Kerangka Pikir TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

23 5. Verification Pembktian, pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil data processing. Berdasarkan hasil pengolahan data dan tafsiran, atau informasi yang ada, pernyataan atau hipotesis yang telah dirumuskan terdahulu itu kemudian dicek, apakah terjawab atau tidak, apakah terbukti atau tidak. 6. Generalization menarik kesimpulan, tahapan ini merupakan proses menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi. Berdasarkan hasil verifikasi maka dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi. Setelah menarik kesimpulan siswa harus memperhatikan proses generalisasi yang menekankan pentingnya penguasaan pelajaran atas makna dan kaidah atau prinsip-prinsip yang luas yang mendasari pengalaman seseorang, serta pentingnya proses pengaturan dan generalisasi dari pengalaman-pengalaman itu. Dalam discovery learning, siswa tidak hanya sekedar menerima pelajaran seutuhnya, tetapi juga terlibat langsung dalam mengkomunikasikan hasil analisisnya melalui tahapan atau langkah-langkah pembelajaran. Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa model discovery learning diduga efektif dalam meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa. 24

C. Anggapan Dasar

Penelitian ini mempunyai anggapan dasar sebagai berikut. 1. Seluruh siswa kelas VIII semester ganjil SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung tahun pelajaran 20162017 memperoleh materi yang sama dan sesuai dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan KTSP. 2. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi kemampuan komunikasi matematis siswa selain model pembelajaran dikendalikan sehingga memberikan pengaruh yang sangat kecil sehingga dapat diabaikan.

D. Hipotesis Penelitian

1. Hipotesis Umum Model discovery learning efektif ditinjau dari kemampuan komunikasi matematis siswa dan presentase kemampuan komunikasi terkategori baik. 2. Hipotesis Khusus a. Peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan model discovery lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang belajar dengan pembelajaran konvensional. b. Siswa yang memiliki kemampuan komunikasi matematis yang baik setelah pembelajaran discovery lebih dari atau sama dengan 60. 25

III. METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel

Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 20162017 di SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII yang terdistribusi dalam tiga kelas dari VIII A hingga VIII C dengan jumlah siswa sebanyak 123 siswa yang diajar oleh guru yang sama dan memiliki kemampuan komunikasi yang hampir sama. Tabel 3.1. Rata-rata Nilai Kelas VIII SMP Muhammadiyah 3Bandarlampung No Kelas Rata-rata Nilai 1. VIII A 56,463 2. VIII B 55,978 3. VIII C 60,561 Dari ketiga kelas tersebut dipilih dua kelas dengan menggunakan teknik cluster random sampling Sugiyono,2001:59 dan terpilihlah kelas VIII A sebagai kelas kontrol dengan jumlah siswa sebanyak 37 siswa dan kelas VIII B sebagai kelas eksperimen dengan jumlah siswa 37 siswa.

B. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan eksperimen semu quasi experiment. Desain yang digunakan adalah pretest-posttest control group design. 26 Tabel 3.2. Desain Penelitian kelompok Pretest Perlakuan Posttest E -O X O K -O C O Diadaptasi dari Fraenkel dan Wallen 1998 : 273 Keterangan: E : Kelas eksperimen K : kelas kontrol X : Discovery learning C : pembelajaran konvensional Y 1 : kemampuan komunikasi matematis siswa sebelum diberikan perlakuan Y 2 : kemampuan komunikasi matematis siswa setelah diberikan perlakuan

C. Data Penelitian

Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data kemampuan komunikasi matematis yang didapat dari hasil pretest, hasil posttest, dan data gain. Data ini berupa data kuantitatif.

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dikelompokkan dalam tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir. Berikut uraian masing-masing tahap yaitu:

1. Tahap persiapan

a. Melakukan observasi dan wawancara dengan guru matematika untuk mengetahui karakteristik populasi yang ada, serta proses pembelajaran yang biasa dilakukan guru matematika di SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung. b. Menentukan sampel penelitian. Pemilihan sampel penelitian dilakukan dengan cluster random sampling. 27 c. Menentukan materi yang akan digunakan pada saat penelitian dan waktu penelitian. d. Menyusun proposal penelitian. e. Menyusun perangkat pembelajaran dan instrumen tes untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol. f. Melakukan validasi dan uji coba instrumen penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Melaksanakan pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. b. Melaksanakan pembelajaran matematika pada kelas eskperimen dengan menggunakan model discovery learning dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol. c. Melakukan posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

3. Tahap Akhir

a. Mengumpulkan data yang diperoleh dari sampel terkait hasil tes kemampuan awal dan kemampuan akhir kemampuan komunikasi matematis siswa. b. Mengolah dan menganilisis data hasil penelitian untuk kemudian disimpulkan. c. Menyusun laporan penelitian.

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik tes, berbentuk tes uraian. Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan komunikasi matematis siswa.

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 10 51

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 1 Kota Agung Barat Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 6 42

PEGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 20 203

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING DITINJAU DARI PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Al-Kautsar Bandar Lampung T.P.2014/2015)

2 7 45

EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 7 Bandarlampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015)

1 14 60

EFEKTIVITAS MODEL DISCOVERY LEARNING DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2014-2015)

1 13 58

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Xaverius 2 Bandarlampung Semester Genap T.P. 2014/2015)

0 6 57

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI DAN SELF CONFIDENCE MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 8 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2014-2015)

0 13 64

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PROBING-PROMPTING DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 9 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2014/2015)

0 12 50

EFEKTIVITAS PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 8 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2014/2015)

0 4 60