13
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori
2.1.1 Hakekat Belajar
Belajar adalah mengalami; dalam arti belajar terjadi di dalam interaksi antara individu dengan lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun lingkungan
sosial. Contoh lingkungan fisik ialah: buku, alat peraga, dam alam sekitar. Contoh lingkungan sosial, antara lain guru, siswa, pustakawan, dan kepala sekolah
Anitah dkk, 2009:1.7. Sanjaya 2011:112 menyatakan bahwa belajar bukanlah sekadar
mengumpulkan pengetahuan. Belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang, sehingga menyebabkan munculnya perubahan perilaku. Aktivitas
mental itu terjadi karena adanya interaksi individu dengan lingkungan yang disadari.
Belajar adalah suatu interaksi antara individu dan lingkungan Hamalik, 2008:194. Selanjutnya Slameto dalam Uno dan Muhammad 2011:140
menyatakan bahwa belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan
sebagai hasil
pengalaman individu
itu sendiri
dalam interaksi
dengan lingkungannya.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu yang ditunjukkan dengan bertambahnya
pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan perubahan sikap, sebagai hasil pengalaman individu berintekasi dengan lingkungannya, baik lingkungan fisik
maupun lingkungan sosial.
2.1.2 Hakekat Pembelajaran
Kata “pembelajaran” adalah terjemahan dari “instruction”, yang banyak dipakai dalam dunia pendidikan di Amerika Serikat. Istilah ini banyak
dipengaruhi oleh aliran psikologi kognitif holistik, yang menempatkan siswa sebagai sumber dari kegiatan. Selain itu, istilah ini juga dipengaruhi oleh
perkembangan teknologi
yang diasumsikan
dapat mempermudah
siswa mempelajari segala sesuatu berbagai macam media, seperti bahan-bahan cetak,
program televisi, gambar, audio, dan lain sebagainya, sehingga mendorong terjadinya perubahan peranan guru dalam mengelola proses belajar mengajar, dari
guru sebagai sumber belajar menjadi guru sebagai fasilitator dalam belajar mengajar Sanjaya, 2011:102.
Winataputra dkk
2008:1.18 menyatakan
bahwa pembelajaran
merupakan kegiatan
yang dilakukan
untuk menginisiasi,
memfasilitasi, meningkatkan intensitas dan kualitas belajar pada diri peserta didik. Oleh karena
itu pembelajaran merupakan upaya sistematis dan sintetik untuk menginisiasi, memfasilitasi dan meningkatkan proses belajar maka kegiatan pembelajaran
berkaitan erat dengan jenis hakikat, dan jenis belajar serta hasil belajar.
Pembelajaran harus menghasilkan belajar, tapi tidak semua proses belajar terjadi karena pembelajaran. Proses belajar terjadi juga dalam konteks interaksi sosial-
kultural dalam lingkungan masyarakat.
Gagne dan Briggs dalam Uno dan Muhammad 2011:144 mengartikan pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar
siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa. Selanjutnya
Hamdani 2011:71 menyatakan bahwa pembelajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu sistem berisi serangkaian peristiwa yang dirancang oleh guru untuk memfasilitasi,
meningkatkan intensitas dan kualitas belajar pada siswa sehingga terjadi perubahan yang lebih baik pada siswa.
2.1.3 Kualitas Pembelajaran