Pengaruh tekanan transmembran dan laju alir umpan terhadap nilai rejeksi
dengan respon fluks permeat J secara signifikan. Besarnya nilai ΔP model linier,
kuadratik, dan model keseluruhan masing masing 0,021, 0,058 dan 0,037 sedangkan interaksinya tidak signifikan pada selang kepercayaan 95.
Besarnya perubahan nilai respon fluks J yang disebabkan oleh perubahan variabel tekanan transmembran
ΔP dan laju alir umpan v pada berbagai selang nilai yang dicobakan, disajikan pada Tabel 11.
Tabel 11
Nilai parameter operasi, data hasil percobaan dan nilai dugaan dengan metode RSM
Pengkodean Nilai Sebenarnya Percobaan Prediksi
Model No.
P v P
kPa v ms
-1
J l
m
2
h
-1
1 -1 -1 68,97 2,97 113
111 2 1 -1
137,93 2,97
122 126
3 -1 1 68,97 3,97 106
108 4 1 1
137,93 3,97
129 137
5 0 0 103,45
3,47 136 137
6 0 0 103,45
3,47 138 137
7 -1,414 0 54,68 3,47 99
100 8 1,414 0 152,21 3,47
139 131
9 0 -1,414
103,45 2,77
122 122
10 0 1,414 103,45
4,71 134 128
Pada Tabel 12 terlihat bahwa koefisien variabel tekanan transmembran ΔP
mempunyai nilai signifikan P 0,05 baik pada bentuk linier maupun kuadratnya. Koefisien linier tekanan transmembran bernilai positif, hal tersebut menunjukkan
bahwa fluks permeat akan meningkat seiring dengan semakin tingginya tekanan transmembran, namun kondisi tersebut hanya terjadi pada tekanan transmembran
128,5 kPa, setelah tekanan tersebut fluks akan menurun dengan semakin ditingkatkannya tekanan transmembran. Tekanan transmembran yang lebih tinggi
dapat menyebabkan kecepatan partikel melewati pori membran menjadi semakin tinggi Mohammadi et al. 2004. Menurut Cheryan 1998 dan Balakrishnan
et al . 2000, kenaikan tekanan transmembran akan linier dengan kenaikan laju
permeat fluks terjadi jika hanya pada kondisi laju alir umpan tinggi dan tekanan transmembran serta konsentrasi umpan yang rendah.
Tabel 12 Nilai koefisien variabel proses dan pengaruhnya terhadap fluks
Variabel Koefisien
Koefisien Standar Error P
Konstanta 137,35 4,612
0,000 ΔP 10,97 2,306
0,009
v
2,03 2,306 0,428
ΔPΔP -10,69 3,050
0,025
v v
-6,09 3,050
0,117 ΔP
v
3,45 3,261
0,350
Menurut Eakin et al. 1978 fenomena peningkatan tekanan transmembran yang tidak dikuti oleh naiknya nilai fluks terjadi karena pada saat tersebut sudah
terbentuk polarisasi kosentrasi dan lapisan gel. Polarisasi konsentrasi dan lapisan gel terbentuk pada permukaan membran akibat molekul-molekul karaginan yang
terejeksi. Polarisasi konsentrasi dan lapisan gel akan semakin padat dan semakin meningkatkan nilai difusi balik partikel menuju membran seiring dengan
meningkatnya tekanan transmembran Zhao et al. 2003;Vernhet et al. 2004. Nilai koefisien
ΔP bentuk kuadratnya menunjukkan nilai negatif, hal tersebut menunjukkan adanya titik belok fluks maksimum yang disebabkan oleh
faktor tekanan transmembran ΔP. Fenomena yang sama juga terjadi pada proses
klarifikasi jus pear, dimana nilai fluks meningkat terus seiring dengan ditingkatkannya tekanan transmembran hingga pada tekanan 157 kPa. Setelah
mencapai tekanan tersebut nilai fluks menjadi turun jika tekanan transmembran ditingkatkan kembali Kirk et al. 1983.
Pola perubahan fluks yang disebabkan oleh perubahan nilai tekanan transmembran
ΔP dan laju alir v secara visual disajikan pada Gambar 27, sedangkan besarnya nilai prediksi fluks dengan mensubtitusikan kofisien-kofisien
pada Tabel 12 hasilnya disajikan pada Tabel 11. Mengacu kepada model empirik pada Gambar 26 terlihat bahwa laju alir umpan v mempunyai pengaruh positif
terhadap fluks permeat. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa pada tekanan transmembran tetap fluks akan terus meningkat seiring dengan ditingkatkannya
laju alir umpan. Menurut Vyas et al. 2000 laju alir umpan yang tinggi dapat mengurangi lapisan polarisasi konsentrasi dan tingkat ketebalan lapisan gel.
Semakin menipisnya polarisasi konsentrasi dan lapisan gel menyebabkan berkurangnya tahanan total membran, sehingga fluks akan meningkat