Keunggulan model pembelajaran SSCS ditinjau dari sisi guru menurut Pizzini, sebagaimana dikutip oleh Ramson 2010: 6 yaitu dapat melayani minat
siswa yang lebih luas, dapat melibatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi, melibatkan semua siswa secara aktif dalam proses pembelajaran, serta dapat
meningkatkan pemahaman antara sains, teknologi, dan masyarakat dengan memfokuskan pada masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari.
2.1.4 Masalah
Masalah merupakan hal yang relatif karena kemampuan setiap siswa berbeda. Suatu soal dapat dianggap sebagai masalah bagi seorang siswa, tetapi
belum tentu menjadi masalah bagi siswa yang lainnya. Suherman dkk 2001: 92 menyatakan bahwa suatu masalah biasanya memuat suatu situasi yang
mendorong seseorang untuk menyelesaikannya akan tetapi tidak tahu secara langsung apa yang harus dikerjakan untuk menyelesaikannya.
Menurut Hudojo 2003: 149 syarat suatu masalah bagi seorang siswa yaitu sebagai berikut.
a Pertanyaan yang dihadapkan kepada seorang siswa haruslah dapat
dimengerti oleh siswa tersebut, namun pertanyaan itu harus merupakan tantangan baginya untuk menjawab.
b Pertanyaan tersebut tidak dapat dijawab dengan prosedur rutin yang telah
diketahui siswa. Karena itu, faktor waktu janganlah dipandang sebagai hal yang esensial.
Menurut Polya, sebagaimana dikutip oleh Hudojo 2003: 150 terdapat dua macam masalah matematika, yaitu sebagai berikut.
a Masalah untuk menemukan, dapat teoritis atau praktis, abstrak atau konkrit,
termasuk teka-teki. b
Masalah untuk membuktikan adalah untuk menunjukkan bahwa suatu pertanyaan itu benar atau salah, bahkan tidak kedua-duanya.
Berdasarkan uraian di atas, yang dimaksud dengan masalah matematika dalam penelitian ini adalah masalah untuk menemukan solusi pemecahan dari persoalan
matematika yang berisi soal-soal pemecahan masalah yang berhubungan dengan materi luas permukaan prisma dan limas.
2.1.5 Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik
Kemampuan matematika adalah kecakapan yang dimiliki seseorang setelah belajar matematika. Ada banyak kemampuan matematika yang diharapkan dapat
dimiliki oleh siswa. Akan tetapi, dalam penelitian ini akan dibahas satu kemampuan matematika saja yaitu kemampuan pemecahan masalah matematika.
Sebagai salah satu aspek berpikir matematika tingkat tinggi, pemecahan masalah memiliki peranan penting dalam matematika. Hudojo 2003: 151
menyatakan bahwa pemecahan masalah merupakan suatu proses penerimaan masalah sebagai tantangan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Menurut
Krulik and Rudnick sebagaimana dikutip Carson 2007: 7, “problem solving as the means by which an individual uses previously acquired knowledge, skills, and
understanding to satisfy the demands of an unfamiliar situation. The student must
synthesize what he or she has learned, and apply it to a new and different situation.”
Menurut Woolfolk 2001: 290, “problem solving is usually defined as formulating new answers, going beyond the simple application of previously
learned rules to achieve a goal. ” Hal ini berarti pemecahan masalah biasanya
didefinisikan sebagai merumuskan jawaban baru, melampaui aplikasi sederhana dari proses belajar sebelumnya untuk mencapai tujuan.
Berdasarkan uraian tersebut, kemampuan pemecahan masalah matematik yang dimaksud dalam penelitian ini dapat diartikan sebagai kemampuan siswa
menggunakan pengetahuanbekal yang sudah dimilikinya untuk mencari jalan keluar atau solusi dari suatu permasalahan matematika yang tidak dapat dijawab
dengan segera. Menurut Peraturan Dirjen Dikdasmen No. 506CPP2004, sebagaimana
dikutip oleh Shadiq 2009: 19, menyatakan bahwa pemecahan masalah merupakan kompetensi strategik yang ditunjukkan siswa dalam memahami,
memilih pendekatan dan strategi pemecahan masalah, dan menyelesaikan model untuk menyelesaikan masalah. Indikator yang menunjukkan pemecahan masalah
antara lain sebagai berikut. 1
Menunjukkan pemahaman masalah. 2
Mengorganisasi data dan memilih informasi yang relevan dalam pemecahan masalah.
3 Menyajikan masalah secara matematika dalam berbagai bentuk.
4 Memilih pendekatan dan metode pemecahan masalah secara tepat.
5 Mengembangkan strategi pemecahan masalah.
6 Membuat dan menafsirkan model matematika dari suatu masalah.
7 Menyelesaikan masalah yang tidak rutin.
Kemampuan pemecahan masalah matematik dapat terlihat dari langkah- langkah yang dilakukan siswa dalam memecahkan permasalahan matematika
yang ia terima. Penilaian kemampuan pemecahan masalah yang digunakan pada penelitian ini mengacu pada indikator pemecahan masalah menurut Peraturan
Dirjen Dikdasmen sebagaimana yang dijelaskan oleh Fajar Shadiq di atas.
2.1.6 Kartu Masalah