2.1.2 Pembelajaran Matematika
Pembelajaran adalah proses yang diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan siswa dalam belajar bagaimana memperoleh dan memproses
pengetahuan, ketrampilan, dan sikap Dimyati, 2002: 157. Pembelajaran matematika menurut Suyitno 2004: 2, pembelajaran adalah suatu proses atau
kegiatan guru mata pelajaran matematika dalam mengajarkan matematika kepada siswanya yang di dalamnya terkandung upaya guru untuk menciptakan iklim dan
pelayanan terhadap kemampuan, kompetensi, minat bakat, dan kebutuhan siswa yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa serta antar
siswa. Tujuan umum pembelajaran matematika yang terdapat dalam Kurikulum
Tingkat satuan Pendidikan KTSP tahun 2006 BSNP, 2006: 140 yaitu sebagai berikut.
1 Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan
mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.
2 Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
3 Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan yang memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
4 Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media
lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. 5
Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari
matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
2.1.3 Model pembelajaran Search, Solve, Create, and Share SSCS
Model SSCS adalah model yang mengajarkan suatu proses pemecahan masalah dan mengembangkan keterampilan pemecahan masalah Pizzini et al.,
1988. Model ini pertama kali dikembangkan Pizzini pada tahun 1988 pada mata pelajaran sains IPA. Selanjutnya, Pizzini, et al., sebagaimana dikutip oleh Irwan
2011: 4 menyempurnakan model ini dan mengatakan bahwa model ini tidak hanya berlaku untuk pendidikan sains saja, tetapi juga cocok untuk pendidikan
matematika. Pada tahun 2000 Regional Education Laboratories suatu lembaga pada departemen Pendidikan Amerika Serikat US Departement of Education
mengeluarkan laporan bahwa model pembelajaran SSCS termasuk salah satu model pembelajaran yang memperoleh Grant untuk dikembangkan dan dipakai
pada mata pelajaran matematika dan IPA. Menurut Pizzini dan Shepardson 1992: 5, model pembelajaran SSCS
terdiri dari empat fase yaitu pertama fase search yang bertujuan untuk mengidentifikasi masalah, kedua fase solve yang bertujuan untuk merencanakan
dan melaksanakan penyelesaian masalah, ketiga fase create yang bertujuan untuk menuliskan solusi masalah yang diperoleh, dan keempat adalah fase share yang
bertujuan untuk mensosialisasikan solusi masalah. Menurut Pizzini sebagaimana
dikutip oleh Christine Chin 1997: 4 menjelaskan secara rinci kegiatan yang dilakukan siswa pada fase search, solve, create, and share. Kegiatan pada
keempat fase tersebut terdapat pada Tabel 2.2 sebagai berikut.
Tabel 2.2 Fase SSCS Fase
Kegiatan yang dilakukan
Search 1. Memahami soal atau kondisi yang diberikan kepada siswa, yang
berupa apa yang diketahui, apa yang ditanyakan. 2.
Melakukan observasi dan investigasi terhadap kondisi tersebut. 3.
Menganalisis informasi yang ada sehingga terbentuk sekumpulan ide.
Solve 1.
Menghasilkan dan melaksanakan rencana untuk mencari solusi. 2.
Mengembangkan keterampilan berpikir kritis seperti kemampuan untuk memilih apa yang harus dilakukan, bagaimana melakukan
yang terbaik, data apa yang penting, pengukuran akurat harus bagaimana dan mengapa setiap langkah diperlukan dalam proses
mereka.
3. Memilih metode untuk memecahkan masalah.
4. Mengumpulkan data dan menganalisis.
Create 1. Menciptakan produk yang berupa solusi masalah berdasarkan
dugaan yang telah dipilih pada fase sebelumnya. 2.
Menggambarkan hasil dan kesimpulan mereka sekreatif mungkin dan jika perlu siswa dapat menggunakan grafik, poster, atau model.
Share 1.
Berkomunikasi dengan guru, teman sekelompok serta kelompok lain atas solusi masalah. Siswa dapat menggunakan media rekaman,
video, poster, dan laporan. 2.
Mengartikulasikan pemikiran mereka, menerima umpan balik, dan mengevaluasi solusi.
Peranan guru dalam model pembelajaran SSCS adalah memfasilitasi pengalaman untuk menambah pengetahuan siswa Pizzini sebagaimana dikutip
oleh Ramson, 2010: 8. Peranan guru lebih lengkap pada tiap fase disajikan dalam Tabel 2.3 sebagai berikut.
Tabel 2.3 Peranan Guru dalam Model Pembelajaran SSCS
No Fase Peranan Guru
1. Search
menyelidiki masalah
a. Menciptakan situasi yang dapat mempermudah
munculnya pertanyaan. b.
Menciptakan dan mengarahkan kegiatan. c.
Membantu dalam
pengelompokan dan
penjelasan permasalahan yang muncul. 2.
Solve merencanakan dan
melaksanakan pemecahan masalah
a. Menciptakan situasi yang menantang bagi siswa
untuk berfikir. b.
Membantu siswa mengaitkan pengalaman yang sedang dikembangkan dengan ide, pendapat,
atau gagasan siswa tersebut. c.
Memfasilitasi siswa dalam hal memperoleh informasi dan data.
3. Create
mengkonstruksi pemecahan masalah
a. Mendiskusikan kemungkinan penetapan audien
dan audiensi. b.
Menyediakan ketentuan dalam analisis data dan teknik penayangannya.
c. Menyediakan ketentuan dalam menyiapkan
presentasi. 4.
Share mengkomunikasikan
penyelesaian yang
diperolehnya a.
Menciptakan terjadinya interaksi antara kelompokdiskusi kelas.
b. Membantu mengembangkan metode atau cara-
cara dalam mengevaluasi hasil penemuan studi selama presentasi, baik secara lisan maupun
tulisan.
Keunggulan model pembelajaran SSCS ditinjau dari sisi siswa menurut Pizzini, sebagaimana dikutip oleh Ramson 2010: 6 yaitu memberi kesempatan
memperoleh pengalaman langsung pada proses pemecahan masalah, memberi kesempatan untuk mempelajari dan memantapkan konsep-konsep dengan cara
yang lebih bermakna, mengolah informasi, menggunakan keterampilan berfikir tingkat tinggi, memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanggung jawab
terhadap proses pembelajaran, bekerjasama dengan orang lain, serta menetapkan pengetahuan tentang grafik, pengolahan data, menyampaikan ide dalam bahasa
yang baik dan keterampilan yang lain.
Keunggulan model pembelajaran SSCS ditinjau dari sisi guru menurut Pizzini, sebagaimana dikutip oleh Ramson 2010: 6 yaitu dapat melayani minat
siswa yang lebih luas, dapat melibatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi, melibatkan semua siswa secara aktif dalam proses pembelajaran, serta dapat
meningkatkan pemahaman antara sains, teknologi, dan masyarakat dengan memfokuskan pada masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari.
2.1.4 Masalah