Fouling Fouling dan Polarisasi Konsentrasi
Gambar 10 Profil konsentrasi selama proses filtrasi dengan membran
Mulder 1996 Jika besarnya laju alir konvektif zat terlarut menuju permukaan membran
dinyatakan J
s
dan nilainya equivalen dengan JC persamaan 5.
Keterangan : J
S
= Laju alir konvektif m s
-1
J =
Laju fluks permeat m s
-1
C =
Konsentrasi bahan terlarut kg kg
Adanya akumulasi partikel zat terlarut yang tertahan pada permukaan membran akan meningkatkan konsentrasi padatan pada permukaan membran
sehingga akan muncul gradien konsentrasi. Gradien konsentrasi ini menyebabkan aliran difusi balik J
sb
yang arahnya berlawanan dengan aliran konvektif yaitu menuju umpan yang besarnya dinyatakan dengan persamaan 6:
dimana D merupakan koefisien difusitas m
2
s
-1
dan dCdx merupakan gradien konsentrasi kg kg
-1
m
-1
. Kondisi kesetimbangan terjadi jika laju alir konvektif menuju permukaan membran JC sama dengan laju alir permeat J C
p
ditambah laju alir difusi balik Jsb persamaan 7 :
dC J
sb
= -D dx
6 J
S
= J C 5
C
b
Bulk concentration level
JC
C
m
J C
P
C
P
Apabila pada jarak tertentu misalnya x =
δ
merupakan jarak dari permukaan membran m dimana
pencampuran homogen masih terjadi C
b
dan kearah lebih dekat lagi dengan permukaan membran konsentrasi semakin meningkat dan
mencapai pada permukaan membran pada x = 0. Melalui substitusi nilai-nilai tersebut dan mengintegralkan pada persamaan 8 maka akan diperoleh persamaan :
Nilai D diketahui sebagai koefisien transfer massa m s
-1
, sehingga persaman tersebut menjadi persamaan 9:
Berdasarkan persamaan model diatas terlihat bahwa besarnya fluks dipengaruhi oleh koefisien transfer massa dan karakteristik fisikokimia larutan umpan
Cheryan 1998.