VII. ANALISIS SITUASI USAHA PERKEBUNAN DAN AGROINDUSTRI NENAS DI KABUPATEN SUBANG DAN KARAWANG
1. Lokasi Penelitian Lapang
Penelitian lapang dilakukan di Kabupaten Subang, Jawa Barat, khususnya usaha perkebunan nenas rakyat dan usaha agroindustri kecil dodol nenas di Kecamatan
Jalancagak, serta pabrik pengalengan nenas di Karawang, Jawa Barat. Perkebunan nenas rakyat di Jalancagak merupakan sebagian dari kegiatan perkebunan nenas di
Subang yang tersebar di 5 lima kecamatan d i wilayah Kabupaten tersebut. Sebagian lahan perkebunan nenas di Jalancagak merupakan tanah garapan yang sebelumnya
dikuasai oleh PTP dan sebagian lagi tanah rakyat. Pabrik pengalengan nenas di Karawang, yaitu PT INNI sepenuhnya dimiliki swasta dan pabrik tersebut tidak
memiliki kebun nenas sendiri. Pasok bahan baku nenas segar diperoleh dari perkebunan nenas rakyat di Subang. Pabrik pengalengan nenas ini sesungguhnya
mampu mengolah sampai 80 ton nenas segar per hari, tetapi seringkali hanya mengolah 10 ton nenas segar karena kurang lancarnya pasok bahan baku dari Subang.
Kabupaten Subang berada di dalam wilayah Propinsi Jawa Barat, yang di sisi utaranya berbatasan langsung dengan Laut Jawa. Di sebelah selatan, Kabupaten ini
berbatasan dengan Kabupaten Bandung, sementara di sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Karawang dan Purwakarta, dan di sisi Timur berbatasan dengan
Kabupaten Indramayu dan Sumedang. Luas wilayah Kabupaten Subang adalah 2.051,76 km persegi dengan jumlah penduduk sebesar 1.329.838 jiwa. Kabupaten
Subang memiliki kepadatan penduduk rata-rata 648 jiwakm persegi, dengan tingkat kepadatan tertinggi berada di Kecamatan Subang sebesar 2.309 jiwakm persegi dan
tingkat kepadatan terendah di Kecamatan Cijambe sebesar 336 jiwakm persegi. Pada tahun 2001 PDRB Kabupaten Subang mencapai 4,5 trilyun rupiah. BPS, 2003
87
Memasuki era otonomi daerah, Kabupaten Subang telah memilih agribisnis sebagai aktivitas untuk mendorong peningkatan pendapatan masyarakat. Pemilihan ini
terkait dengan potensi sumber daya alam yang dimiliki. Sebagai daerah yang diapit oleh pegunungan dan laut, Subang dapat dibagi ke dalam tiga zona, yaitu, laut,
dataran rendah, dan pegunungan. Zona laut di sebelah utara merupakan sumber kehidupan utama bagi warga Kecamatan Balanakan dan Legonkulon. Hasil ikan laut
dari kedua Kecamatan ini mencapai 14.070 ton atau setara dengan 46 persen produksi perikanan Subang yang sebesar 30.151 ton dengan nilai Rp 334,9 milyar BPS, 2003.
Zona dataran rendah di Subang dimanfaatkan untuk sawah. Kabupaten Subang memiliki areal persawahan terluas ketiga di Jawa Barat, yaitu seluas 84.701 hektar
atau 41,28 persen dari luas total wilayah Subang. Kabupaten di Jawa Barat yang memliki lahan sawah terluas pertama dan kedua adalah Kabupaten Indramayu
118.513 hektar dan Karawang 93.590 hektar. Zona pegunungan di wilayah Subang merupakan areal komoditas perkebunan
seperti kopi, cengkeh, dan teh. Pada tahun 2001 dari areal perkebunan kopi rakyat seluas 446,5 hektar dihasilkan 5.282 ton kopi. Sementara dari perkebunan cengkeh
seluas 670 hektar dihasilkan 1.995 ton cengkeh. Perkebunan teh seluas 296 hektar menghasilkan teh sejumlah 1.895 ton BPS, 2003.
Selain ketiga komoditas perkebunan di atas, Subang juga memiliki kelompok buah-buahan andalan, di antaranya nenas. Pada tahun 2003 Kabupaten Subang
menghasilkan 135.296 ton nenas segar dari luas kebun sekitar 3.500 ha yang sebagian besar berada di wilayah Kecamatan Jalancagak. Namun demikian, perkebunan nenas
rakyat juga terdapat di empat kecamatan lain, yaitu Kecamatan Sagalaherang, Cisalak, Tanjungsiang, dan Cijambe.
88
2. Perkebunan dan Agroindustri Nenas di Subang dan Karawang