Keadaan Umum Wilayah TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

III . GAMBARAN UMUM WILAYAH

3.1. Keadaan Umum Wilayah

a. Kondisi Geografis Secara geografis Kabupaten Tapanuli Utara berada di pegunungan Bukit Barisan, bagian tengah Provinsi Sumatera Utara, terletak pada 1 20’-2 41’ Lintang Utara dan 98 05’-99 16’ Bujur Timur. Adapun batas-batas Kabupaten Tapanuli Utara adalah sebagai berikut : a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Dairi dan Toba Samosir. b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Labuhan Batu. c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan. d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Tengah dan Kabupaten Humbang Hasundutan. b. Topografi Topografi Kabupaten Tapanuli Utara pada umumnya berbukit dan bergelombang, yang diselingi oleh dataran pada bagian tenggara dan selatan Danau Toba serta dataran Humbang. Daerah dataran yang terdapat di Kabupaten Tapanuli Utara memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai lahan tanaman pangan dan tanaman holtikultura sedangkan daerah dengan topografi bergelombang memiliki potensi untuk pengembangan komoditi perkebunan dan kehutanan. Berdasarkan ketinggian dari permukaan laut Kabupaten Tapanuli Utara dibagi atas empat bagian yakni i 300-500m; ii 500-1000m; iii 1000-1500m; iv1500m ke atas. Keadaan kemiringan lereng Kabupaten Tapanuli Utara pada umumnya bervariasi mulai dari datar, landai, miring sampai terjal. c. Luas Wilayah Pada tahun 2003 Kabupaten Tapanuli Utara telah dimekarkan kembali berdasarkan UU No 9 Tahun 2003 menjadi dua kabupaten yaitu Kabupaten Tapanuli Utara sebagai induk Kabupaten dan Kabupaten Humbang Hasundutan sebagai Kabupaten pemekaran. Luas wilayah kabupaten Tapanuli Utara pasca pemekaran termasuk di dalamnya luas perairan Danau Toba adalah 380.013 Ha, yang terdiri dari 379.371 Ha luas daratan dan 660 Ha luas perairan Danau Toba. d. Administrasi Pemerintahan Pada tahun 1998 Kabupaten Tapanuli Utara dimekarkan menjadi dua kabupaten yaitu Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Toba Samosir sesuai dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 1998 tentang pembentukan Kabupaten Toba Samosir dan Kabupaten Mandailing. Kemudian pada tahun 2003 Kabupaten Tapanuli Utara dimekarkan kembali menjadi dua Kabupaten yaitu Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Humbang Hasundutan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2003 tentang pembentukan Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Pakpak Bharat dan Kabupaten Humbang Hasundutan . Setelah adanya pemekaran Kabupaten Tapanuli Utara secara wilayah administratif terdiri dari 15 kecamatan. Kelima belas kecamatan ini terbagi dalam 214 desa dan 11 kelurahan. Tabel 3.1 Kecamatan, Ibukota Kecamatan, Luas Wilayah dan Jumlah DesaKelurahan di Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2004. No Kecamatan Ibukota Kecamatan Luas Km Jumlah Desa Kel 1. Parmonanangan Parmonangan 257.35 8 - 2. Adian Koting Adian Koting 502.90 14 - 3. Sipoholon Sipoholon 189.20 11 1 4. Tarutung Tarutung 144.32 23 7 5. Siatas Barita Simorangkir 56.28 12 - 6. Pahae Julu Onan Hasang 165.90 18 1 7. Pahae Jae Sarulla 203.20 12 1 8. Purbatua Angkola 191.80 11 - 9. Simangumban Simangumban 150.00 7 - 10. Pangaribuan Pangaribuan 459.25 19 - 11. Garoga Garoga 567.58 12 - 12. Sipahutar Sipahutar 408.22 22 - 13. Siborongborong Siborongborong 279.91 18 1 14. Pagaran Sipultak 138.05 12 - 15. Muara Muara 79.75 15 - Jumlah 3.793.71 214 11 Sumber : BPS Tapanuli Utara, 2004 e. Jenis Tanah Kabupaten Tapanuli Utara terdiri dari berbagai jenis tanah yang dapat dimanfaatkan secara optimal baik untuk tanaman pangan, palawija dan holtikultura. Berdasarkan jenisnya terdapat sembilan jenis tanah di Kabupaten Tapanuli Utara yaitu : Alluvial, Hidromorfik Kelabu, Podsolik Coklat, Podsolik Coklat Kelabu, Asosiasi Podsolik Coklat Kelabu dan Coklat, Latasol Coklat, Podsolik Coklat Kekuningan, Latasol Regosol, Asosiasi Litosol Podsolik Regosol. f. Keadaan Klimatologi Keadaan klimatologi di Kabupaten Tapanuli Utara berdasarkan curah hujan dan hari hujan tahun 2000-2004 adalah sebagai berikut : curah hujan rata-rata setiap bulannya berkisar 100,8-264,8 mm; hari hujan rata-rata 8-19 hari perbulan. Musim hujan terbesar pada umumnya jatuhnya pada bulan September sampai Desember dan musim kemarau hampir tidak dijumpai.

3.2. Keadaan Sosial Budaya