Komponen pertumbuhan nasionalregional adalah perubahan produksi suatu wilayah yang disebabkan oleh perubahan produksi nasional secara umum,
perubahan kebijakan ekonomi nasional, atau perubahan dalam hal-hal yang mempengaruhi perekonomian suatu wilayah dan sektor. Bila diasumsikan bahwa
tidak ada perbedaan karakteristik ekonomi antar sektor dan antar wilayah, maka adanya perubahan akan membawa dampak yang sama pada semua sektor dan
wilayah. Akan tetapi pada kenyataannya beberapa sektor dan wilayah tumbuh lebih cepat daripada sektor dan wilayah lainnya.
2. Komponen Pertumbuhan Proporsional
Komponen pertumbuhan proporsional tumbuh karena perbedaan sektor dalam permintaan produk akhir, perbedaan dalam ketersediaan bahan mentah, perbedaan
dalam kebijakan industri dan perbedaan dalam struktur dan keragaman pasar. 3.
Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah Timbul karena peningkatan atau penurunan PDRB atau kesempatan kerja
dalam suatu wilayah dibandingkan wilayah lainnya. Cepat lambatnya pertumbuhan ditentukan oleh keunggulan komparatif, akses pasar, dukungan kelembagaan,
prasarana sosial dan ekonomi serta kebijakan ekonomi regional pada wilayah tersebut.
2.6.2. Kelebihan-Kelebihan Analisis Shift Share
Menurut Soepono 1993, kelebihan-kelebihan dari analisis Shift Share adalah :
1. Analisis Shift Share dapat melihat perkembangan produksi atau kesempatan
kerja suatu wilayah hanya pada dua titik waktu tertentu, yang mana satu titik waktu dijadikan sebagai dasar analisis, sedangkan satu titik waktu lainnya
dijadikan sebagai akhir analisis. 2.
Perubahan PDRB di suatu wilayah antara tahun dasar analisis dapat dilihat melalui tiga komponen pertumbuhan wilayah, yakni komponen pertumbuhan
nasional PN, komponen pertumbuhan proporsional PP, dan komponen pertumbuhan pangsa wilayah PPW.
3. Berdasarkan komponen PN, dapat diketahui laju pertumbuhan ekonomi suatu
wilayah dibandingkan laju pertumbuhan nasional. 4.
Komponen PP dapat digunakan untuk mengetahui pertumbuhan sektor-sektor perekonomian di suatu wilayah. Hal ini berarti bahwa suatu wilayah dapat
mengadakan spesialisasi di sektor-sektor yang berkembang secara nasional dan bahwa sektor-sektor dari perekonomian wilayah telah berkembang lebih cepat
daripada rata-rata nasional untuk sektor-sektor itu. 5.
Komponen PPW dapat digunakan untuk melihat daya saing sektor-sektor ekonomi dibandingkan dengan sektor ekonomi pada wilayah lainnya.
6. Jika persentase PP dan PPW dijumlahkan, maka dapat ditunjukkan adanya shift
pergeseran hasil pembangunan perekonomian daerah.
2.6.3. Kelemahan-Kelemahan Analisis Shift Share
Kemampuan teknik
analisis Shift Share
untuk memberikan dua indikator positif yang berarti bahwa suatu wilayah mengadakan spesialisasi di sektor-sektor yang
berkembang secara nasional dan bahwa sektor-sektor dari perekonomian wilayah telah
berkembang lebih cepat dari rata-rata nasional untuk sektor-sektor itu tidaklah lepas dari kelemahan-kelemahan. Menurut Soepono 1993, kelemahan dari analisis Shift Share
adalah : a.
Analisis Shift Share tidak lebih dari pada suatu teknik pengukuran atau prosedur baku untuk mengurangi pertumbuhan suatu variabel wilayah menjadi
komponen-komponen. Persamaan Shift Share hanyalah identity equation dan tidak mempunyai implikasi keperilakuan. Metode Shift Share tidak untuk
menjelaskan mengapa, misalnya pengaruh keunggulan kompetitif adalah positif di beberapa wilayah, tetapi negatif di daerah-daerah lain. Metode Shift Share
merupakan teknik pengukuran yang mencerminkan suatu sistem perhitungan semata dan tidak analitik.
b. Komponen pertumbuhan nasional secara implisit mengemukakan bahwa laju
pertumbuhan suatu wilayah hendaknya tumbuh pada laju nasional tanpa memperhatikan sebab-sebab laju pertumbuhan wilayah.
c. Kedua komponen pertumbuhan wilayah PP dan PPW berkaitan dengan hal-hal
yang sama seperti perubahan permintaan dan panawaran, perubahan teknologi, perubahan lokasi, sehingga tidak dapat berkembang dengan baik.
d. Teknik analisis Shift Share secara implisit mengambil asumsi bahwa semua
barang dijual secara nasional, padahal tidak semua demikian. Bila pasar suatu wilayah bersifat lokal maka barang itu tidak dapat bersaing dengan wilayah-
wilayah lain yang menghasilkan barang yang sama, sehingga tidak mempengaruhi permintaan agregat.
2.7. Kerangka Pemikiran Konseptual