4.3.2. Daya dukung
Daya dukung yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan kawasaan yang telah di rekomendasikan untuk kegiatan wisata lamun dalam
menerima sejumlah wisatawan dengan intensitas penggunaan maksimum terhadap sumberdaya alam yang berlangsung secara terus-menerus dalam satu hari tanpa
merusak lingkungan. Analisis daya dukung wisata diperlukn agar kegiatan wisata lamaun yang dikembangkan di Desa Teluk Bakau dapat berkelanjutan. Daya dukung
setiap kawasan berbeda antara terkait dengan jenis kegiatan wisata yang akan dikembangkan Desa Teluk Bakau yaitu wisata lamun. Nilai DDK diperoleh dari
perkalian pontensi ekologis pengunjung per satuan unit area K, luasa area atau panjang area yang dapat dimanfaatkan Lp dengan waktu yang disediakan oleh
kawasan untuk kegiatan wisata lamun dalam satu hari WT, kemudian dilakukan pembagian dengan unit area untuk kategori wisata lamunLt dan waktu yang
dihabiskan oleh pengunjunguntuk kegiatan wisata lamun Wp. Dengan baku mutu yang telah ditelah ditentukan wisata lamun memiliki K= 1, Wt= 4 jamhari, Wp= 2
jamhari, dan Lt= 250 m
2
dan nilai LP yang diperoleh dari peta sebaran lamun dengan kategori yang cukup sesuai yaitu sebesar 2313400 m, sehingga diperoleh
daya dukung kawasan DDK 18507 orang Berdasarkan PP No.181994 tentang pengusahaan pariwisata alam di zona
pemanfaatan lamun taman nasional dan taman wiasata alam, maka luas areal yang dikembangkan adalah 10 dari luas zona pemanfaata Yulianda, 2007 sehingga
daya dukung kawasan dalam kawasan konversi perlu dibatasi dengan daya dukung pemanfaatan DDP, nilai DDP di Desa Teluk Bakau sebanyak 1851 orang dalam
satu hari.
4.4. Kondisi Lingkungan Sosial
4.4.1. Karakteristik responden wisatawan
Wawancara terhadap pengunjung dilakukan pada hari sabtu, minggu dan hari libur nasional. Hal ini dilakukan karena pada hari tersebut merupakan puncak
kunjungan kawasan di Desa Teluk Bakau. Karateristik demografi dari wisatawan di Desa Teluk Bakau diantaranya komposisi jenis kelamin, usia, asal, tingkat
pendidikan, perkerjaan, pendapatan perbulan dan biaya yang dilakukan untuk berwisata dengan jumlah responden sebanyak 30 orang.
A. komposisi jenis kelamin Jumlah responden wisatawan adalah 30 orang yang terdiri dari 67 laki
– laki dan 33 perempuan. Wisatawan laki
– laki lebih dominan ini dikarenakan laki – laki lebih tertarik untuk melakukan kegiatan wisata di Teluk Bakau seperti
memancing dan wisata berenang.
Gambar 6. komposisi jenis kelamin wisatawan B. Usia
Wisatawan yang paling banyak ditemui dan lebih tertarik untuk melakukan kegiatan wisata di Teluk Bakau sebagian besar berusia 26
– 30 tahun 60, Hal ini disebabkan pengunjung berasal dari perguruan tinggi dan pegawai negeri sipil serta
buruh yang memiliki tujuan untuk menikmati keindahan Teluk Bakau.
Gambar 7. Komposisi usia wisatwan
C. Asal Asal daerah wisatawan dibuat berdasarkan tempat tinggal wisatawan.
Wisatawan yang ditemui 67 berasal dari Tanjung Pinang, 7 berasal dari Palembang , dan 13 berasal dari Jakarta dan Batam. Tanjung Pinang merupakan
daerah yang paling strategis untuk mencapai daerah wisata Teluk Bakau. Akesesibilitasnya mudah dan tidak terlalu jauh dari Tanjung Pinang. Sehingga
wisatawan yang berkunjung ke Teluk Bakau lebih banyak berasal dari Tanjung Pinang. Sedangkan wisatawan diluar Tanjung Pinang selain melakukan wisata,
mereka juga melakukan penelitian di tempat tersebut.
Gambar 8. Asal wisatawan D. Tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan wisatawan ditentukan berdasarkan ijazah atau tingkat pendidikan formal terakhir. Tingkat pendidikan wisatawan berpengaruh terhadap
kelestarian objek wisata. Semakin tinggi pendidikan wisatawan maka cenderung semakin tinggi pula pengetahuan wisatawan tentang arti pentingnya menjaga
kelestarian lingkungan. Oleh karena itu, kegiatan – kegiatan vandalism seperti
mencoret – coret sarana dan prasarana, membuang sampah sembarangan dan berbuat
keributan yang dapat meresahkan masyarakat setempat tidak akan terjadi. Wisatawan dengan tingkat pendidikan Sekolah Menengah Pertama sebesar 27,
sebesar 20 wisatawan merupakan lulusan S1 dan yang paling banyak sebesar 53 wisatawan merupakan lulusan Sekolah Menengah Akhir.
Gambar 9. Komposisi Tingkat pendidikan E. Pekerjaan
Berdasarkan jenis perkerjaan, wisatawan yang dating ke kawasan Teluk Bakau terbagi jadi 5 golongan. Wisatawan yang paling banyak datang yaitu Pegawai
Negeri Sipil PNS sebanyak 33. Sebanyak 13 wisatawan berprofesi sebagai pelajar, sebanyak 14 wisatawan berprofesi sebagai pegawai swasta, sebanyak
20 wisatawan berprofesi sebagai wiraswasta dan buruh. Wisatawan yang berkunjung ke kawasan wisata selain melakukan wisata, melakukan kegiatan
penelitian juga.
Gambar 10. Jenis pekerjaan wisatawan F. Pendapatan perbulan
Wisatawan yang telah berkerja sebanyak 26 orang 87 dan 4 orang wisatawan yang belum berkerja dengan berprofesi sebagai pelajar yang sedang
melakukan penelitian di Teluk Bakau. Wisatawan yang telah berkerja memiliki pendapatan yang berbeda
– beda. Dari 26 orang wisatawan yang telah berkerja tersebut, wisatawan yang memiliki penghasilan perbulan diantara Rp.500.000,000
– Rp.1.000.000,00 yaitu sebesar 13, wisatawan yang memiliki penghasilan antara
Rp.1.000.000,00 – Rp.2.000.000,00 yaitu sebesar 20 dan wisatawan yang
memiliki pendapatan diatas Rp.2.000.000,00 sebesar 67. Jumlah pendapatan responden pengunjung di kawasan wisata Teluk Bakau termasuk cukup besar. Hal
ini menunjukkan tingkat kemampuan pengunjung untuk datang ke tempat wisata dan membelanjakan uangnya untuk memperoleh kepuasan di tempat tersebut.
Gambar 11. Tingkat pendapatan wisatawan perbulan G. Biaya yang dikeluarkan untuk berwisata
Biaya yang dikeluarkan wisatawan untuk berekreasi di Teluk Bakau bervariasi bergantung pada tempat tinggal, jenis kenderaan, tenpat penginapan dan
jenis rekreasi yang dituju misalnya seperti memancing, berenang dan banana boat yang membutuhkan penyewaan alat sehingga biaya yang dikeluarkan lebih banyak
dibandingkan dengan wisatawan yang hanya menikmati keindahan alam. Sebesar 33 mengeluarkan biaya diatas Rp.6.000.000,00 merupakan wisatawan yang
berasal dari luar Tanjung Pinang yang mengeluarkan biaya lebih untuk membayar biaya penginapan dan menikmati wahana wisata lainnya, misalnya banana boat.
Gambar 12. Biaya yang dikeluarkan wisatawan Sebesar 33 wisatawan mengeluarkan biaya sebesar Rp.100.000,00 sd
Rp.200.000,00 dan Rp. 600.000,00.
4.4.2. Persepsi responden wisatawan Karakteristik psikografi