balik. Mintalah seorang teman membacanya dan mengatakan bagian mana yang benar-benar kuat dan menunjukkan ketidakkonsistenan, kalimat yang
tidak jelas, atau transisi yang lemah. 3
Perbaikan revisi; setelah mendapat umpan balik dari teman tentang mana yang baik dan mana yang perlu digarap lagi, ulangi dan perbaikilah.
4 Menyunting editing; pada tahap ini, perbaikilah semua kesalahan ejaan, tata
bahasa, dan tanda baca. Pastikanlah semua transisi berjalan mulus, peng- gunaan kata kerja tepat, dan kalimat-kalimat lengkap.
5 Penulisan kembali; tulis kembali tulisan, masukkan isi yang baru dan
perubahan-perubahan penyuntingan. 6
Evaluasi; periksalah kembali untuk memastikan bahwa Anda telah menyelesaikan apa yang Anda rencanakan dan apa yang ingin Anda
sampaikan dalam tulisan.
2.1.5 Menulis Karangan Sederhana
Karangan sederhana merupakan karangan yang terdiri atas beberapa kalimat sederhana dengan tema yang sederhana dan pemilihan kata yang mudah
dipahami oleh pembaca. Sebagaimana pendapat Resmini 2009: 175 yang me- nyatakan karangan sederhana adalah mengorganisasikan ide atau gagasan secara
tertulis dalam bentuk karangan sederhana yang terdiri atas beberapa kalimat, kalimat tersebut cukup lima sampai sepuluh baris. Menurut Anwar 2011: 14
karangan sederhana diperoleh dari suatu proses dimana ide yang ada dilibatkan dalam suatu kata, kata-kata yang terbentuk kemudian dirangkai menjadi sebuah
kalimat. Kalimat disusun menjadi sebuat paragraf dan akhirnya paragraf-paragraf tersebut mewujudkan sebuah karangan sederhana. Karangan sederhana mem-
punyai ciri-ciri, yaitu: 1 bahasanya mudah dimengerti; 2 kata-kata yang di- gunakan masih sederhana; 3 kalimatnya pendek-pendek sehingga karangannya
juga pendek; 4 isi cerita biasanya mengenai lingkungan keseharian anak. Kegiatan mengarang bukan kegiatan yang mudah, melainkan perlu latihan
yang berkelanjutan. Untuk dapat menyampaikan maksud melalui karangan, se- seorang harus memiliki kecakapan mengarang. Heuken 2008: 10 menyebutkan
ada hal-hal yang harus diperhatikan dalam belajar mengarang yaitu: 1 ide harus jelas dan fokus; 2 memahami teknik mengarang; 3 mempelajari tata bahasa
agar tulisan mudah dimengerti pembaca; 4 pengungkapan harus jelas, teratur, tanpa rasa emosional yang berlebihan dan harus realistis.
Saddhono 2012: 110 menyatakan untuk menghindari kekeliruan dalam memahami isi seorang penulis perlu memahami tata tulis dalam membuat
karangan, karena di dalam bahasa tulis, tidak terdapat intonasi, jeda, mimik maupun gerak tubuh. Tata tulis dalam membuat karangan di antaranya:
1 Diksi atau Pilihan Kata
Penggunaan diksi yang tepat dalam sebuah karangan, akan memudahkan pembaca memahami isi karangan. Penguasaan kosakata yang lebih banyak, lebih
memungkinkan penulis untuk menyampaikan gagasannya dengan lebih kompleks.
2 Struktur Kalimat
Penggunaan kalimat-kalimat efektif dapat memudahkan pembaca me- nangkap maksud tulisan. Crimmon dalam Saddhono, 2012: 111 memberi 4 ciri-
ciri kalimat efektif, yaitu kesatuan, kehematan, penekanan dan kevariasian. 3
Pembentukan Paragraf Paragraf merupakan istilah lain untuk alinea, yaitu suatu bentuk pengung-
kapan gagasan yang terjalin dalam rangkaian beberapa kalimat. Suatu kumpulan kalimat yang memiliki keterkaitan dan saling terhubung, sehingga merupakan satu
kesatuan yang utuh untuk menyampaikan suatu maksud Saddhono, 2012: 99. Agar karangan mudah ditangkap oleh pembaca, maka perlu disusun dalam bentuk
paragraf. Dalam tahapan ini, anak diajarkan untuk menyusun paragraf secara ter- atur agar mudah dimengerti maksudnya.
4 Penggunaan Ejaan
Karangan disusun menggunakan bahasa tulis yang berbeda dengan bahasa lisan. Ejaan diperlukan untuk menghindari timbulnya kesalahan pemahaman ka-
rena dapat membantu menjelaskan maksud dan makna kalimat. Penggunaan ejaan meliputi 2 hal pokok yaitu: a ketetapan tentang bagaimana satuan-satuan morfo-
logi seperti kata dasar, kata ulang, kata majemuk, partikel dan kata berimbuhan di- tuliskan, b pemakaian tanda baca dalam kalimat. Penggunaan tanda baca, akan
mempermudah penulis menuangkan maksudnya sedangkan pembaca juga akan lebih mudah dalam memahami makna yang ada dalam tulisan.
Beberapa tanda baca yang biasa digunakan dalam penulisan karangan di antaranya: a tanda titik, sebagai tanda bahwa kalimat telah selesai, b tanda
koma, pokok tugasnya adalah untuk menyatakan jeda sejenak, menyekat hubung- an-hubungan yang perlu dijelaskan dan menyekat frase sejenis atau setara, c titik
dua, digunakan untuk menegaskan keterangan atau penjelasan sebagai tambahan sesuatu yang telah disebutkan dalam kalimat terdahulu, d tanda seru dan tanda
tanya, tanda seru digunakan untuk menyatakan perasaan yang kuat seperti pe- rintah, tak percaya dan terkejut, e tanda tanya digunakan pada akhir kalimat
tanya. Selain 4 aspek mengenai tata tulis karangan di atas, pentingnya mem-
berikan judul yang tepat dalam karangan. Judul karangan harus tergambar dalam isi atau bahwa isi tulisan karangan harus relevan dengan judul karangan. Judul
karangan harus melambangkan tema cerita, karena judul dalam karangan memiliki fungsi sebagai penarik minat, promosi dan mengungkapkan topik cerita.
2.1.6 Model Concept Sentence