Koor. Perawat Apoteker
masing kurang. Kalau sarana dan prasarana untuk era JKN paling yang
kurang media pemberitahuan tentang JKN sendiri, masih banyak masyarakat yang pengetahuannya sangat kurang
masalah JKN. Banyak masyarakat yang berulang kali nanya masalah rujukan, biaya dll.
Sarana prasarana paling yang kurang ruangan laboratorium, itu aja kayaknya.
Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa menurut para informan sarana dan prasarana sudah terbilang cukup, hanya informan mengeluhkan tidak
adanya ruangan laboratorium dan kendaraan. Kendaraan seperti mobil dan sepeda motor sangat diperlukan, karena mengingat jarak yang harus ditempuh termasuk
jauh sedangkan kendaraan yang ada terbatas. Karena kendaraan pribadi tenaga kesehatan tidak selalu ada untuk digunakan. Dari segi alat kesehatan, kepala
bidang pelayanan kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat sendiri mengungkapkan masih terus diupayakan untuk mencukupinya. Dalam masalah
media sosialisasi JKN masih sangat kurang sehingga masyarakat sulit memahami mekanisme JKN tersebut.
4.3.6 Pernyataan Informan tentang Hambatan Internal dan Eksternal yang Dihadapi oleh Puskesmas
Tabel 4.27 Matriks Pernyataan Informan tentang Hambatan Internal dan
Eksternal yang Dihadapi oleh Puskesmas
Informan Pernyataan
Kepala Puskesmas
Dokter Umum Masalah yang sering dihadapi puskesmas sejak JKN
eksternal adalah : a.
Pasien yang belum mengerti tentang rujukan dalam era JKN
b. Kurangnya sosialisasi dari BPJS tentang mekanisme JKN itu sendiri
Kalau dari internalnya sendiri paling tenaga kesehatan yang belum mengerti tata cara pelaporan yang benar, jadi mesti
bolak balik karena laporannya tidak seperti yang diminta. Kalau saya sebagai dokter melihat hambatan dalam era JKN
ini hanya kurangnya pemerataan dokter umum dan dokter gigi ke desa-desa, terus masyarakat yang kurang pengetahuannya
Universitas Sumatera Utara
Koor. Bidan Koor. Perawat
Apoteker jadi mesti berulang kali diberi arahan.
Hambatannya paling sering itu soal sistem rujukan. Kadang masyarakat sudah diberi arahan pun masih belum ngerti jadi
kadang harus bolak balik dijelaskan. Dari internal hambatannya ada di jumlah tenaga kesehatan
karena dokter yang kurang dan skill administrasi yang kurang. Dari eksternal, biasanya yang sering masalah rujukan. Banyak
masyarakat yang meminta rujukan double padahal dalam JKN itu tidak boleh.
Hambatan dari farmasi sendiri kadang obatnya yang kurang lengkap jadi pasien mesti beli di luar.
Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa tantangan internal yang dihadapi oleh Puskesmas Sawit Seberang adalah kurangnya jumlah tenaga
kesehatan dan kualitas tenaga kesehatannya, sehingga pelayanan kesehatan menjadi tidak maksimal. Tantangan eksternal yang dihadapi Puskesmas Sawit
Seberang datang dari pasien atau masyarakat yang pengetahuannya sangat kurang tentang mekanisme JKN, terutama dalam sistem rujukan. Banyak masyarakat
yang mengeluh mengenai rujukan yang tidak bisa ganda padahal jelas sudah bahwa dalam JKN tidak ada rujukan ganda. Rujukan yang ganda adalah dalam
satu bulan pasien pengguna JKN tidak boleh meminta dua kali rujukan dengan penyakit yang sama.
4.3.7 Pernyataan Informan tentang Strategi yang Dilakukan dalam Menghadapi Hambatan Internal dan Eksternal
Tabel 4.28 Matriks
Pernyataan Informan
tentang Strategi
yang Dilakukan dalam Menghadapi Hambatan Internal dan
Eksternal
Informan Pernyataan
Kepala Puskesmas
Strategi sendiri untuk masalah jumlah dokter yang kurang dalam hal ini puskesmas tidak bisa berbuat banyak, karena
pemerataan dokter di Kabupaten Langkat sepenuhnya hak Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat. Masalah kualitasskill
dari tenaga kesehatan sendiri selalu kita upayakan untuk peningkatannya. Paling kalau masalah kurangnya pengetahuan
masyarakat
kami masih
bisa mengcovernya
dengan memberikan pengarahan dan penjelasan tentang mekanisme
Universitas Sumatera Utara
Dokter Umum Koor. Bidan
Koor. Perawat Apoteker
JKN yang mereka belum tahu. Kalau masalah pengetahuan masyarakat sebisanya saya beri
penjelasan setelah selesai memberikan pelayanan kesehatan, karena kasihan juga masyarakat karena memang media
sosialisasinya sangat kurang. Masalah-masalah itu biasanya masih bisa untuk kita
tanggulangi, kita kasih penjelasan biar mereka ngerti walaupun ya kadang besoknya nanya lagi.
Setahu saya kalu masalah dokter itu kewenangan Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat, dari masalah skill kita tenaga
kesehatan sering diikutkan pelatihan-pelatihan yang diadakan Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat untuk meningkatkan
kualitas. Masalah masyarakat sebenarnya yang sangat susah, karena di puskesmas juga medianya kan kurang jadi kita mesti
menjelaskan satu per satu, jadi kadang sehari ada 4 atau 5 pasien yang harus kita jelaskan masalah mekanisme JKN.
Paling saya mengajukanobat-obat yang kurang supaya segera dilengkapi.
Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa strategi yang dilakukan oleh Puskesmas Sawit Seberang dalam menghadapi tantangan internal adalah dengan
mengajukan penambahan jumlah dokter di puskesmas. Dari segi kualitasskill sebisa mungkin tenaga kesehatan di puskesmas selalu mengikuti pelatihan yang
dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat untuk meningkatkan kualitas tenaga kesehatan sendiri. Sementara itu, strategi untuk menghadapi hambatan
eksternal puskesmas sebisa mungkin tenaga kesehatan memberikan pengetahuan tentang mekanisme JKN kepada masyarakat. Puskesmas sendiri juga sudah
pernah bekerjasama dengan BPJS melakukan sosialisasi tentang JKN di kantor camat Sawit Seberang.
Universitas Sumatera Utara
4.3.8 Pernyataan Informan tentang Saran untuk Peningkatan Pelayanan Kesehatan dalam Era JKN di Puskesmas Sawit Seberang
Tabel 4.29 Matriks
Pernyataan Informan
tentang Saran
untuk Peningkatan Pelayanan Kesehatan dalam Era JKN di
Puskesmas Sawit Seberang
Informan Pernyataan
Kepala Puskesmas
Dokter Umum Koor. Bidan
Koor. Perawat Apoteker
Agar masyarakat memahami peraturan BPJS, bertanya secara langsung ke petugas BPJS yang ada di rumah sakit lalu aktif
mencari berita JKN di internet. Saya sebagai dokter sih sarannya dilengkapi lagi masalah
kekurangan tenaga kesehatannya, lalu masalah media sosialisasi JKN nya lebih diperbanyak supaya masyarakat bisa
membaca sendiri. Saran dari saya sih Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat
makin meningkatkan lagi soal pelatihan-pelatihan untuk tenaga kesehatannya. Untuk masyarakat supaya lebih
memahami kalau petugas puskemas menjelaskan tentang JKN jadi gak bolak balik dijelaskan.
Kalau dari saya sarannya, dilengkapi dokternya lagi, trus lebih banyak dibuat pelatihan-pelatihan. Kalau masyarakatnya
ya paling perbanyak petunjuk mengenai JKN-nya supaya masyarakat mengerti.
Dari farmasi sarannya obat-obatannya dilengkapi sesuai dengan paket pengobatan JKN. Kan kasihan kalau masyarakat
harus membeli lagi diluar puskesmas padahal dia pengguna JKN.
Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa saran-saran yang diberikan oleh para informan adalah pemenuhan kekurangan dokter di puskesmas, adakan
pelatihan-pelatihan, perbanyak lagi media-media sosialisasi JKN yang lebih beragam dan mudah dimengerti oleh masyarakat dan pemenuhan obat-obatan
yang masih kurang di puskesmas.
4.3.9 Pernyataan Informan Pasien tentang Petugas Kesehatan yang Memberikan Pengetahuan Mekanisme JKN
Tabel 4.30 Matriks Pernyataan Informan Pasien tentang Petugas
Kesehatan yang Memberikan Pengetahuan Mekanisme JKN
Informan Pernyataan
Pasien Pengguna
JKN Selama saya berobat di Puskesmas Sawit Seberang, petugas
kesehatan paling kalau ditanya aja baru ngasih tau soal mekanisme JKN, kalau gak ditanya ya enggak ngasih tahu.
Universitas Sumatera Utara
Pasien non JKN
Padahal kan perlu pengetahuan tentang JKN itu diberikan, karena kan enggak selamanya juga pengguna JKN mengerti semua
tentang JKN. Trus enggak ada lagi media pemberitahuannya secara lengkap, kalau ada kan kita bisa baca-baca sendiri.
Ada sih dikasi tahu, cuma karena saya belum pengguna JKN ya saya ngerti-ngerti aja. Paling kalau ditanya kenapa belum pakai
JKN ya saya bilang karena berkas-berkasnya belum lengkap, jadi belum pakai JKN.
Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa tenaga kesehatan hanya memberikan pengetahuan tentang mekanisme JKN hanya jika ditanyakan saja
oleh pasien, kalau tidak ditanyakan petugas kesehatan tidak memberikan pengetahuan. Masyarakat mengharapkan adanya media-media sosialisasi tentang
JKN agar pasien sendiri bisa membaca dan mengerti tanpa harus berulang kali bertanya kepada petugas kesehatan.
4.3.10 Pernyataan Informan Pasien tentang Kepuasaan Terhadap Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Sawit Seberang Sebelum dan
Setelah Era JKN
Tabel 4.31 Matriks Pernyataan Informan Pasien tentang Kepuasan
Terhadap Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Sawit Seberang Sebelum dan Setelah Era JKN
Informan Pernyataan
Pasien Pengguna
JKN Pasien non
JKN ya gitu la dek. Kurang puas sebenarnya kan kadang dokternya
gak ada. Trus kadang kalau tengah malam ada keluarga yang sakit gak bisa ke puskesmas karena sama aja kan gak ada
dokternya paling cuma perawat yang jaga malam. Obatnya juga kadang ada yang disuruh beli ke apotik, karena stoknya gak ada.
Kalau dulu sebelum JKN ada dokter giginya, saya pernah berobat sekali waktu itu, sekarang entah kenapa gak ada lagi dokter
giginya. Maunya kan dokternya ada yang lain gak cuma satu, jadi kan kalau yang satu gak datang ada yang lain. Jadi pasien gak
kecewa uda datang gak ada dokternya. Apa ya bedanya, kayaknya sama aja dek. Dari dulu setahu saya
cuma satu dokternya, kalau gak salah dulu ada dokter giginya tapi sekarang uda gak ada lagi. Kalo soal puas ya lumayan kurang la,
kadang kan gak ada dokter nunggu dia datang lagi kan kalau parah kasihan yang sakit. kadang kalau tiba-tiba ada keluarga
yang sakit mending ke dokter Lailan atau Nila karena langsung jumpa dokter.
Universitas Sumatera Utara
Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa pasien yang memanfaatkan pelayanan kesehatan di Puskesmas Sawit Seberang masih belum puas terhadap
pelayanan di Puskesmas Sawit Seberang. Mereka mengeluhkan masalah dokter yang cuma ada satu dan jarang datang, belum lagi masalah obat yang tidak ada
stok sehingga harus beli di luar apotik. Masyarakat mengharapkan adanya penambahan dokter dan dokter gigi, agar pelayanan kesehatan di Puskesmas Sawit
Seberang dapat berjalan dengan maksimal.
Universitas Sumatera Utara
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Masukan