Ruang Lingkup Penelitian PENDAHULUAN

12 Komunikasi juga merupakan salah satu kemampuan yang perlu dikuasai siswa dalam pembelajaran matematika. Hal ini sejalan dengan pendapat Shadiq 2004:18 yang menyebutkan bahwa selain penalaran dan pemecahan masalah, kemampuan mengkomunikasikan ide, pikiran, ataupun pendapat sangatlah penting. Kemampuan komunikasi matematis dijadikan sebagai salah satu tujuan dalam pembelajaran matematika yang termuat dalam Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah tahun 2006. Wardhani 2008:19 menyatakan bahwa siswa dikatakan mampu dalam komunikasi matematis bila ia dapat mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. Sumarmo dalam Yonandi 2011: 133 menyatakan bahwa komunikasi matematis merupakan keterampilan menyampaikan ide atau gagasan dalam bahasa sehari-hari atau dalam bahasa simbol matematika. Sumarmo juga menyatakan bahwa kegiatan yang tergolong pada komunikasi matematis yaitu 1 menyatakan suatu situasi, gambar, diagram, atau benda nyata ke dalam bahasa, simbol, ide, atau model matematik; 2 menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematis secara lisan atau tulisan; 3 mendengarkan, berdiskusi, dan menulis tentang matematika; 4 membaca dengan pemahaman suatu representasi matematis tertulis; 5 membuat konjektur, menyusun argumen, merumuskan definisi, dan generalisasi; 6 mengungkapkan kembali suatu uraian atau paragrap matematika dalam bahasa sendiri. Ansari 2004: 83 menyebutkan indikator kemampuan komunikasi matematis siswa, yaitu a. Menggambardrawing, yaitu merefleksikan benda-benda nyata, gambar, dan diagram ke dalam ide-ide matematika, atau sebaliknya dari ide-ide matematika ke dalam gambar atau diagram. 13 b. Ekspresi matematikamathematical expression, yaitu mengekspresikan konsep matematika dengan menyatakan peristiwa sehari-hari ke dalam bahasa atau simbol matematika. c. Menuliswritten text, yaitu memberikan jawaban dengan menggunakan bahasa sendiri, membuat model situasi atau persoalan menggunakan bahasa lisan, tulisan, grafik, dan aljabar. Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, kemampuan komunikasi matematis merupakan kemampuan siswa dalam mengungkapkan ide, gagasan dan pemikiran matematisnya dalam bentuk lisan, tulisan maupun gambar dengan bahasa yang tepat serta dapat memahami representasi matematis dengan baik. Dalam penelitian ini, indikator kemampuan komunikasi matematis yang digunakan yaitu a. Menggambarkan situasi masalah dan menyatakan solusi masalah mengguna- kan gambar, bagan, tabel, atau secara aljabar. b. Menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematika secara tulisan. c. Menggunakan ekspresi, simbol, atau lambang matematika secara tepat.

2. Model Discovery Learning

Menurut Sund Roestiyah, 2008: 20 discovery adalah proses mental dimana siswa mampu mengasimilasikan suatu konsep atau prinsip. Proses mental tersebut ialah mengamati, mencerna, mengerti, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, dan membuat kesimpulan. Bruner Mulyatiningsih, 2012:235 mengemukakan bahwa discovery learning merupakan model pembelajaran kognitif yang menuntut guru lebih kreatif menciptakan situasi yang dapat membuat siswa lebih aktif menemukan pengetahuan sendiri. 14 Sardiman 2005:145 mengungkapkan bahwa dalam mengaplikasikan model pembelajaran discovery learning guru berperan sebagai pembimbing dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara aktif, sebagaimana guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan. Kondisi seperti ini akan merubah kegiatan belajar mengajar yang teacher oriented menjadi student oriented, karena guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menemukan konsep, teori, aturan, atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya. Menurut Hanafiah 2010 terdapat tiga fungsi discovery learning, yaitu: 1 Membangun komitmen diantara siswa untuk belajar yang diwujudkan dalam keterlibatan, kesungguhan, dan loyalitas terhadap mencari dan menemukan konsep. 2 Membangun sikap aktif, kreatif dan inovatif. 3 Membangun sikap percaya diri dan terbuka terhadap hasil temuannya. Menurut Depdikbud 2014: 51 dalam mengaplikasikan model pembelajaran discovery di kelas, ada beberapa prosedur yang harus dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar secara umum sebagai berikut: 1. Stimulation Stimulasipemberian rangsangan 2. Problem Statement pernyataanidentifikasi masalah 3. Data Collection pengumpulan data 4. Data Processing pengolahan data 5. Verification pembuktian 6. Generalization menarik kesimpulangeneralisasi

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 10 51

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 1 Kota Agung Barat Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 6 42

PEGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 20 203

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING DITINJAU DARI PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Al-Kautsar Bandar Lampung T.P.2014/2015)

2 7 45

EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 7 Bandarlampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015)

1 14 60

EFEKTIVITAS MODEL DISCOVERY LEARNING DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2014-2015)

1 13 58

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Xaverius 2 Bandarlampung Semester Genap T.P. 2014/2015)

0 6 57

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI DAN SELF CONFIDENCE MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 8 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2014-2015)

0 13 64

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PROBING-PROMPTING DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 9 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2014/2015)

0 12 50

EFEKTIVITAS PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 8 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2014/2015)

0 4 60