Pernyataan Informan tentang Sistem Pembiayaan Pelayanan Kesehatan dalam Era JKN

Nasional. Mengenai pengelolaan dana kapitasi JKN pada FKTP diatur dalam Peraturan Presiden No. 32 Tahun 2014. BPJS juga menerbitkan Peraturan BPJS No. 1 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan.

4.3.3 Pernyataan Informan tentang Sistem Pembiayaan Pelayanan Kesehatan dalam Era JKN

Tabel 4.24 Matriks Pernyataan Informan tentang Sistem Pembiayaan Pelayanan Kesehatan dalam Era JKN Informan Pernyataan Kabid Yankes Kepala Puskesmas Dokter Umum Koor. Bidan Koor. Perawat Apoteker Sistem pembiayaan sendiri kan sudah diatur dalam Peraturan Presiden No. 32 Tahun 2014 dengan jelas. Dinas kesehatan Kabupaten Langkat sendiri kan hanya sebagai pembina jadi masalah pembiayaan sendiri puskesmas langsung berurusan dengan BPJS tidak lagi ke Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat. Kalau masalah pembiayaannya karena sekarang sudah JKN pembiayaannya pakai dana kapitasi. Gak tau saya kalau masalah sistem pembiayaan secara mendetail, tapi setau saya semenjak JKN pembiayaannya pakai dana kapitasi. UKM kalo setelah JKN pakai dana BOK kalau UKP pakai dana kapitasi. Sepengetahuan saya kalau sistem pembiayaan setelah era JKN kayak sekarang pakai dana kapitasi, setiap puskesmas dapat dana kapitasi sesuai dengan jumlah masyarakat pengguna JKN di puskesmas itu. Wah kalau itu gak tau saya, karena saya hanya mengurusi masalah obat-obatan aja. Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa sebelum JKN berjalan, dana kegiatan UKM dan UKP bersumber dari dana BOK. Setelah JKN berjalan, dana kegiatan UKM tetap bersumber dari BOK sementara dana untuk kegiatan UKP bersumber dari dana kapitasi JKN. Sistem pembiayaan di FKTP seperti puskesmas dibayarkan secara kapitasi oleh BPJS sesuai dengan jumlah peserta terdaftar JKN di FKTP tersebut. Pengelolaan dan pemanfaatan dana kapitasi JKN diatur dalam Perpres No. 32 Tahun 2014. Universitas Sumatera Utara 4.3.4 Pernyataan Informan tentang Jumlah Tenaga Kesehatan Kualitas dan Kuantitas dalam Era JKN Table 4.25 Matriks Pernyataan tentang Jumlah Tenaga Kesehatan Kualitas dan Kuantitas dalam Era JKN Informan Pernyataan Kabid Yankes Kepala Puskesmas Dokter umum Koor. Bidan Koor. Perawat Apoteker Kalau di Kabupaten Langkat sendiri tenaga kesehatannya sebenarnya sudah cukup, tetapi penyebarannya saja yang belum merata, karena banyak dokter dan dokter gigi tidak mau ditempatkan ditempat yang jauh dari ibu kota kabupaten. Kalau bidan dan perawat menurut saya sudah sangat merata. Dilihat dari segi skill kalau di era JKN ini kan pelayanan kesehatannya kan gak beda jauh sama sebelum era JKN jadi tidak terlalu masalah. Kalau masalah jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas Sawit Seberang masih dibilang kurang. Dokter umum disini saja hanya ada 1 orang, ditambah saya kepala puskesmas jadi 2 orang, dokter gigi tidak ada, dulu sempat ada dokter gigi tetapi sekarang sudah tidak ada lagi. Seharusnya sebagai puskesmas 24 jam harus memiliki 5 dokter jadi bisa bergantian jaga malam. Disini paling kalau enggak bidan ya perawat yang jaga malam. Kalau masalah skill ya begitulah, masih terus diikutkan pelatihan kalau masalah skill petugas kesehatannya. Masih bisa dibilang kurang kalau masalah tenaga kesehatan, dokter umum hanya saya dan kepala puskesmas, dokter gigi tidak ada, apoteker hanya satu jadi sering terkendala kalau jaga malam karena ini kan puskesmas 24 jam. Kalau jumlah bidan sama perawatnya ya cukup. Tapi kalau dokter umumnya kurang karena kan cuma ada satu, kepala puskesmas jarang turun karena kan kepala puskesmas juga punya tugas sebagai kepala puskesmas. Dokter gigi enggak ada, kasian kadang kalau pasien udah datang jauh-jauh ternyata dokter giginya enggak ada. Kalau masalah skill ya dibantu sama yang muda-muda, paling urusan komputer yang tidak banyak menguasai. Di Puskesmas Sawit Seberang sendiri kurang di dokter umum sama dokter gigi ya. Apalagi kalau ada emergency tengah malam, susah karena tidak ada dokter jaga malam. Kalau masalah kualitas ya begitulah, namanya juga sudah banyak yang tua-tua kalau urusan komputer gak ngerti-ngerti nanya sama yang muda-muda. Tenaga kesehatan sih kurang, khususnya di apoteker, seharusnya ada asisten apoteker karena kan hanya ada 1 orang di puskesmas ini, kalau saya tidak masuk kadang susah jadinya. Universitas Sumatera Utara Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa menurut informan tenaga kesehatan di Puskesmas Sawit Seberang masih kurang memadai secara kualitas dan kuantitas. Dari segi kuantitas disebabkan oleh distribusi tenaga kesehatan yang tidak merata di Kabupaten Langkat, banyak dokter umum dan dokter gigi yang lebih memilih ditempatkan di pusat-pusat daerah, enggan untuk ditempatkan di daerah-daerah terpencil. Menurut Kepala Puskesmas Sawit Seberang, puskesmas 24 jam seperti Puskesmas Sawit Seberang idealnya memiliki minimal 5 dokter, namun di puskesmas ini hanya memiliki 2 dokter dan itu pun salah satunya bertugas sebagai kepala puskesmas. Belum lagi tidak tersedianya dokter gigi, padahal pelayanan kesehatan gigi merupakan salah satu pelayanan kesehatan dalam program JKN. Hal ini membuat tidak maksimalnya pelayanan kesehatan dalam era JKN di Puskesmas Sawit Seberang.

4.3.5 Pernyataan Informan tentang Sarana dan Prasarana Puskesmas dalam Era JKN