JKN dilaksanakan dengan harapan tercovernya jaminan kesehatan seluruh masyarakat Indonesia yang sebelumnya tidak memiliki akses terhadap pelayanan
kesehatan kemudian pada akhirnya mendapatkan pelayanan kesehatan yang maksimal. Namun, dalam pelaksanaannya masih banyak permasalahan yang
terjadi di lapangan. Untuk itu, peneliti mempertimbangkan perlu dilakukan penelitian untuk menganalisis mengenai pelaksanaan JKN di Puskesmas Sawit
Seberang tersebut.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dapat dirumuskan masalah penelitian ini yaitu bagaimana pelaksanaan program JKN di Puskesmas
Sawit Seberang, apa saja faktor pendukung dan penghambat dari pelaksanaan program JKN di Puskesmas Sawit Seberang.
1.3 Tujuan Penelitian
Untuk menjelaskan bagaimana pelaksanaan program JKN di Puskesmas Sawit Seberang, apa saja faktor pendukung dan penghambat dari pelaksanaan
program JKN di Puskesmas Sawit Seberang tersebut.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan masukan bagi Pemerintah Daerah dalam rangka
mewujudkan pembangunan kesehatan terutama dalam era JKN. 2.
Sebagai bahan masukan bagi Puskesmas Sawit Seberang dalam rangka meningkatkan kualitas SDM kesehatan dalam menghadapi pelaksanaan
JKN.
Universitas Sumatera Utara
3. Sebagai masukan bagi Puskesmas Sawit Seberang dalam upaya
peningkatan pelayanan kesehatan agar lebih aktif, dan juga agar mampu mengimplementasikan program JKN dengan maksimal.
4. Sebagai bahan informasi yang dapat dijadikan referensi untuk penelitian
yang lebih lanjut.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Asuransi
Insurance 2.1.1 Pengertian Asuransi
Asuransi menurut UU tentang usaha perasuransian adalah “Asuransi atau
pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih yang pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi
asuransi untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab
hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul akibat suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran
yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan UU RI No. 2 Tahun 1992.
2.1.2 Unsur-Unsur Asuransi
Menurut Muninjaya 2004 ada beberapa unsur asuransi, antara lain sebagai berikut :
1. Ada perjanjian
2. Ada pembelian perlindungan
3. Ada pembayaran premi oleh masyarakat
2.1.3 Asuransi Komersial dan Asuransi Sosial
Asuransi komersial adalah asuransi yang dikelola oleh perusahaan swasta atas keikutsertaan masyarakat secara sukarela. Bentuk program yang dilayani
Universitas Sumatera Utara
tergantung pada kebutuhan dan kemampuan tertanggung yang ditentukan dalam perjanjian. Dalam bidang asuransi kesehatan, seseorang dapat mengikuti suatu
program yang biayanya akan dibebankan atau dibayar kembali oleh perusahaan. Besarnya pertanggungan sesuai dengan pilihan tertanggung dan premi yang
dibayar tertanggung setiap bulan atau setiap tahunnya. Untuk menjadi anggota tertanggung seseorang harus memenuhi persyaratan tertentu Darmawi, 2000.
Asuransi sosial adalah asuransi yang dikelola oleh pemerintah atau instansi atau badan yang ditunjuk oleh pemerintah sebagai pengelola asuransi Kemenkes,
2014. Asuransi sosial merupakan mekanisme pengumpulan iuran yang bersifat wajib dari peserta, guna memberikan perlindungan kepada peserta atas resiko
sosial ekonomi yang menimpa mereka dan atau anggota keluarganya UU SJSN No. 40 Tahun 2004.
2.2 Asuransi Kesehatan
Salah satu masalah yang perlu diantisipasi adalah pembiayaan kesehatan di masa depan. Beberapa alasan dapat dikemukakan, antara lain pertimbangan aspek
pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan demand masyarakat, teknologi kedokteran serta pertumbuhan “industri” kedokteran sendiri, di mana peranan swasta akan
semakin berat, sementara subsidi pemerintah semakin menurun, sehingga kenaikan biaya pelayanan kesehatan pasti akan menjadi beban yang semakin berat
bagi sebagian besar masyarakat Sulastomo, 2000. Asuransi kesehatan merupakan pilihan satu-satunya dalam pengembangan
sistem pelayanan kesehatan di Indonesia. Alasannya, biaya kesehatan di masa depan akan mencapai jumlah yang besar. Dengan demikian, biaya kesehatan tidak
Universitas Sumatera Utara
akan mungkin dibebankan kepada pemerintahperusahaan saja, tetapi juga harus diorganisir berdasarkan kegotong-royongan masyarakat dan pemerintah.
Masyarakat yang kuat dan sehat harus membantu yang lemah atau sakit Sulastomo, 2000.
Asuransi kesehatan adalah suatu mekanisme pengalihan risiko sakit dari risiko perorangan menjadi risiko kelompok. Dengan cara mengalihkan risiko
individu menjadi risiko kelompok, beban ekonomi yang harus dipikul oleh masing-masing peserta asuransi akan lebih ringan tetapi mengandung kepastian
karena memperoleh jaminan Muninjaya, 2004. Yang termasuk biaya kesehatan ada tiga, yaitu :
1. Pemeliharaan kesehatan
2. Perawatan
3. Pengobatan
2.2.1 Aspek Manajemen Asuransi Kesehatan
Belajar dari sejarah perkembangan sistem asuransi kesehatan di Indonesia dan pengalaman negara lain, pemerintah Indonesia merekomendasikan
pengelolaan asuransi kesehatan menggunakan konsep Managed Care MC. Konsep ini merupakan alternatif terbaik untuk menyeimbangkan antara aspek
pelayanan, aspek pembiayaannya dengan aspek kualitas pelayanan kesehatan sesuai dengan prosedur yang baku. Ada beberapa konsep Managed Care :
a. Tripartite Model
Yang dimaksud dengan tripartite tiga pihak adalah pihak perusahaan asuransi insurance company sebagai pengelola dana, pihak pemberi jasa
Universitas Sumatera Utara
pelayanan kesehatan health provider dan pihak peserta consumer. Ketiga pihak harus saling bekerja sama terutama dalam hal pengawasan pelaksanaan
pelayanan kesehatan kepada peserta sehingga dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.
b. Prepaid Capitation
Adalah suatu sistem pembiayaan kesehatan yang dilakukan di muka berdasarkan kapita atau jiwa yand diikutsertakan. Hal ini berbeda dengan “fee
for service ”, pembiayaan kesehatan diberikan berdasarkan penggunaan
fasilitasjasa. Jika seseorang memperoleh pelayanan kesehatan melebihi nilai uang yang dibayarkan kepada pihak asuransi, kelebihan tersebut akan menjadi
risiko pemberi pelayanan kesehatan health provider. Sebaliknya jika biaya pelayanan yang diterima lebih kecil dari nilai uang yang telah dibayarkan,
kelebihan tersebut akan menjadi insentif kepada pemberi pelayanan kesehatan. c.
Pelayanan Menyeluruh Comprehensive Bentuk pelayanan asuransi ini meliputi semua jenis pelayanan kesehatan mulai
dari yang bersifat preventif, promotif, kuratif sampai yang bersifat rehabilitatif. Di dalam pelaksanaannya, ada jaminan untuk pelayanan rawat
jalan tingkat pertama, pelayanan rawat jalan tingkat lanjutan, dan pelayanan rawat inap serta pelayanan obat.
d. Konsep Wilayah Dokter KeluargaPuskesmas
Peserta asuransi dikelompokkan dalam suatu wilayah tertentu. Pelayanan kesehatan dasar diberikan oleh dokter umum atau dokter keluarga dengan
sistem pembiayaan prepaid capitation prospective payment. Ada wilayah
Universitas Sumatera Utara
kerja dikontrak dengan jaringan pelayanannya yang dinamakan purchasing health. Mereka dibayar dengan sistem kapitasi.
e. Sistem Paket Budget System
Adalah sistem pembiayaan yang dilakukan di fasilitas pelayanan rujukan dengan cara menggabungkan beberapa jenis pelayanan atau tindakan medis
tertentu dengan tarif paket yang sudah diterapkan sebelumnya. Sistem seperti ini ditempuh untuk menghindari pemanfaatan pelayanan yang berlebihan
over utilization. f.
Konsep Rujukan Konsep ini diterapkan dengan surat pernyataan rujukan dari institusi pemberi
pelayanan kesehatan dasar misalnya : puskesmas ke pemberi pelayanan kesehatan rujukan.
2.3 Sistem Jaminan Sosial Nasional SJSN
SJSN adalah suatu tata cara penyelenggaraan program jaminan sosial dimana jaminan sosial merupakan suatu bentuk perlindungan sosial untuk
menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang
layak UU No. 40 Tahun 2004. 2.3.1 Pengertian Jaminan Sosial
Jaminan sosial adalah perlindungan yang diberikan oleh masyarakat untuk masyarakat melalui seperangkat kebijaksanaan publik terhadap tekanan-tekanan
ekonomi sosial bahwa jika tidak diadakan sistem jaminan sosial akan menimbulkan hilangnya sebagian pendapatan sebagai akibat sakit, persalinan,
kecelakaan kerja, sementara tidak bekerja, cacat, hari tua dan kematian dini,
Universitas Sumatera Utara
perawatan medis termasuk pemberian subsidi bagi anggota keluarga yang membutuhkan Soekamto, dkk., 2006.
Pengertian jaminan sosial tersebut masih bersifat universal sehingga dalam implementasinya harus disesuaikan dengan berbagai pendekatan yang
berlaku di setiap negara Soekamto, dkk., 2006. Menurut Purwoko 1999, pengertian jaminan sosial sangat beragam. Dilihat dari pendekatan asuransi sosial,
maka berarti jaminan sosial sebagai teknik atau metode penanganan risiko hubungan industrial yang berbasis pada hukum bilangan besar law of large
numbers. Dari sisi bantuan sosial, maka jaminan sosial berarti sebagai dukungan pendapatan bagi komunitas kurang beruntung untuk keperluan konsumsi. Karena
itu, maka jaminan sosial berarti sebagai : a.
Salah satu faktor ekonomi seperti konsumsi, tabungan dan subsidi atau koneksi untuk redistribusi pendapatan;
b. Instrument negara untuk redistribusi risiko sosial-ekonomi melalui tes
kebutuhan means-test application, yaitu tes apa yang telah dimiliki peserta baik berupa rekening tabungan maupun kekayaan ril;
c. Program pengentasan kemiskinan yang ditindak-lanjuti dengan
pemberdayaan komunitas; dan d.
Sistem perlindungan dasar untuk penanggulangan hilangnya sebagian pendapatan pekerja sebagai konsekuensi risiko industrial Soekamto, dkk.,
2006.
2.3.2 Fungsi Jaminan Sosial
Jaminan sosial memiliki tiga pilar fungsi utama yang terdiri dari:
Universitas Sumatera Utara
1. Bantuanpelayanan sosial
Sistem ini didanai dari sumber pajak oleh negara atau sumbangan dari pihak yang mempunyai status ekonomi yang kuat.
2. Tabungan wajib
Setiap orang diwajibkan menabung untuk dirinya sendiri provident fund sebagaimana dilaksanakan dalam Jaminan Hari Tua, Jamsostek atau
sebagian jaminan pensiun Taspen. 3.
Asuransi sosial Dimana setiap orang mengiurberkontribusi atau membayar premi yang
sifatnya wajib. Bisa juga premiiuran dibayarkan oleh pihak lain atau oleh pemerintah bagi mereka yang miskin. Sistem asuransi sosial ini paling
baik, dana yang terkumpul memadai, tahan lama, dan paling banyak digunakan di dunia Soekamto, dkk., 2006.
Sebagai sistem perlindungan dasar untuk masyarakat pekerja termasuk masyarakat luas yang mengalami musibah atau kemalangan baik yang disebabkan
karena peristiwa hubungan industrial atau di luar hubungan industrial seperti kemiskinan. Manfaat jaminan sosial mencakup :
a. Santunan tunai untuk dukungan pendapatan pencari nafkah utama;
b. Kompensasi finansial untuk korban kasus kecelakaan kerja dan
kematian dini; c.
Manfaat pelayanan kesehatan dan pemberian alat bantu Soekamto, dkk., 2006.
Universitas Sumatera Utara
2.4 Jaminan Kesehatan Nasional JKN
2.4.1 Pengertian Jaminan Kesehatan
Definisi jaminan kesehatan dalam bahasa Indonesia mempunyai beberapa pengertian karena kata jaminan dapat berasal dari guarantee atau warranty dan
dapat berasal dari terjemahan bahasa Inggris insurance atau asuransi. “Jaminan
kesehatan adalah sebuah sistem yang memungkinkan seseorang terbebas dari beban biaya berobat yang relatif mahal yang menyebabkan gangguan pemenuhan
kebutuhan dasar hidup lain makan, sekolah, bekerja dan bersosialisasi” Soekamto, dkk., 2006.
2.4.2 Pengertian Jaminan Kesehatan Nasional JKN
JKN yang dikembangkan di Indonesia merupakan bagian dari SJSN. SJSN ini diselenggarakan melalui mekanisme Asuransi Kesehatan Sosial yang bersifat
wajib mandatory berdasarkan UU Nomor 40 Tahun 2004 tentang SJSN. Tujuannya adalah agar semua penduduk Indonesia terlindungi dalam sistem
asuransi, sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak Kemenkes, 2014.
2.4.3 Manfaat Jaminan Kesehatan Nasional JKN
Manfaat Jaminan Kesehatan Nasional terdiri atas 2 dua jenis, yaitu manfaat medis berupa pelayanan kesehatan dan manfaat non medis meliputi
akomodasi dan ambulans. Ambulans hanya diberikan untuk pasien rujukan dari fasilitas kesehatan dengan kondisi tertentu yang ditetapkan oleh BPJS Kesehatan
Kemenkes, 2014.
Universitas Sumatera Utara
Manfaat JKN mencakup pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif termasuk pelayanan obat dan bahan medis habis pakai sesuai dengan
kebutuhan medis Kemenkes, 2014.
2.4.4 Prinsip-Prinsip Jaminan Kesehatan Nasional
JKN mengacu pada prinsip-prinsip SJSN berikut : 1.
Prinsip Kegotongroyongan Gotong royong sesungguhnya sudah menjadi salah satu prinsip dalam
hidup bermasyarakat dan juga merupakan salah satu akar dalam kebudayaan kita. Dalam SJSN, prinsip gotong royong berarti peserta yang
mampu membantu peserta yang kurang mampu dan peserta yang sehat membantu yang sakit atau yang berisiko tinggi.Hal ini terwujud karena
kepersertaan SJSN bersifat wajib untuk seluruh penduduk, tanpa pandang bulu. Dengan demikian, melalui prinsip gotong royong jaminan sosial
dapat menumbuhkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 2.
Prinsip Nirlaba Pengelolaan dana amanat oleh BPJS adalah nirlaba bukan untuk mencari
laba for profit oriented. Dana yang dikumpulkan dari masyarakat adalah dana amanat, sehingga hasil pengembangannya, akan di manfaatkan
sebesar-besarnya untuk kepentingan peserta. Prinsip keterbukaan, kehati- hatian, akuntabilitas, efisiensi dan efektivitas. Prinsip-prinsip manajemen
ini mendasari seluruh kegiatan pengelolaan dana yang berasal dari iuran peserta dan hasil pengembangannya.
Universitas Sumatera Utara
3. Prinsip Portabilitas
Prinsip portabilitas jaminan sosial dimaksudkan untuk memberikan jaminan yang berkelanjutan kepada peserta sekalipun mereka berpindah
pekerjaan atau tempat tinggal dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
4. Prinsip Kepersertaan Bersifat Wajib
Kepersertaan wajib dimaksudkan agar seluruh rakyat menjadi peserta sehingga dapat terlindungi. Meskipun kepesertaan bersifat wajib bagi
seluruh rakyat, penerapannya tetap disesuaikan dengan kemampuan ekonomi rakyat dan pemerintah serta kelayakan penyelenggaraan program.
Tahapan pertama dimulai dari pekerja di sektor formal, bersamaan dengan itu sektor informal dapat menjadi peserta secara mandiri, sehingga pada
akhirnya SJSN dapat mencakup seluruh rakyat. 5.
Prinsip Dana Amanat Dana yang terkumpul dari iuran peserta merupakan dana titipan kepada
badan-badan penyelenggara untuk dikelola sebaik-baiknya dalam rangka mengoptimalkan dana tersebut untuk kesejahteraan peserta.
6. Prinsip Hasil Pengelolaan Dana Jaminan Sosial
Dipergunakan seluruhnya untuk pengembangan program dan untuk sebesar-besar kepentingan peserta Kemenkes, 2014.
Universitas Sumatera Utara
2.4.5 Program Jaminan Kesehatan Nasional 2.4.5.1 Kepersertaan
Dalam kebijakan program JKN yang menjadi peserta memiliki ketentuan tersendiri. Peserta dalam program ini adalah setiap orang, termasuk orang asing
yang bekerja paling singkat 6 enam bulan di Indonesia, yang telah membayar iuran. Peserta tersebut meliputi : PBI JKN dan bukan PBI JKN dengan rincian
sebagai berikut : 1.
Peserta PBI Jaminan Kesehatan meliputi orang yang tergolong fakir miskin dan orang tidak mampu.
2. Peserta bukan PBI adalah peserta yang tidak tergolong fakir miskin dan
orang yang tidak mampu yang terdiri atas : a
Pekerja Penerima Upah dan anggota keluarganya, yaitu : 1.
Pegawai Negeri Sipil; 2.
Anggota TNI; 3.
Anggota Polri; 4.
Pejabat Negara; 5.
Pegawai Pemerintahan Non Pegawai Negeri; 6.
Pegawai Swasta; dan 7.
Pekerja yang tidak termasuk urutan 1 sampai dengan 6 yang menerima upah
b Pekerja Bukan Penerima Upah dan anggota keluarganya, yaitu :
1. Pekerja di luar hubungan kerja atau pekerja mandiri
Universitas Sumatera Utara
2. Pekerja yang yang tidak termasuk nomor 1 yang bukan penerima
upah 3.
Pekerja sebagaimana dimaksud nomor 1 dan nomor 2, termasuk warga negara asing yang bekerja di Indonesia paling singkat 6
enam bulan. c
Bukan Pekerja dan anggota keluarganya, yaitu : 1.
Investor; 2.
Pemberi kerja; 3.
Penerima pensiun; 4.
Veteran; 5.
Perintis kemerdekaan; dan 6.
Bukan pekerja yang tidak termasuk urutan 1 sampai 5 yang mampu membayar iuran.
d Penerima pensiun terdiri atas :
1. Pegawai Negeri Sipil yang berhenti dengan hak pensiun;
2. Anggota TNI dan anggota Polri yang berhenti dengan hak pensiun;
3. Pejabat Negara yang berhenti dengan hak pensiun;
4. Penerima pensiun selain nomor 1, nomor 2, nomor 3; dan
5. Janda, duda, atau anak yatim piatu dari penerima pensiun
sebagaimana dimaksud pada poin 1 sampai dengan 4 yang mendapat hak pensiun.
Anggota keluarga bagi pekerja penerima upah, meliputi : 1.
Istri atau suami yang sah dari peserta; dan
Universitas Sumatera Utara
2. Anak kandung, anak tiri danatau anak angkat yang sah dari peserta, dengan
kriteria : tidak atau belum pernah menikah atau tidak mempunyai penghasilan sendiri; dan belum berusia 21 dua puluh satu tahun atau belum berusia 25
dua puluh lima tahun yang masih melanjutkan pendidikan formal. Sebagai sebuah program, jaminan kesehatan juga mengatur hak dan
kewajiban bagi pesertanya, adapun hak peserta yang telah terdaftar pada BPJS Kesehatan berhak mendapatkan :
1. Identitas peserta
2. Manfaat pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan yang bekerja sama
dengan BPJS Kesehatan. Selain hak setiap peserta yang telah terdaftar pada BPJS Kesehatan juga
memiliki kewajiban : 1.
Membayar iuran 2.
Melaporkan data kepersertaannya kepada BPJS Kesehatan dengan menunjukkan identitas peserta pada saat pindah domisili dan atau pindah
kerja.
2.4.5.2 Pembiayaan
Dalam program JKN menggunakan sistem iuran sebagai sumber pembiayaannya. Berdasarkan Perpres Nomor 12 Tahun 2013 Iuran Jaminan
Kesehatan adalah sejumlah uang yang dibayarkan secara teratur oleh Peserta, Pemberi Kerja, danatau Pemerintah untuk program Jaminan Kesehatan.
Program ini menghendaki agar setiap peserta wajib membayar iuran yang besarnya sudah ditetapkan berdasarkan persentase dari upah untuk pekerja
Universitas Sumatera Utara
penerima upah atau suatu jumlah nominal tertentu bukan penerima upah dan PBI. Setiap pemberi kerja diwajibkan untuk memungut iuran dari pekerjanya,
menambahkan iuran peserta yang menjadi tanggung jawab pemberi kerja, serta membayarkan iuran tersebut setiap bulan kepada BPJS Kesehatan secara berkala
paling lambat tanggal 10 setiap bulan. Pemerintah juga mengatur sanksi bila ada keterlambatan pembayaran iuran JKN dengan mengenakan denda administratif
sebesar 2 dua persen perbulan dari total iuran yang tertunggak dan dibayar oleh Pemberi Kerja.
Sedangkan untuk peserta pekerja bukan penerima upah dan peserta bukan pekerja wajib membayar iuran JKN pada setiap bulan yang dibayarkan paling
lambat tanggal 10 sepuluh setiap bulannya kepada BPJS Kesehatan. Pembayaran iuran JKN juga dapat dilakukan diawal.
BPJS kesehatan selaku penanggung jawab pemanfaatan pembiayaan menghitung kelebihan atau kekurangan pembayaran iuran JKN sesuai dengan gaji
atau upah peserta. Bila terjadi kelebihan atau kekurangan pembayaran iuran, BPJS Kesehatan memberitahukan secara tertulis kepada pemberi kerja danatau peserta
paling lambat 14 empat belas hari kerja sejak diterimanya iuran. Kelebihan atau kekurangan pembayaran iuran diperhitungkan dengan pembayaran iuran bulan
berikutnya.
2.4.6 Beberapa Kebijakan Terkait dengan Jaminan Kesehatan Nasional
Mengenai pelayanan kesehatan pada JKN diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 71 Tahun 2013. Penjelasan bahwa peserta JKN berhak
mendapatkan pelayanan promotif dan preventif tertera dalam Peraturan Menteri
Universitas Sumatera Utara
Kesehatan No. 71 Tahun 2013 ini pada pasal 13 yang be rtuliskan bahwa “Setiap
peserta berhak memperoleh pelayanan kesehatan yang mencakup pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif termasuk pelayanan obat dan bahan
medis habis pakai sesuai dengan kebutuhan medis yang diperlukan .”
Manfaat Jaminan Kesehatan sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan pasal 21 yaitu “Manfaat
pelayanan promotif dan preventif meliputi pemberian pelayanan: penyuluhan kesehatan perorangan; imunisasi dasar; keluarga berencana; dan skrining
kesehatan .” Kemudian pasal 22 menyebutkan bahwa pelayanan kesehatan tingkat
pertama meliputi pelayanan kesehatan non spesialistik yang mencakup : 1.
Administrasi pelayanan; 2.
Pelayanan promotif dan preventif; 3.
Pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis; 4.
Tindakan medis non spesialistik, baik operatif maupun non operatif; 5.
Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai; 6.
Transfusi darah sesuai dengan kebutuhan medis; 7.
Pemeriksaan penunjang diagnostik laboratorium tingkat pertama; dan 8.
Rawat inap tingkat pertama sesuai dengan indikasi. Selain itu, pengelolaan dan pemanfaatan dana kapitasi JKN pada Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama FKTP milik Pemerintah Daerah diatur dalam Peraturan Presiden No. 32 Tahun 2014. Tertera pada pasal 12, bahwa dana
kapitasi JKN di FKTP dimanfaatkan seluruhnya untuk jasa pelayanan kesehatan dan dukungan biaya operational pelayanan kesehatan. Jasa pelayanan kesehatan
Universitas Sumatera Utara
sebagaimana dimaksud meliputi jasa pelayanan kesehatan perorangan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dan non kesehatan.
Jasa pelayanan kesehatan di FKTP atau puskesmas ditetapkan sekurang- kurangnya 60 dari total penerimaan dana kapitasi JKN, dan sisanya
dimanfaatkan untuk dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan yang meliputi biaya obat, alat kesehatan, bahan medis habis pakai, dan dukungan biaya
operasional pelayanan kesehatan lainnya. Dalam menyelenggarakan JKN, BPJS membuat Peraturan BPJS No. 1
Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan JKN yang menjelaskan kepesertaan, iuran kepesertaan jaminan kesehatan, penyelenggara pelayanan, peningkatan mutu dan
penambahan manfaat jaminan kesehatan, kompensasi, kendali mutu dan kendali biaya, serta pelaporan dan utilization review.
2.5 Fasilitas Kesehatan
Fasilitas Kesehatan adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan, baik promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah danatau masyarakat.
1. Pelayanan kesehatan tingkat pertama adalah pelayanan kesehatan perorangan
yang bersifat non spesialistik tingkat pertama meliputi perawatan rawat jalan dan rawat inap. Fasilitas kesehatan yang dapat memberikan pelayanan
kesehatan tingkat pertama adalah : 1
Rawat jalan tingkat pertama a.
Puskesmas atau yang setara;
Universitas Sumatera Utara
b. Praktik dokter;
c. Praktik dokter gigi;
d. Klinik pratama atau yang termasuk fasilitas kesehatan tingkat pertama
milik TNIPOLRI; dan e.
Rumah sakit kelas D pratama atau yang setara. 2
Rawat inap tingkat pertama Fasilitas kesehatan tingkat pertama dengan fasilitas rawat inap BPJS :
Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan. 2.
Pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjut adalah upaya pelayanan kesehatan perorangan yang bersifat spesialistik atau sub spesialistik yang meliputi rawat
jalan tingkat lanjutan, rawat inap tingkat lanjutan dan rawat inap di ruang perawatan khusus.
2.6 Pusat Kesehatan Masyarakat Puskesmas