105 rincian perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 30. Gambar 8.6 menyajikan
tampilan model kelayakan finansial industri dodol nenas.
Gambar 8.6. Tampilan model kelayakan finansial industri dodol nenas dala m Model AINI-MS.
5. Submodel Kelembagaan Kemitraan Usaha Agroindustri Nenas
Dalam submodel ini digunakan metode ISM guna menganalisis keterkaitan kelembagaan yang terlibat dalam rekayasa kemitraan usaha agroindustri nenas dengan
pendekatan kemitraan setara. Elemen yang dipilih untuk dikaji, seperti telah dikemukakan dalam Bab 6 adalah kebutuhan program, kendala program, tujuan
program, indikator pencapaian tujuan, pelaku-pelaku yang terlibat, dan aktivitas program. Hasil analisis untuk masing-masing elemen tersebut diuraikan secara rinci
berikut ini:
106
Elemen Kebutuhan Program Kemitraan Setara Agroindustri Nenas
Berdasarkan diskusi dengan tiga orang narasumber diperoleh bahwa elemen kebutuhan program kemitraan setara agroindustri nenas dapat diuraikan menjadi 16
subelemen di bawah ini: 1. Terjaminnya harga jual nenas yang layak dan stabil
2. Tersedianya lahan yang sesuai dengan luas yang memadai 3. Keamanan lingkungan
4. Adanya kerjasama usaha yang saling menguntungkan 5. Meningkatnya produktivitas usaha
6. Tersedianya informasi pasar 7. Tersedianya tenaga kerja terampil
8. Meningkatnya posisi tawar petani 9. Terjaminnya pemasaran produk yang dih asilkan
10. Dukungan pemerintah daerah 11. Meningkatnya nilai tambah produk
12. Meningkatnya jaringan pemasaran 13. Pembinaan terhadap petani
14. Iklim usaha yang kondusif 15. Meningkatnya kesempatan kerja
16. Terjaganya kelestarian lingkungan Dari an alisis dengan menggunakan metode ISM, keenambelas subelemen ini
dapat digambarkan dalam bentuk hirarki dan terkelompok ke dalam empat sektor yang masing-masing disajikan dalam Gambar 8.7 dan 8.8. Hasil reachibility matrix
dan interpretasinya ditampilkan pada Tabel 8.6.
107 Tabel 8.6. Matriks reachability untuk elemen Kebutuhan Program Kemitraan Setara
K1 K2
K3 K4
K5 K6
K7 K8
K9 K10
K11 K12
K13 K14
K15 K16
DP R
K1 1
1 6
K2 1
1 8
3 K3
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 11
2 K4
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
11 2
K5 1
1 1
1 1
1 1
7 4
K6 1
1 1
1 1
1 1
1 8
3 K7
1 1
1 1
1 1
1 1
8 3
K8 1
1 1
6 K9
1 1
3 5
K10 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
12 1
K11 1
1 1
1 1
1 1
1 7
4 K12
1 1
1 1
1 1
7 4
K13 1
1 1
1 1
1 1
1 8
3 K14
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
12 1
K15 1
1 6
K16 1
1 6
D 13
5 3
3 11
2 2
12 12
1 11
11 5
1 13
1 R
1 4
5 5
3 6
6 3
2 7
3 3
4 7
1 7
Elemen Kunci : K10 dan K14 Tab el 8.6 menunjukkan bahwa subelemen kunci dari elemen kebutuhan
program kemitraan setara adalah subelemen dukungan Pemerintah Daerah K10 dan iklim usaha yang kondusif K14. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk
menjamin terjalinnya kemitraan setara antara petani-industri dibutuhkan adanya dukungan dari pemerintah daerah Kabupaten Subang serta kebijakan-kebijakan yang
dapat menciptakan iklim usaha yang kondusif.
Gambar 8.7. Matriks DP -D untuk elemen Kebutuhan Program Kemitraan Setara.
108 Gambar 8.7 Driver-power-dependence matrix menunjukkan bahwa
subelemen dukungan pemerintah daerah K10, iklim usaha yang kondusif K14, adanya kerjasama yang saling menguntungkan K4, tersedianya informasi pasar
K6, tersedianya tenaga kerja terampil K7, tersedianya lahan yang sesuai dengan luas yang memadai K2, dan pembinaan terhadap petani K13 merupakan variabel-
variabel yang termasuk dalam sektor IV yang merupakan sektor independen, yaitu berarti bahwa variabel-variabel tersebut mempunyai kekuatan penggerak yang besar
terhadap keberhasilan program kemitraan setara, tetapi kurang bergantung pada program itu sendiri. Subelemen peningkatan produktivitas usaha K5, peningkatan
nilai tambah produk K11, dan pengembangan jaringan pemasaran K12 termasuk dalam sektor III Linkage yang berarti bahwa variabel-variabel tersebut harus dikaji
secara cermat dan hati-hati karena hubungan di antara subelemen tersebut tidak stabil. Setiap tindakan pada subelemen tersebut dapat berdampak besar terhadap
keberhasilankegagalan program dan umpan balik pengaruh subelemen tersebut dapat memperbesar peluang keberhasilan program kemitraan setara petani-industri.
Sementara itu, subelemen terjaminnya pemasaran produk yang dihasilkan K9, meningkatnya posisi tawar petani K8, terjaganya kelestarian lingkungan K16, dan
terjaminnya harga jual yang layak dan stabil K1 termasuk ke dalam sektor dependen sektor I yang artinya variabel-variabel tersebut akan terpengaruh oleh adanya
program kemitraan setara sebagai akibat dilakukannya tindakan-tindakan pada subelemen-subelemen lain di sektor independen dan linkage.
Berdasarkan temuan pada elemen kebutuhan di atas, untuk memastikan berhasilnya program kemitraan setara maka subelemen kebutuhan program yang
termasuk dalam sektor independen dan sektor linkage perlu diperhatikan secara
109 menyeluruh, khususnya oleh pelaku kunci. Kelalaian dalam menangani subelemen-
subelemen tersebut dapat berakibat fatal terhadap keberhasilan program.
K1 K8
K15 K16
K9 K5
K11 K12
K2 K6
K7 K13
K3 K4
K10 K14
Gambar 8.8. Struktur hirarki dari elemen Kebutuhan Program Kemitraan Setara.
Elemen Kendala Utama Program Kemitraan Setara Agroindustri Nenas
Elemen kendala utama program kemitraan setara terdiri dari 15 subelemen sebagai berikut:
1. Terbatasnya teknologi dan manajemen 2. Tidak menentunya ukuran bahan baku nenas segar
3. Rendahnya produktivitas usaha 4. Kurangnya kerjasama yang saling memperkuat
5. Kurangnya kerjasama yang saling menguntungkan 6. Kurangnya kesinambungan pasok bahan baku
7. Terbatasnya modal usaha 8. Rendahnya kualitas bahan baku
9. Lemahnya posisi tawar petani 10. Kurangnya jaringan pemasaran
11. Rendahnya keterkaitan produksi petani dan industri 12. Kecilnya skala usaha
110 13. Rendahnya pemanfaatan kapasitas produksi
14. Kurang seimbangnya pembagian keuntungan dan risiko 15. Kurangnya pembinaan dalam men gembangkan usaha agroindustri nenas
Setelah dianalisis dengan metode ISM, maka elemen kendala yang terdiri atas 15 subelemen tersebut dapat digambarkan dalam bentuk hirarki dan terkelompok ke
dalam empat sektor yang dapat dilihat pada Gambar 8.9 dan 8.10. Hasil reachibility matrix
dan interpretasinya disajikan dalam Tabel 8.7. Tabel 8.7. Matriks reachibility untuk elemen Kendala Program Kemitraan Setara
D1 D2
D3 D4
D5 D6
D7 D8
D9 D10
D11 D12
D13 D14
D15 D P
R D1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 13
2 D2
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
10 4
D3 1
1 8
D4 1
1 1
1 1
1 1
1 1
9 5
D5 1
1 1
1 1
1 1
1 1
9 5
D6 1
1 1
1 1
1 1
1 1
9 5
D7 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
13 2
D8 1
1 1
1 1
1 1
1 1
9 5
D9 1
1 1
1 1
1 1
1 1
9 5
D10 1
1 1
3 6
D11 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
11 3
D12 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 10
4 D13
1 1
2 7
D14 1
1 1
1 1
1 1
1 1
9 5
D15 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
15 1
D 3
5 15
12 12
12 3
12 12
13 2
4 14
12 1
R 7
5 1
4 4
4 7
4 4
3 8
6 2
4 9
Dari Tabel 8.7 tampak bahwa subelemen kunci untuk elemen kendala adalah kurangnya pembinaan dalam mengembangkan agroindustri nenas D15. Artinya, jika
diinginkan program kemitraan setara mencapai hasil yang baik maka perhatian utama perlu ditujukan pada pembinaan dalam mengembangkan usaha agroindustri nenas.
Gambar 8.9. Matriks DP-D untuk elemen Kendala Program Kemitraan Setara.
111 Gambar 8.9 Matriks Driver-Power-Dependence untuk kendala menunjukkan
bahwa subelemen kurangnya pembinaan dalam mengembangkan agroindustri nenas D15, terbatasnya modal usaha D7, rendahnya keterkaitan produksi petani-industri
D11, dan kecilnya skala usaha D12 merupakan variabel yang termasuk dalam sektor independent, yaitu variabel-variabel yang mempunyai kekuatan penggerak
yang besar terhadap keberhasilan program kemitraan setara, tetapi tidak terlalu bergantung pada program itu sendiri. Penanganan yang efektif terhadap variabel-
variabel tersebut akan sangat membantu terwujudnya program kemitraan setara. Subelemen terbatasnya teknologi dan manajemen D1, tidak menentunya ukuran
bahan baku nenas segar D2, rendahny a produktivitas usaha D3, kurangnya kerjasama yang saling menguntungkan D5, kurangnya kesinambungan pasok bahan
baku D6, rendahnya kualitas bahan baku D8, lemahnya posisi tawar petani D9, kurangnya jaringan pemasaran D10, rendahnya pemanfaatan kapasitas produksi
D113, dan kurang seimbangnya pembagian keuntungan dan risiko D14 terkelompok ke dalam sektor III linkage. Ini berarti bahwa subelemen-subelemen
tersebut perlu dikaji secara hati-hati karena hubungan di antara subelemen-subelemen itu tidak stabil. Setiap tindakan terhadap salah satu variabel di sektor ini akan sangat
mempengaruhi keberhasilan program kemitraan setara. Demikian juga, apabila subelemen-subelemen tersebut tidak diperhatikan, program kemitraan setara dapat
mengalami kegagalan.
112
D3 D13
D10 D4
D5 D6
D8 D9
D14 D2
D12 D11
D15 D1
D7
Gambar 8.10. Struktur hirarki dari elemen Kendala Program Kemitraan Setara.
Elemen Tujuan Program Kemitraan Setara Agroindustri Nenas
Elemen tujuan program kemitraan setara terbagi menjadi 17 subelemen sebagai berikut:
1. Meningkatkan pemerataan pendapatan usaha 2. Meningkatkan nilai tambah produk nenas
3. Meningkatkan pemasaran produk nenas 4. Meningkatkan kualitas produk nenas
5. Meningkatkan posisi tawar petani 6. Meningkatkan efisiensi produksi
7. Meningkatkan kemudahaan akses informasi 8. Meningkatkan keterkaitan usaha
9. Meningkatkan pendapatan petani 10. Meningkatkan diversifikasi produk nenas
11. Meningkatkan kemudahan memperoleh bantuan teknologi dan manajemen 12. Meningkatkan kemudahan memperoleh bantuan modal
113 13. Memelihara kelestarian lingkungan
14. Meningkatkan kesempatan kerja 15. Mengembangkan kebijakan yang mendukung iklim usaha
16. Mewujudkan kesetaraan hubungan petani-industri 17. Meningkatkan pendapatan daerah
Dari analisis dengan menggunakan metode ISM diperoleh temuan bahwa 17 subelemen dari elemen tujuan program dapat dikelompokkan ke dalam empat sektor
seperti yang disajikan pada Gambar 8.11 dan dapat disusun secara hirarkis seperti tampak pada Gambar 8.12. Matriks reachibility dan interpretasinya dapat dilihat pada
Tabel 8.8. Tabel 8. 8. Matriks reachibility untuk elemen Tujuan Program Kemitraan Setara
T1 T2
T3 T4
T5 T6
T7 T8
T9 T10
T11 T12
T13 T14
T15 T16
T17 D P
R T1
1 1
1 1
1 5
5 T2
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
14 4
T3 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 14
4 T4
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
14 4
T5 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 14
4 T6
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
14 4
T7 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 14
4 T8
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 15
3 T9
1 1
1 1
1 5
5 T10
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
14 4
T11 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 14
4 T12
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
14 4
T13 1
1 6
T14 1
1 1
1 1
5 5
T15 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
17 1
T16 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 16
2 T17
1 1
6 D
15 12
12 12
12 12
12 12
12 12
12 12
16 15
1 2
16 R
2 3
3 3
3 3
3 4
2 3
3 3
1 2
6 5
1
Elemen Kunci : T15 Tampak bahwa subelemen kunci dari elemen tujuan program adalah
mengembangkan kebijakan yang mendukung iklim usaha T15. Ini berarti perhatian utama harus ditujukan pada pengembangan kebijakan yang mendukung iklim usaha
agroindustri nenas agar program kemitraan setara dapat berhasil.
114 Gambar 8. 11. Matriks DP-D untuk elemen Tujuan Program Kemitraan Setara.
Gambar 8.11 matriks Driver-Power-Dependence untuk tujuan program menunjukkan bahwa subelemen men gembangkan kebijakan yang mendukung iklim
usaha T15, mewujudkan kesetaraan hubungan petani-industri T16, dan meningkatkan keterkaitan usaha T8 merupakan variabel-variabel yang termasuk
dalam sektor IV independent yang berarti bahwa variabel-variabel ini mempunyai kekuatan penggerak yang besar terhadap keb erhasilan program kemitraan setara,
tetapi kurang bergantung pada program itu sendiri. Subelemen meningkatkan nilai tambah produk nenas T2, meningkatkan pemasaran produk nenas T3,
meningkatkan pemasaran produk nenas T4, meningkatkan posisi tawar petani T5, meningkatkan efisiensi produksi T6, meningkatkan kemudahan akses informasi
T7, meningkatkan diversifikasi produk nenas T10, meningkatkan kemudahaan memperoleh bantuan teknologi T11, dan meningkatkan kemudahan memperoleh
bantuan modal T12 termasuk dalm sektor III linkage. Ini berarti variabel-variabel tersebut perlu dikaji secara hati-hati karena hubungan di antara variabel-variabel
tersebut tidak stabil. Setiap tindakan terhadap subelemen-subelemen tersebut ssangat berpengaruh terhadap keberhasilan program dan umpan balik pengaruhnya dapat
meningkatkan keberhasilan program kemitraan setara. Subelemen meningkatkan pemerataan pendapatan usaha T1, meningkatkan pendapatan petani T9,
115 meningkatkan kesempatan kerja T14, memelihara kelestarian lingkungan T13, dan
meningkatkan pendapatan daerah T17 termasuk dalam sektor II dependent, yang berarti bahwa subelemen-subelemen tujuan tersebut akan tercapai dalam program
kemitraan setara AINI-MS sebagai akibat dari tindakan-tindakan yang dilakukan untuk mencapai subelemen -subelemen independen dan linkage.
T13 T17
T1 T9
T14 T2
T3 T4
T5 T6
T7 T10
T11 T12
T8 T16
T15
Gambar 8. 12. Struktur hirarki dari elemen Tujuan Program Kemitraan Setara.
Elemen Indikator Pencapaian Tujuan Program Kemitraan Setara Agroindustri Nenas
Elemen indikator pencapaian tujuan program terdiri atas delapan subelemen sebagai berikut:
1. Meningkatnya keuntungan usaha tani nenas 2. Meningkatnya harga jual produk nenas olahan
3. Meningkatnya keuntungan usaha agroindustri nenas 4. Meningkatnya kemudahan memperoleh modal
5. Meningkatnya penyerapan tenaga kerja 6. Meningkatnya jumlah produk nenas olahan yang terserap oleh pasar
7. Meningkatnya pendapatan daerah 8. Meningkatnya harga jual nenas dari petani
116 Dari hasil analisis dengan menggunakan metode ISM diperoleh bahwa
kedelap an subelemen dari elemen indikator pencapaian tujuan program terkelompok dalam empat sektor dan tersusun dalam bentuk hirarki yang masing-masing dapat
dilihat pada Gambar 8.13 dan 8.14. Hasil reachibility matrix dan interpretasinya dapat dilihat pada Tabel 8.9.
Tabel 8.9. Matriks reachibility untuk elemen Indikator Pencapaian Tujuan Program Kemitraan Setara
I1 I2
I3 I4
I5 I6
I7 I8
DP R
I1 1
1 1
1 4
4 I2
1 1
1 1
1 1
1 7
1 I3
1 1
1 1
1 1
6 2
I4 1
1 1
3 5
I5 1
1 1
3 5
I6 1
1 1
1 1
1 1
7 1
I7 1
1 1
3 5
I8 1
1 1
1 1
5 3
D 5
1 3
8 8
1 8
4 R
2 5
4 1
1 5
1 3
Elemen kunci: I2 dan I6. Tabel 8.9 menunjukkan bahwa subelemen kunci dari elemen indikator
pencapaian tujuan program ada dua yaitu meningkatnya harga jual produk nenas olahan I2, dan meningkatnya jumlah produk nenas olahan yang terserap pasar I6.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa program kemitraan setara harus memusatkan perhatian pada upaya peningkatan harga jual produk nenas olahan dan peningkatan
produk nenas olahan yang terserap pasar.
Gambar 8.13. Matriks DP-D untuk elemen Indikator Pencapaian Tujuan Program Kemitraan Setara
117 Dari Gambar 8.13 matriks DP-D untuk elemen indikator pencapaian tujuan
program tampak bahwa selain kedua subelemen tersebut, subelemen meningkatnya keuntungan usaha agroindustri nenas juga termasuk dalam sektor independent yang
berarti bahwa subelemen tersebut juga perlu diperhatikan karena mempunyai pengaruh besar terhadap keberhasilan program kemitraan setara. Sementara itu,
subelemen meningkatnya harga jual nenas dari petani I8 dan meningkatnya keuntungan usaha tani nenas terkelompok dalam sektor III linkage yang berarti
bahwa kedua subelemen tersebut harus dikaji secara cermat dan hati-hati karena hubungan di antara keduanya tidak stabil. Penanganan yang keliru terhadap kedua
subelemen ini dapat mengakibatkan gagalnya program kemitraan setara. Subelemen meningkatnya kemudahan memperoleh modal I4, meningkatnya penyerapan tenaga
kerja I5, dan meningkatnya pendapatan daerah I7 merupakan subelemen dependent
sektor II yang berarti kedua subelemen tersebut akan terwujud dengan sendirinya sebagai akibat tindakan yang dilakukan untuk mencapai subelemen-
subelemen indikator yang lain.
I4 I5
I7 I 1
I 8 I 3
I2 I6
Gambar 8.14. Struktur hirarki dari elemen indikator pencapaian tujuan program kemitraan setara.
118
Elemen Aktivitas Program Kemitraan Setara Agroindustri Nenas
Elemen aktivitas program kemitraan setara terdiri atas 15 subelemen sebagai berikut:
1. Mengembangkan kerjasama dengan lembaga keuangan 2. Mengembangkan kelembagaan usaha agroindustri nenas
3. Mengimplementasikan rencana pengembangan agroindustri nenas 4. Mengembangkan model kerjasama petani-industri yang saling memperkuat
5. Mengembangkan model kerjasama petani-industri yang saling melengkapi 6. Mengembangkan model kerjasama petani-industri yang saling menguntungkan
7. Mengembangkan keterampilan usaha dalam agroindustri nenas 8. Mengembangkan keterkaitan antara petani-industri
9. Mengembangkan kerjasama dengan lembaga penelitian dan pengembangan 10. Mengembangkan jaringan pemasaran
11. Mengembangkan iklim usaha yang kondusif 12. Mengembangkan persaingan usaha yang sehat
13. Mengembangkan sistem informasi 14. Mengembangkan infrastruktur untuk usaha agroindustri nenas
15. Mengembangkan spesialisasi usaha Setelah dianalisis dengan metode ISM didapatkan bahwa kelimabelas
subelemen dari elemen aktivitas program terkelompok ke dalam empat sektor pada matriks DP -D dan dapat disusun ke dalam ben tuk hirarki. Matriks DP-D untuk
elemen aktivitas program dapat dilihat pada Gambar 8.15, sedangkan hirarki subelemen untuk elemen ini dapat dilihat pada Gambar 8.16. Hasil reachibility matrix
dan interpretasinya dapat dilihat pada Tabel 8.10.
119 Tabel 8. 10. Matriks reachability untuk elemen Aktivitas Program Kemitraan Setara
A1 A2
A3 A4
A5 A6
A7 A8
A9 A10
A11 A12
A13 A14
A15 D P
R A1
1 00
1 8
A2 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
15 1
A3 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
11 4
A4 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 12
3 A5
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 13
2 A6
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
12 3
A7 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
11 4
A8 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
11 4
A9 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
11 4
A10 1
1 1
1 4
6 A11
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 11
4 A12
1 1
2 7
A13 1
1 1
1 1
5 5
A14 1
1 8
A15 1
1 8
D 10
1 9
2 2
3 9
9 9
11 9
12 10
10 13
R 4
8 5
7 7
6 5
5 5
3 5
2 4
4 1
Elemen Kunci :A2 Tabel 8.10 menunjukkan bahwa subelemen kunci dari elemen aktivitas
program kemitraan setara adalah mengembangkan kelembagaan usaha agroindustri nenas A2. Ini berarti bahwa pengembangan kelembagaan usaha agroindustri nenas
merupakan tindakan yang besar pengaruhnya terhadap keberhasilan program kemitraan setara.
Gambar 8.15. Matriks DP-D untuk elemen Aktivitas Program Kemitraan Setara. Gambar 8.15 matriks DP-D untuk aktivitas program menunjukkan bahwa
subelemen mengembangkan kelembagaan usaha agroindustri nenas A2, dan mengembangkan model kerjasama petani-industri yang saling menguntungkan A6,
yang merupakan penggabungan dari tiga subelemen, yaitu subelemen A4 mengembangkan model kerjasama petani-industri yang saling memperkuat, A5
120 mengembangkan model kerjasama petani-industri yang saling melengkapi, dan A6
mengembangkan model kerjasama petani-industri yang saling menguntungkan, termasuk dalam sektor IV independent yang berarti bahwa kedua subelemen
tersebut mempunyai pengaruh besar terhadap keberhasilan program kemitraan setara, tetapi kebergantungan subelemen tersebut terhadap program tidaklah besar.
Pelaksanaan kedua subelemen aktivitas tersebut akan sangat mempengaruhi keberhasilan program kemitraan setara agroindustri nenas. Selanjutnya, subelemen
A3 implementasi rencana pengembangan agroindustri nenas, A7 mengembangkan keterampilan usaha agroindustri nenas, A8 mengembangkan keterkaitan antara
petani dan industri, A9 mengembangkan kerjasama dengan lembaga penelitian dan pengembangan, dan A11 mengembangkan iklim usaha yang kondusif termasuk
dalam sektor III linkage, yang berarti subelemen -subelemen tersebut harus dikaji secara cermat dan hati-hati karena hubungan di antara subelemen-subelemen tersebut
tidak stabil. Tindakan pada salah satu subelemen dapat berdampak besar terhadap subelemen yang lain dan umpan balik pengaruhnya dapat mempengaruhi keberhasilan
atau kegagalan program kemitraan setara agroindustri nenas. Subelemen-subelemen lain dari elemen aktivitas program kemitraan , yaitu A1
mengembangkan kerjasama dengan lembaga keuangan, A14 mengembangkan infrastruktur untuk usaha agroindustri nenas, A15 mengembangkan spesialisasi
usaha, A12 mengembangkan persaingan usaha yang sehat, A10 mengembangkan jaringan pemasaran, dan A13 mengembangkan sistem informasi merupakan
aktivitas-aktivitas yang termasuk dalam sektor II dependent yang berarti bahwa aktivitas-aktivitas tersebut akan dengan sendirinya perlu dilakukan jika aktivitas-
aktivitas lain di sektor IV dan III dilaksanakan.
121
A1 A14
A15 A12
A10 A13
A3 A7
A8 A9
A11 A4
A6 A5
A2
Gambar 8. 16. Struktur hirarki untuk elemen Aktivitas Program Kemitraan Setara.
Elemen Pelaku Program Kemitraan Setara Agroindustri Nenas
Elemen pelaku program kemitraan setara terdiri atas 12 subelemen. Pelaku program adalah lembaga-lembaga yang dipandang mempunyai keterlibatan langsung
ataupun tak langsung dengan program kemitraan setara agroindustri nenas. Keduab elas subelemen yang ditemukan adalah sebagai berikut:
1. Dinas Pertanian dan Perkebunan 2. Pedagang perantara bandar
3. Pemerintah daerah Kabupaten Subang 4. Pengusaha industri
5. Lembaga keuangan 6. Dinas Koperasi dan PKM
7. Petani nenas 8. Koperasi
9. Masyarakat sekitar lokasi agroindustri 10. Bappeda
11. Dinas Perindustrian dan Perdagangan 12. Badan POM
122 Hasil analisis dengan menggunakan metode ISM menunjukkan bahwa
keduabelas subelemen pelaku program kemitraan setara tersebut dapat dipetakan dalam matriks DP-D seperti tampak pada Gambar 8.17. Selanjutnya, subelemen-
subelemen tersebut disusun hirarkiny a seperti tampak pada Gambar 8.18. Hasil reach ability matrix
dan interpretasinya dapat dilihat pada Tabel 8.11. Tabel 8.11. Matriks reachability untuk elemen Pelaku Program Kemitraan Setara
P1 P2
P3 P4
P5 P6
P7 P8
P9 P10
P11 P12
DP R
P1 1
1 1
1 1
1 1
7 5
P2 1
1 1
1 1
1 1
7 5
P3 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 12
1 P4
1 1
1 1
1 1
1 7
5 P5
1 1
1 1
1 1
1 7
5 P6
1 1
1 1
1 1
1 1
1 9
3 P7
1 1
1 1
1 1
1 7
5 P8
1 1
1 1
1 1
1 7
5 P9
1 1
6 P10
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
10 2
P11 1
1 1
1 1
1 1
1 8
4 P12
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
9 3
D 11
11 1
11 11
4 11
11 12
2 2
4 R
2 2
5 2
2 3
2 2
1 4
4 3
Elemen Kunci :P3 Tabel 8.11 menunjukkan bahwa subelemen kunci dari elemen pelaku program
adalah Pemerintah Daerah P3. Hasil tersebut mengisyaratkan bahwa pemerintah daerah perlu berperan aktif dalam program kemitraan setara karena keberhasilan
program kemitraan sangat dipengaruhi oleh keterlibatan pemerintah daerah. Hasil ini juga sejalan dengan kebijakan otonomi daerah yang memberikan kewenangan penuh
kepada pemerintah daerah untuk mengatur dan mengelola daerahnya.
Gambar 8.17. Matriks DP-D untuk elemen Pelaku Program Kemitraan Setara.
123 Matriks DP-D untuk Pelaku Program Gambar 8.17 menunjukkan bahwa
subelemen P3 Pemerintah Daerah, P10 Bappeda, P11 Dinas Perindustrian dan Perdagangan, P6 Dinas Koperasi dan PKM, dan P12 Badan POM merupakan
variabel yang termasuk dalam sektor IV independent. Ini berarti bahwa kelima variabel tersebut mempunyai kekuatan penggerak yang besar terhadap keberhasilan
program, tetapi tidak terlalu bergantung pada progra m itu sendiri. Dari Gambar 8.17 juga tampak bahwa subelemen P1 Dinas Pertanian dan
Perkebunan, P2 Pedagang perantara, P4 Pengusaha industri, P5 Lembaga keuangan, P7 Petani nenas, dan P8 Koperasi petani terkelompok dalam sektor III
linkage. Subelemen-subelemen tersebut harus dikaji secara cermat dan hati-hati karena hubungan di antara variabel-variabel tersebut tidak stabil. Tindakan pada salah
satu variabel di sektor ini akan mempengaruhi variabel yang lain dan umpan balik pengaruhnya dapat berdampak besar terhadap keberhasilan program. Subelemen P9
masyarakat sekitar lokasi agroindustri masuk ke sektor II dependent. Ini berarti bahwa tindakan-tindakan yang dilakukan pada variabel-variabel lain akan
mempengaruhi variabel ini. Mengingat masyarakat sekitar lokasi merupakan pihak yang sangat bergantung pada pelaku -pelaku yang lain dan mengingat pula
tanggungjawab pemerintah daerah untuk menyejahterakan masyarakat, maka program pengembangan agroindustri nenas di Subang perlu dilaksanakan secara cermat agar
masyarakat sekitar lokasi mendapatkan manfaat yang besar dari kehadiran usaha agroindustri nenas di daerah tersebut.
124
P9 P1
P2 P4
P5 P7
P8
P6 P12
P10 P3
P11
Gambar 8. 18. Struktur hirarki untuk elemen Pelaku Program Kemitraan Setara.
6. Submodel Harga Kesetaraan