 Setiap 1 orang dalam 50 m x 5 m Rekreasi pantai 1 50 m 1 orang dalam 50 m panjang pantai Kegiatan olah raga 1 50 m 1 orang dalam 50 m panjang pantai Sumber: Yulianda 2007

3.6.4. Analysis strength, weakness, opportunity, threat SWOT