31
3. Tingkat Kesukaran
Sudijono 2004: 372 mengatakan bahwa suatu tes dikatakan baik jika memiliki derajat kesukaran sedang, tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah. Perhitungan
tingkat kesukaran suatu butir soal digunakan rumus sebagai berikut:
=
Keterangan: P
= indeks kesukaran item soal N
p
= Jumlah skor yangberhasil dijawab siswa N
= Jumlah siswa yang mengikuti tes
Untuk menginterpretasikan tingkat kesukaran suatu butir soal digunakan kriteria indeks kesukaran dari Witherington Sudijono,2014:373 sebagai berikut:
Tabel 3.5 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran Nilai
Interpretasi
TK 0,25 Sangat Sukar
0,25 ≤
TK
≤ 0,75 Cukup sedang
TK 0,75 Sangat Mudah
Berdasarkan hasil perhitungan uji coba instrumen tes, diperoleh bahwa nilai tingkat kesukaran tes adalah 0,26 sampai dengan 0,49.
Hal ini menunjukkan bahwa instrumen tes yang diujicobakan memiliki tingkat kesukaran yang
terkategori cukup sedang. Hasil perhitungan tingkat kesukaran uji coba soal
dapat dilihat pada lampiran C.3 halaman 157.
32
4. Daya Pembeda Discrimination Power
Analisis daya pembeda dilakukan untuk mengetahui apakah suatu butir soal dapat membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dan siswa yang berkemampuan
rendah. Untuk menghitung daya pembeda, terlebih dahulu diurutkan dari siswa yang memperoleh nilai tertinggi sampai siswa yang memperoleh nilai terendah.
Kemudian diambil 27 siswa yang memperoleh nilai tertinggi disebut kelompok atas dan 27 siswa yang memperoleh nilai terendah disebut kelompok bawah.
Sudijono 2004: 389-390 mengungkapkan menghitung indeks daya pembeda digunkan rumus:
= ,
= =
Keterangan : D : indeks daya pembeda satu butir soal tertentu
P
A
: jumlah skor kelompok atas pada butir soal yang diolah P
B
: jumlah skor kelompok bawah pada butir soal yang diolah B
A
:banyaknya siswa yang benjawab benar kelompok atas pada butir soal yang diolah
B
B
: banyaknya siswa yang benjawab benar kelompok bawah pada butir soal yang diolah
J
A
: Jumlah siswa yang termasuk kelas atas J
B :
jumlah siswa yang termasuk kelompok bawah Hasil perhitungan daya pembeda diinterpretasi berdasarkan klasifikasi menurut
Sudijono 2004:1389 yang tertera pada Tabel 3.6 berikut:
Tabel 3.6 Interpretasi Nilai Daya Pembeda Nilai
Interpretasi
-1,00 DP 0,00 Sangat Buruk
0,00 ≤ DP ≤ 0,19 Buruk
0,20 ≤ DP ≤ 0,39 Sedang
0,40 ≤ DP ≤ 0,70 Baik
0,70 ≤ DP ≤ 1,00 Sangat Baik
33 Berdasarkan hasil perhitungan uji coba instrumen tes, diperoleh bahwa nilai daya
pembeda tes adalah 0,30 sampai dengan 0,49. Hal ini menunjukkan bahwa
instrumen tes yang diujicobakan memiliki daya pembeda yang sedang dan baik. Hasil perhitungan daya pembeda uji coba soal dapat dilihat pada lampiran C.3
halaman 157.
Setelah dilakukan analisis reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran soal tes kemampuan komunikasi matematis diperoleh rekapitulasi hasil tes uji coba dan
kesimpulan yang disajikan pada Tabel 3.7.
Tabel 3.7 Rekapitulasi Hasil Tes Uji Coba No
Soal Reliabilitas
Daya Pembeda Tingkat
Kesukaran Kesimpulan
1 0,72
Reliabilitas tinggi
0,33 sedang 0,4 9 sedang
Dipakai 2a
0,49 baik 0,46 sedang
Dipakai 2b
0,49 baik 0,31 sedang
Dipakai 2c
0,30 sedang 0,28 sedang
Dipakai 3
0.33 sedang 0,26 sedang
Dipakai
Dari Tabel 3.7 terlihat bahwa koefisien reliabilitas soal adalah 0,62 yang berarti soal memiliki reliabilitas yang tinggi. Daya pembeda untuk soal nomor 2a dan 2b
dikategorikan baik dan untuk nomor soal 1, 2c dan 3 dikategorikan sedang, sedangkan tingkat kesukaran untuk nomor 1 sampai dengan 3 dikategorikan
sedang, oleh karena itu semua soal sudah valid dan sudah memenuhi kriteria reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran yang sudah ditentukan maka soal
tes kemampuan komunikasi matematis yang disusun layak digunakan untuk mengumpulkan data kemampuan komunikasi matematis.