142
buku fiksi. Ruang komputer juga kurang lebar sehingga hanya mampu menampung 8 unit komputer dan pemakaiannya harus bergantian. Ruang
laboratorium MIPA juga tidak sepenuhnya digunakan untuk praktek mata pelajaran biologi dan fisika tetapi terkadang digunakan untuk ruang rapat
guru, ruang osis, dan ruang main band. Lapangan basket yang dimiliki juga digunakan untuk upacara dan untuk kegiatan olahraga yang lain.
Secara umum fasilitas yang dimiliki sekolah dari segi pemanfaatan sudah cukup baik, tetapi dari segi kualitas masih sangat kurang. Dan kondisi
fasilitas sekolah yang kurang memadai inilah yang menjadi salah satu hambatan siswa mengalami kesulitan dalam belajarnya.
2. Faktor-faktor Kesulitan Belajar Ekonomi pada Siswa SMP Negeri 38
Semarang
Berkaitan dengan pelajaran ekonomi ada beberapa faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa. Berdasarkan hasil analisis faktor
menunjukkan bahwa ada sembilan faktor kesulitan belajar yaitu: kemampuan siswa, kegiatan luar siswa, pemenuhan kebutuhan siswa,
minat siswa, dukungan dari orang lain, disiplin siswa, sumber belajar, teman bergaul dan materi pelajaran. Adapun kesembilan faktor kesulitan
belajar siswa di antaranya :
a. Sumber Belajar
Dari kesembilan faktor tersebut, faktor yang paling menghambat adalah sumber belajar yaitu 63,31. Hal ini
menunjukkan bahwa kesulitan belajar siswa lebih dominan karena faktor kurangnya sumber belajar seperti buku-buku literatur dan buku
143
paket yang digunakan. Sumber belajar erat hubungannya dengan cara belajar siswa, karena sumber belajar yang dipakai oleh guru pada
waktu mengajar dipakai pula oleh siswa untuk menerima bahan yang diajarkan. Sumber belajar yang lengkap dan tepat akan memperlancar
penerimaan bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa. Jika siswa mudah menerima pelajaran dan menguasainya maka belajarnya akan
menjadi lebih giat dan lebih maju. Kenyataan di lapangan ketersediaan buku paket ekonomi
khususnya bagi kelas 3 kurang memadai. Kekurangan buku paket ini dikarenakan angkatan sebelumnya hanya ada 3 kelas sedangkan
angkatan 20052006 ada 4 kelas, sehingga pihak perpustakaan kekurangan buku paket dan hanya bisa meminjamkan 1 buku paket
untuk 2 orang siswa. Peminjaman 1 buku untuk 2 siswa menyebabkan siswa kurang
merasa memiliki buku tersebut dan cenderung mengandalkan satu teman untuk membawanya. Bahkan tak jarang yang meninggalkan
buku paket di laci meja untuk menghindari lupa membawanya. Kebiasaan ini tentunya berpengaruh kurang baik bagi belajar siswa
karena buku paketnya sering ditinggal di sekolah. Idealnya satu siswa dipinjami satu buku paket untuk masing-masing pelajaran sehingga
siswa merasa memiliki dan bertanggung jawab terhadap buku tersebut dan dapat memanfaatkannya dengan baik.
144
Selain buku paket yang kurang memadai, keberadaan buku literatur ekonomi hampir tidak ada sama sekali begitu pula dengan
buku literatur untuk mata pelajaran yang lain. Tidak adanya buku literatur ini terkait dengan keberadaan perpustakaan yang ada di SMP
Negeri 38 Semarang. Perpustakaan di SMP Negeri 38 Semarang belum optimal dalam penggunaannya karena banyak kendala yang dihadapi
di antaranya tempat yang terlalu sempit dan koleksi buku yang masih sedikit. Perpustakaan di SMP Negeri 38 Semarang hanya berukuran 3
x 5 m sedangkan koleksi bukunya ada 4000 buku yang meliputi buku paket dan buku fiksi. Tempat yang terlalu sempit menjadi kendala bila
banyak siswa yang mau membaca di perpustakaan. Sehingga siswa lebih memanfaatkan waktu istirahat untuk jajan di kantin dari pada
membaca di perpustakaan. Dan tidak menutup kemungkinan perpustakaan yang kurang kondusif inilah yang menyebabkan minat
baca rendah di kalangan siswa SMP negeri 38 Semarang.
b. Faktor Kemampuan Siswa