Kemampuan pemecahan masalah matematik siswa dengan model pembelajaran SSCS berbantuan kartu masalah lebih baik daripada pembelajaran pada kelas
kontrol. Model pembelajaran SSCS dapat
membantu siswa mengembangkan kemampuan pemecahan masalah.
sebelumnya yang menggunakan kartu masalah sebagai media dalam proses pembelajaran, menunjukkan bahwa kartu masalah dapat menarik perhatian siswa.
Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan kartu masalah dalam pembelajaran agar siswa dapat tertarik mengerjakan soal pemecahan masalah sehingga
kemampuan pemecahan masalah matematikanya lebih baik. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai “Keefektifan Model Pembelajaran Search, Solve, Create, and Share SSCS Berbantuan Kartu Masalah terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematik Siswa Kelas VIII.” Adapun gambaran pola pemikiran dalam penelitian ini seperti pada Gambar 2.4 sebagai berikut.
2.3 Hipotesis penelitian
Berdasarkan kerangka berpikir, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut.
Kemampuan pemecahan masalah matematik siswa masih rendah, siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal luas permukaan prisma dan limas
terutama untuk tipe soal pemecahan masalah.
Tes Kartu masalah menyediakan
soal-soal pemecahan masalah dan menarik perhatian siswa.
Gambar 2.4 Pola Pemikiran Penelitian
1 Kemampuan pemecahan masalah matematik siswa dengan penerapan
model pembelajaran SSCS berbantuan kartu masalah dapat mencapai kriteria ketuntasan.
2 Kemampuan pemecahan masalah matematik siswa dengan penerapan model
pembelajaran SSCS berbantuan kartu masalah lebih baik daripada kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada kelas kontrol.
35
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penentuan Obyek Penelitian
3.1.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyeksubyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Sugiyono, 2007: 61. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Wiradesa
tahun pelajaran 20122013 semester II yang berjumlah tujuh kelas yaitu kelas VIII-A,VIII-B, VIII-C, VIII-D, VIII-E, VIII-F, VIII-G.
3.1.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi Sugiyono, 2007: 62. Sampel dari populasi yang ada dipilih 2 kelas
sampel dengan teknik cluster random sampling. Hal ini dilakukan dengan mempertimbangkan siswa mendapatkan materi berdasarkan kurikulum yang sama
yaitu KTSP, tidak ada kelas unggulan, usia siswa relatif sama, berada pada tingkat yang sama, serta mendapatkan pelajaran matematika dalam jumlah jam pelajaran
yang sama. Berdasarkan teknik pengambilan sampel tersebut diperoleh dua kelas yaitu
kelas VIII-B sebagai kelas eksperimen, kelas VIII-A sebagai kelas kontrol. Kelas eksperimen memperoleh perlakuan pembelajaran model Search, Solve, Create,
and Share SSCS berbantuan kartu masalah, sedangkan kelas kontrol