13
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kecap merupakan salah satu produk pangan tradisional yang telah lama dikenal di Asia dan berasal dari Cina sekitar 1000 tahun lalu. Kecap
digunakan sebagai bahan penyedap makanan yang umumnya terbagi menjadi dua jenis, yaitu kecap manis dan kecap asin.
Metode pembuatan kecap dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu fermentasi kedelai, hidrolisis asam atau kombinasi dari keduanya. Namun,
proses fermentasi kedelai lebih banyak digunakan karena menghasilkan cita rasa yang khas dibandingkan dengan metode lainnya.
Metode fermentasi kedelai dalam pembuatan kecap terdiri dari dua tahapan fermentasi, yaitu fermentasi padat dan fermentasi cair. Proses
fermentasi padat atau biasa disebut dengan istilah koji merupakan fermentasi dengan menggunakan kedelai dan starter kapang yang dilakukan selama dua
sampai empat hari, sedangkan proses fermentasi cair atau moromi adalah campuran antara koji dan larutan garam dengan konsentrasi tertentu yang lama
fermentasinya enam bulan ke atas. Salah satu faktor penentu kualitas produk kecap adalah hasil akhir
fermentasi filtrat moromi. Karena selama proses fermentasi terjadi perubahan mikrobiologis dan biokimiawi yang berpengaruh terhadap kualitas
produk akhir fermentasi. Perubahan tersebut dapat di analisis melalui berbagai macam cara diantaranya adalah analisis kimiawi yang meliputi total padatan
terlarut, kadar garam, pH, total asam, formol nitrogen dan total nitrogen kemudian penilaian organoleptik warna, rasa dan aroma.
Waktu proses fermentasi cair moromi yang relatif lama merupakan salah satu hambatan dalam proses produksi. Untuk meminimalkan waktu
proses fermentasi tersebut dengan tetap menjaga kondisi proses produksi yang optimal dan menghasilkan produk kecap yang berkualitas, dapat dilakukan
melalui analisis-analisis di atas dan menggunakan parameter penentu kualitas filtrat, diantaranya didasarkan pada hasil analisis total nitrogen dan penilaian
organoleptik yang telah ditetapkan.
14
B. TUJUAN PENELITIAN