60 Untuk mendapatkan model kemitraan setara yang terbaik maka dirancang
langkah -langkah penelitian yang diawali dengan identifikasi faktor-faktor yang berpengaruhberperan penting dalam usaha agroindustri nenas. Selanjutnya faktor-
faktor tersebut diseleksi untuk menghasilkan faktor-faktor utama yang perlu direkayasa untuk menghasilkan kemitraan usaha yang setara antara petani dan
industri.
2. Tahap-tahap Penelitian
Penelitian yang dilakukan dibagi dalam lima tahap, yaitu 1 mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pemilihan produk nenas olahan, 2
mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pemilihan lokasi agroindustri nenas, 3 menganalisis kelayakan usaha agroindustri nenas, 4
menganalisis kelembagaan kemitraan setara dengan menggunakan metode ISM Interpretative Structural Modeling, dan 5 merekayasa model kemitraan setara
untuk usaha agroindustri nenas. Dari penelitian ini dihasilkan model pengembangan usaha agroindustri nenas dengan pendekatan kemitraan setara yang terdiri atas lima
submodel yaitu submodel pemilihan produk nenas olahan, submodel pemilihan lokasi usaha agroindustri nenas, submodel analisis kelayakan usaha agroindustri nenas,
submodel kelembagaan kemitraan setara agroindustri nenas, dan submodel harga kesetaraan. Berdasarkan model tersebut dibuat formulasi kebijakan kemitraan setara
dalam usaha agroindustri nenas. Alur penelitian untuk menghasilkan model kemitraan setara agroindustri nenas disajikan pada Gambar 4.2.
Formatted: Swedish Sweden
61 Gambar 4.
2 . Tahap Penyusunan Model AINI-MS
Mulai •
Alternatif produk nenas •
Kriteria pemilihan •
Bobot kriteria •
Skor alternatif Sub model pemilihan produk
nenas Produk terpilih
A Mulai
• Alternatif Lokasi AIN
• Kriteria pemilihan
• Bobot kriteria
• Skor alternatif
Sub model pemilihan lokasi AIN
Lokasi usaha AIN terpilih B
Submodel kelayakan kebun nenas
• Kriteria kelayakan BC, IRR, PBP, BEP, NPV
Submodel kelayakan usaha pengolahan nenas
• Kriteria kelayakan BC, IRR, PBP, BEP, NPV
• Risiko usaha
Submodel kelayakan usaha integrasi kebun - pabrik
• Kriteria kelayakan BC, IRR, PBP, BEP, NPV
• Risiko usaha
Analisis Sensitivitas OK
SPK Kelayakan usaha AIN
SPK AINI - MS
Formulasi kebijakan kemitraan setara AINI - MS Selesai
A B
Submodel kelembagaan kemitraan setara
Elemen-elemen •
Kebutuhan Program
• Kendala Program
• Tujuan Program
• Indikator tujuan
• Aktivitas Program
• Pelaku yang
terlibat
Formatted: Swedish Sweden Field Code Changed
Formatted: Swedish Sweden Deleted: 2
62 Untuk menghasilkan kesetaraan kapasitas maka terlebih dahulu ditetapkan
tingkat kapasitas industri pengolahan nenas dalam hal ini produk industri adalah nenas kaleng. Tingkat kapasitas industri nenas kaleng akan menentukan tingkat
produksi nenas segar dari kebun. Kesetaraan kualitas dicapai dengan mengidentifikasi persyaratan kualitas nenas segar yang dapat digunakan sebagai bahan baku bagi
industri nenas kaleng. Selanjutnya petani diarahkan untuk menghasilkan nenas segar yang sesuai dengan persyaratan tersebut.
Kesetaraan hasil yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio manfaat biaya BCR. Kemitraan petani – industri dinyatakan setara apabila kedua pihak yang
bermitra ini mendapatkan nilai BCR yang sama. Rasio manfaatbiaya dipilih sebagai ukuran kesetaraan karena rasio ini mencerminkan perbandingan antara tingkat
manfaat yang diperoleh dan tingkat usaha yang dilakukan untuk mendapatkan manfaat tersebut. Tingkat manfaat dan biaya tersebut dinyatakan dalam satuan nilai
rupiah sehingga dapat dibandingkan dengan mudah. Penghitungan nilai BCR yang akurat dan dapat diandalkan dapat dilakukan apabila terdapat simetri informasi
menyangkut struktur biaya dari kedua pihak yang terlibat dalam kemitraan, yaitu petani dan pengusaha industri pengolahan nenas.
3. Pelaksanaan Penelitian