149
f. Kegiatan Luar Siswa
Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa kegiatan luar siswa tidak terlalu menghambat hasil belajar, terbukti dari
persentase hambatan mencapai 13,88. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan organisasi di sekitar rumah maupun ekstrakurikuler yang
diikuti tidak terlalu banyak, waktu bermain PS pun jarang. Kursus diluar pelajaran yang diiukuti pun juga jarang. Selain itu mereka juga
jarang mengikuti kegiatan olahraga selain jam pelajaran di sekolah. Meskipun kegiatan luar siswa tidak terlalu banyak namun kenyataan
menunjukkan bahwa jam belajar siswa relatif kecil, hal ini berarti waktu di luar sekolah kurang digunakan untuk belajar dengan baik.
Mereka cenderung lebih suka bermain. Kondisi inilah yang memungkinkan mengapa hasil belajar yang diperoleh kurang optimal.
g. Teman Bergaul
Rata-rata hambatan belajar siswa berkaitan dengan teman bergaul relatif kecil yaitu mencapai 13,76. Hal ini berarti bahwa
teman bergaul kurang menghambat belajar siswa. Teman bergaul siswa sebagian besar bersekolah, namun kenyataan hasil belajar yang
dicapai kurang optimal. Kondisi ini dikarenakan teman bergaul mereka tidak berkelompok untuk belajar bersama, namun cenderung hanya
sebagai teman bermain. Banyak faktor yang mempengaruhi siswa lebih tertarik bermain dari pada belajar bersama di antaranya sebagian besar
orang tua siswa bekerja sebagai wiraswasta dan buruh yang bekerja dari pagi hingga sore hari, sehingga kurang mengontrol jam bermain
150
anak. Ditambah lagi hampir sebagian besar siswa ke sekolah mengunakan sepeda. Kebanyakan dari mereka setelah pulang sekolah
jarang yang langsung pulang ke rumah tapi bermain sepeda sampai sore. Kondisi inilah yang menjadikan hasil belajar siswa kurang
memuaskan meskipun sebagian besar teman bergaulnya kebanyakan sama-sama bersekolah.
h. Disiplin Siswa
Hasil analisis data menunjukkan bahwa disiplin siswa tidak terlalu menjadi faktor yang berpengaruh terhadap kesulitan belajar,
karena rata-rata hambatannya relatif kecil yaitu mencapai 11,83. Berdasarkan dari data sebagian besar siswa berangkat sekolah dan
jarang terlambat. Sebanyak 46,2 siswa hanya sekali tidak masuk dalam sebulan, dan 44,4 siswa selalu masuk. Ditinjau dari
keterlambatannya, sebanyak 76,9 siswa tidak pernah terlambat dan 18,9 yang terlambat 1-2 kali dalam sebulan. Kondisi ini menunjukan
bahwa disiplin siswa untuk bersekolah tinggi. Namun demikian, hasil belajar yang diperoleh ternyata belum optimal. Hal ini dikarenakan
keberangkatan siswa untuk sekolah hanya sebagai rutinitas untuk memenuhi keinginan orang tua. Terbukti saat mengikuti pelajaran
mereka kurang aktif bertanya maupun mengemukakan pendapat. Secara umum mereka hanya datang, duduk, mendengarkan, dan diam.
Kondisi inilah yang menyebabkan bahwa disiplin yang tinggi tidak selalu menjamin hasil belajar yang tinggi pula.
151
i. Dukungan dari Orang Lain