58
1. Total Padatan Terlarut
Hidrometer merupakan alat pengukur padatan terlarut dengan prinsip kerja sama dengan alat pengukur berat jenis pada susu. Prosedur analisa kadar
garam dengan menggunakan hidrometer adalah sebagai berikut : Sampel sari moromi filtrat dimasukkan ke dalam gelas piala 100 ml
hingga volume kurang lebih sebesar 80 ml. Kemudian hidrometer dicelupkan dan hasil kadar garam akan ditunjukkan pada skala yang tertera pada
hidrometer. Batas atas sari moromi merupakan kadar garam yang terbaca oleh hidrometer.
2. Kadar NaCl Sudarmadji, 1984
Sampel sebanyak 1 g dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer 250 ml kemudian ditambahkan dengan aquades hingga 100 ml. Setelah itu, sampel
ditambahkan dengan 7 sampai 8 tetes indikator kalium kromat 5. Sampel dititrasi dengan menggunakan larutan perak nitrat 0,1 N hingga larutan
berubah warna dari kuning menjadi merah bata. Kadar NaCl dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
V x N x 58,5 N = x 100
berat sampel g
dimana : S = Kadar NaCl Contoh
V = Jumlah ml larutan perak nitrat yang digunakan untuk titrasi N = Konsentrasi larutan Perak Nitrat
3. pH AOAC, 1984
Parameter pH diukur dengan menggunakan pH meter sebagai berikut : mula-mula pH meter dinyalakan selama 15 menit, kemudian dikalibrasi
dengan menggunakan buffer pH 4 dan buffer pH 7. Filtrat dimasukkan ke dalam tabung sample kemudian elektroda dicelupkan ke dalam filtrat sampai
pembacaan stabil.
4. Total Asam
59 Analisa total asam dilakukan dengan menggunakan metode titrasi asam
Apriyantono et al., 1989 sebagai berikut : sebanyak 25 ml sampel moromi dihomogenisasi dan dilarutkan dengan air destilata hingga 250 ml pada labu
takar. Kemudian 25 ml sampel dipipet, untuk dititrasi dengan NaOH 0,1 N dan ditambahkan indikator fenolftalein. Titrasi dilakukan sampai terjadi
perubahan warna titik akhir titrasi yaitu dengan melihat perubahan warna fenolftalein dari tidak berwarna menjadi merah jambu. Perhitungan dilakukan
sebagai berikut : ml NaOH x N NaOH x p
Total Asam mekml = ml sampel
p = faktor pengenceran
5. Formol Nitrogen Sudarmadji, 1984
Sampel sebanyak 5 ml dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan ditambahkan 20 ml akuades, 0,4 ml larutan K-oksalat jenuh, serta 1 ml
indikator PP 1, kemudian didiamkan selama dua menit. Larutan contoh dititrasi dengan NaOH 0,1 N sampai berwarna merah jambu. Setelah warna
merah jambu tercapai, ditambahkan 2 ml larutan formaldehid 40 dan dititrasi kembali dengan larutan NaOH sampai warna merah jambu. Hasil
titrasi kedua dicatat. Dibuat pula larutan blanko yang terdiri dari 20 ml akuades, 0,4 ml K-
Oksalat, 1 ml PP 1 dan 2 ml formaldehid dan dititrasi dengan larutan NaOH. Titrasi tekoreksi yaitu titrasi kedua dikurangi titrasi blanko
merupakan titrasi formol. Kadar N-Formol dapat dihitung sebagai berikut :
Titrasi formol N-Formol = x Normalitas NaOH x 14,008
berat sampel g x 10
6. Total Nitrogen Sudarmadji, 1984