Hasil analisis ragam pada α = 0,05 Lampiran 4b menunjukkan bahwa
perlakuan ukuran pori berpengaruh signifikan terhadap nilai penurunan kadar selulosa dalam filtrat. Hasil analisis perbandingan berganda dengan uji Tukey
menunjukkan bahwa penggunaan ukuran pori filter 350 mesh, 1 mikron dan 0,3 mikron berbeda nyata dalam menurunkan kadar selulosa dibandingkan dengan
kadar selulosa dalam ekstraknya. Penggunaan filter ukuran 350 mesh, 1 mikron dan 0,3 mikron secara statistik tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan
dalam menurunkan kadar selulosa Lampiran 4c. Hal tersebut menunjukkan bahwa penggunaan ketiga filter tersebut sudah mampu memenuhi batas kadar
selulosa refined carrageenan yang ditetapkan oleh FAO. Selulosa merupakan polimer komponen penyusun rumput laut dengan berat molekul tinggi yaitu
2.664.000 Da Yanti et al. 2001, sehingga penggunaan filter ukuran 350 mesh sudah mampu memisahkan polimer tersebut sebesar 68,04.
Selain menjadi indikator kualitas karaginan, adanya selulosa dalam filtrat umpan dapat menyebabkan terbentuknya polarisasi konsentrasi yang tinggi pada
proses membran. Selulosa dengan ukuran partikel yang lebih besar dari ukuran pori membran dapat menyebabkan tertutupnya pori membran pada bagian
permukaannya sehingga besarnya fluks permeat menjadi berkurang.
4.2.3 Konsentrasi pigmen
Analisis konsentrasi pigmen dalam ekstrak dan filtrat rumput laut didekati dengan mengukur nilai absorbansi pada panjang gelombang masing-masing
pigmen. Pigmen fikoeritin diukur pada serapan panjang gelombang 530 nm dan pigmen fikosianin diukur pada serapan panjang gelombang 620 nm
Jaouen et al. 1999. Berdasarkan nilai absorbansinya terlihat bahwa pigmen fikoeritin memiliki
proporsi yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan pigmen fikosianin baik pada ekstrak maupun pada filtratnya. Nilai absorbansi pigmen fikosianin dan
fikoeritin tertertinggi diperoleh pada ekstrak rumput laut dengan nilai masing- masing 0,24 dan 0,31, sedangkan pada filtratnya masing-masing berkisar antara
0,07 - 0,15 dan 0,09 – 0,20. Perlakuan penyaringan dapat menurunkan konsentrasi pigmen, hal ini terlihat dari nilai absorbansi filtrat yang lebih rendah
0.00 0.05
0.10 0.15
0.20 0.25
0.30 0.35
Ekstrak Filter 350 mesh
Filter 1 mikron Filter 0,3 mikron
abs or
bans i
Fikosianin Fikoeritin
setelah mendapat perlakuan penyaringan. Semakin kecil ukuran pori filter penyaringan, nilai absorbansi filtrat pigmen akan semakin kecil Gambar 20.
Penggunaan filter ukuran 350 mesh dapat menurunkan nilai absorbansi pigmen fikoeritin dan fikosianin masing-masing sebesar 55,50 dan 65,60 ,
sedangkan dengan filter ukuran 1 mikron pigmen yang berhasil direduksi 55,80 dan 66,00. Filter ukuran 0,3 mikron dapat menurunkan konsentrasi pigmen
fikoeritin dan fikosianin masing-masing 79,60 dan 84,00 .
Gambar 20
Pengaruh ukuran pori filter terhadap nilai absorbansi pigmen fikoeritin
ג = 530 nm dan fikosianin ג = 620 nm pada ekstrak dan filtrat ekstrak rumput laut
Hasil analisis ragam pada α = 0,05 menunjukkan bahwa proses filtrasi pada
ekstrak rumput laut dengan menggunakan berbagai ukuran pori filter berpengaruh signifikan terhadap konsentrasi pigmen fikosianin dan fikoeritin Lampiran 5b dan
Lampiran 6b. Hasil analisis perbandingan berganda dengan uji Tukey Lampiran 5c dan Lampiran 6c menunjukkan bahwa penggunaan ukuran pori
filter 350 mesh dan 1 mikron menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam menurunkan konsentrasi pigmen fikosianin dan pigmen fikoeritin jika
dibandingkan dengan ekstraknya, tetapi tidak signifikan jika dibandingkan diantara keduanya. Filter ukuran 0,3 mikron menunjukkan perbedaan yang