62 Untuk menghasilkan kesetaraan kapasitas maka terlebih dahulu ditetapkan
tingkat kapasitas industri pengolahan nenas dalam hal ini produk industri adalah nenas kaleng. Tingkat kapasitas industri nenas kaleng akan menentukan tingkat
produksi nenas segar dari kebun. Kesetaraan kualitas dicapai dengan mengidentifikasi persyaratan kualitas nenas segar yang dapat digunakan sebagai bahan baku bagi
industri nenas kaleng. Selanjutnya petani diarahkan untuk menghasilkan nenas segar yang sesuai dengan persyaratan tersebut.
Kesetaraan hasil yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio manfaat biaya BCR. Kemitraan petani – industri dinyatakan setara apabila kedua pihak yang
bermitra ini mendapatkan nilai BCR yang sama. Rasio manfaatbiaya dipilih sebagai ukuran kesetaraan karena rasio ini mencerminkan perbandingan antara tingkat
manfaat yang diperoleh dan tingkat usaha yang dilakukan untuk mendapatkan manfaat tersebut. Tingkat manfaat dan biaya tersebut dinyatakan dalam satuan nilai
rupiah sehingga dapat dibandingkan dengan mudah. Penghitungan nilai BCR yang akurat dan dapat diandalkan dapat dilakukan apabila terdapat simetri informasi
menyangkut struktur biaya dari kedua pihak yang terlibat dalam kemitraan, yaitu petani dan pengusaha industri pengolahan nenas.
3. Pelaksanaan Penelitian
a. Waktu dan Tempat
Penelitian lapang dilakukan selama Maret – Oktober 2003 dengan mengambil tempat di Kabupaten Subang, Jawa Barat sentra produksi nenas Jawa
Barat. Penelitian pustaka untuk mendapatkan gambaran tentang model-model kemitraan yang ada juga telah dilakukan dengan meneliti berbagai sumber, di
antaranya model kemitraan yang dilakukan di Saung Mirwan, desa Seuseupan, Bogor, dan PT Sang Hyang Seri, desa Sukamandi, Subang. Kedua perusahaan ini
Formatted: Swedish Sweden
63 menerapkan pola kemitraan subkontrak dengan petani di sekitar lokasi usaha
perusahaan.
b. Teknik Pengumpulan Data
Data primer diperoleh dengan menggunakan kuesioner dan wawancara terhadap sumber-sumber informasi dan pakar di Departemen Pertanian, Dinas
Koperasi dan PKM Subang, Departemen Perindustrian dan Perdagangan, Departemen Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan, dan Pusat Studi
Pembangunan IPB, Bogor, dan Balai Teknologi Tepat Guna LIPI, Subang . Wawancara juga dilakukan terhadap petani dan pengusaha nenas di Subang.
Narasumber dipilih secara purposif dengan pertimbangan para narasumber ini memiliki pengetahuan dan pengalaman yang relevan dengan penelitian yang
dilakukan. Nama-nama narasumber yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Prof. Dr. Ir. Bunasor Sanim, Fakultas Ekonomi Manajemen IPB. 2. Dr. Ir. Bayu Krishnamurti, Pusat Studi Pembangunan IPB.
3. Ir. Yoyoh Indaryanti, Pusat Studi Pembangunan IPB. 4. Endang Siswandar, MSi, Dinas Koperasi dan PKM Kabupaten Subang
dan mantan Ketua Masyarakat Pernenasan Subang. 5. Drs. Ugit Sugiarto, Dinas Koperasi dan PKM Kabupaten Subang
6. Dr. Dedi Mulyadi, MSi, Departemen Perindustrian. 7. Asmawaty Hasboellah, MM., Departemen Transmigrasi dan Pemukiman
Perambah Hutan. 8. Rita Tania Lubis, MM., Departemen Pertanian.
9. Ir. Agus Triyono , M.Sc.,Balai Teknologi Tepat Guna LIPI, Subang.
Formatted: Swedish Sweden
Formatted: Swedish Sweden
Formatted: Swedish Sweden
Formatted: Swedish Sweden
64 10. Ir. Dadang D. Hidayat, M.Eng.Sc.,Balai Teknologi Tepat Guna LIPI,
Subang. 11. Ir. Dicky, M.Sc.,Balai Teknologi Tepat Guna LIPI, Subang
12. Dr. Triyono, Departemen Koperasi dan PKM. 13. Popon Rosmayati, MSi., Departemen Koperasi dan PKM.
14. Wu Tien Shih, PT INNI, Karawang. 15. Sudarsono, PT INNI, Karawang.
16. Yanto S. ST., PT INNI, Karawang. 17. W. Irianto, Petani Nenas dan Pengusaha Dodol Nenas Subang
18. Cucu, anggota kelompok tani Mekar Sari, Subang. Data sekunder juga diperoleh dari sumber-sumber di atas serta Badan Pusat
Statistik. Studi pustaka dilakukan untuk mendapatkan landasan dan kerangka teoretis
dalam menganalisis data dan mengajukan alternatif saran strategi pengembangan agroindustri nenas dengan pendekatan kemitraan setara. Studi pustaka juga
dilakukan untuk mendapatkan informasi awal tentang perkembangan agroindustri nenas di Indonesia.
c. Analisis Data