Keadaan Sarana dan Prasarana Keadaan Perekonomian

Pernanaman kacang tanah dilaksanakan hampir di setiap kecamatan di Kabupaten Tapanuli Utara karena komoditi ini merupakan komoditi unggulan masyarakat petani dalam upaya peningkatan pendapatan. Hal ini disebabkan di Kabupaten Tapanuli Utara telah dikembangkan industri yang mengolah kacang tanah menjadi kacang garing yakni kacang Sihobuk yang terkenal gurih, enak, sehingga telah berhasil dipasarkan sampai ke Pulau Jawa. e. Sayur-mayur Daerah Tapanuli yang tergolong beriklim sejuk dengan temperatur udara berkisar 17-29 C serta curah hujan yang relatif tinggi membawa berkah untuk berbagai jenis sayur-mayur yang dibudidayakan di daerah ini, seperti : bawang merah, kentang, petsaisawi, cabe, tomat, buncis, terong, bayam dan lain-lain.

3.4. Keadaan Sarana dan Prasarana

1. Perhubungan Darat Guna menunjang kelancaran perhubungan darat di Kabupaten Tapanuli Utara telah berhasil dibangun jalan negara dan jalan provinsi serta jalan kabupaten yang cukup baik dan layak dilalui kendaraan roda empat, bus maupun truk. Disamping prasarana jalan juga telah berhasil dibangun prasarana jembatan didalam meningkatkan dan mendorong kegiatan perekonomian masyarakat di daerah ini. Panjang jembatan di Kabupaten Tapanuli Utara mencapai 1.400,70 m terdiri dari jembatan negara 49,70 m, jembatan provinsi 136,50 m, dan jembatan kabupaten 1.214,50 m. 2. Perhubungan Danau Dermaga pelabuhan danau terdapat di Kecamatan Muara yang sampai saat ini belum mempunyai fasilitas dermaga yang memadai sebagai salah satu prasarana perhubungan danau di sekitar Pantai Danau Toba. 3. Pelabuhan Udara Di Kabupaten Tapanuli Utara terdapat lapangan terbang perintis yang terletak di Silangit Kecamatan Siborongborong. Lapangan terbang ini telah diresmikan pengoperasiannya pada tanggal 9 Mei 2004 oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono. 4. Pasar Pasar di Kabupaten Tapanuli Utara diklasifikasikan dalam tiga kelas yaitu: a. Pasar kelas I sebanyak dua buah yaitu pasar Tarutung dan pasar Siborongborong. b. Pasar II terdiri dari enam yaitu pasar Onan Hasang, Sarulla, Sipahutar, Pangaribuan, Garoga dan Muara. c. Pasar kelas III terdiri dari dua buah pasar yaitu pasar Simangumban dan Aek Raja. 5. Pos dan Telekomunikasi Pelayanan sarana jasa pos dan giro oleh PT Pos Indonesia telah dapat menjangkau ke seluruh wilayah kecamatan di Kabupaten Tapanuli Utara yang didukung oleh pelayanan sarana kantor pos cabang di Kota Tarutung dan 10 unit kantor pos cabang pembantu yang terdapat di beberapa kecamatan.

3.5. Keadaan Perekonomian

Salah satu indikator untuk melihat perkembangan suatu wilayah adalah pertumbuhan ekonomi. Tabel 3.2. PDRB Kabupaten Tapanuli Utara Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2003-2004 Juta Rupiah 2003 2004 No Lapangan Usaha juta Rp juta Rp 1. Pertanian 904.387,55 60.19 1.048.863,75 60.36 2. Pertambangan dan Penggalian 1.430,35 0.10 1.688,24 0.10 3. Industri 19.611,71 1.32 22.943,84 1.32 4. listrik,Gas dan Air Bersih 10.870,71 0.72 12.832,25 0.74 5. Bangunan 90.223,36 6.00 103.949,15 5.98 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 179.965,28 11.98 206.344,19 11.88 7. Pengangkutan dan Komunikasi 56.690,66 3.77 66.843,76 3.85 8. Keuangan, Persewan, dan Jasa Perusahaan 45.017,98 3.00 52.418,94 3.02 9. Jasa-Jasa 194.270,31 12.93 221.729,35 12.76 TOTAL PDRB 1.502.467,61 100,00 1.737.613,47 100,00 Sumber : Tapanuli Utara Dalam Angka, 2004 Secara keseluruhan nilai nominal PDRB atas harga berlaku mengalami peningkatan dari Rp. 1.254.675,29 juta pada tahun 2002 menjadi Rp. 1.502.467,61 juta pada tahun 2003 atau mengalami peningkatan sebesar 19,7 persen pada tahun 2003, dimana peranaan sektor usaha terhadap pertumbuhan Kabupaten Tapanuli Utara pada tahun 2003 atas dasar harga berlaku adalah pertanian 60,19 persen, pertambangan 0,10 persen, industri pengolahan 1,31 persen, listrik, gas dan air bersih 0,72 persen, bangunan 6,01 persen perdagangan hotel dan restoran 11,98 persen, pengangkutan dan komunikasi 3,77 persen, keuangan, asuransi, usaha persewaan bangunan dan tanah serta jasa perusahaan 3 persen, jasa-jasa sebesar 12,93 persen. Tahun 2004, peranan sektor usaha terhadap pertumbuhan Kabupaten Tapanuli Utara yaitu sektor pertanian mengalami peningkatan menjadi 60,36 persen, sektor pertambangan dan penggalian 0,10 persen, sektor industri juga mengalami kenaikan menjadi 1,32 persen, sektor listrik, gas dan air bersih 0,74 persen, sektor bangunan mengalami penurunan menjadi 5,98 persen, sektor perdagangan hotel dan restoran 11,88 persen, sektor pengangkutan dan komunikasi 3,85 persen, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan mengalami peningkatan menjadi 3.,02 persen, sektor jasa-jasa mengalami penurunan menjadi 12,76 persen. Kegiatan perekonomian di Kabupaten Tapanuli Utara tunbuh dan berkembang terutama didukung adanya kegiatan pertanian tanaman pangan, perkebunan rakyat dan kepariwisataan. Disamping itu juga berkembang kegiatan industri pengolahan hasil pertanian, perikanan dan peternakan. a. Pertanian Sektor pertanian merupakan tulang punggung perekonomian Kabupaten Tapanuli Utara, baik sebagai penghasil nilai tambah maupun sumber penghasilan rakyat. Hal ini terlihat dari kontribusi sektor pertanian yang besar terhadap PDRB Kabupaten Tapanuli Utara. b. Perkebunan Pada umumnya perkebunan di Kabupaten Tapanuli Utara adalah perkebunan rakyat, belum terdapat usaha perkebunan yang diusahakan oleh perusahaan perkebunan. Jenis komoditi unggulan yang dibudidayakan masyarakat adalah tanaman kemenyan. c. Perikanan Daerah Kabupaten Tapanuli Utara selain memiliki Danau Toba juga terdapat kolam, rawa dan beberapa aliran sungai yang cukup panjang yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan perikanan. d. Peternakan Usaha peternakan di Kabupaten Tapanuli Utara umumnya adalah usaha peternakan rakyat. Dalam mendukung pengembangan usaha peternakan di daerah ini terdapat potensi lahan penggembalaan yang tersebar di seluruh kecamatan dengan luas 10.290 Ha. e. Kepariwisataan Kondisi iklim dan topografi wilayah kabupaten yang tidak monoton, menjadi suatu potensi bagi kegiatan wisata. Hingga saat ini potensi wisata yang terdapat di Kabupaten Tapanuli Utara berskala regional, antara lain Kawasan Wisata Rohani Salib Kasih Kecamatan Siatas Barita, Kawasan Wisata Danau Toba di Kecamatan Muara, Obyek Wisata Pemandian Air Panas di Kecamatan Sipoholon dan Obyek Wisata Pemandian Air Soda. f. Industri Jenis industri yang ada di Kabupaten Tapanuli Utara pada umumnya masih merupakan industri skala kecilkerajinan menengah. Selain itu terdapat juga industri sedangmenengah yang potensial untuk dikembangkan seperti : industri Pabrik Cat di Siborongborong dan industri Pengrajin pandai Besi di Kecamatan Siborongborong dan Tarutung. Dalam mendukung pembangunan sektor pertanian di Kabupaten Tapanuli Utara, beberapa investor telah mengucurkan investasi untuk pengembangan agroindustri di Tapanuli Utara, yaitu : industri Pengolahan Kopi Terpadu PT. Tapanuli Investasi Agro, industri Pengolahan Nenas Terpadu PT.Alami Agro Industry. g. Pertambangan Bahan tambang yang ditemukan di Kabupaten Tapanuli Utara bervariasi jenisnya dan beberapa diantaranya mempunyai prospek yang cukup cerah untuk dikembangkan. Beberapa bahan tambang tersebut yaitu : batu gamping, batu apung, belerang, feldspar, kaolin, oker dan mika telah dianalisa kandungan kimianya atas kerjasama Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara dengan Direktorat Sumber Daya Mineral, Direktorat Jenderal Geologi, Bandung dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Jakarta. h. Energi dan Ketenagalistrikan Kabupaten Tapanuli Utara memiliki potensi sumber daya alam dengan potensi sumber energi terbaru dan dapat dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan listrik sebagai sumber energi, dimana pelaksanaan pembangunan sebelumnya dilakukan atas kerjasama antara Pertamina dan PT Perusahaan Lisrik Negara-UNOCAL NORTH SUMATERA GEOTHERMAL. Sampai saat ini telah sembilan sumur bor eksplorasi yang terdapat di Kecamatan Pahae julu. Salah satu sumur eksplorasi yang terdapat di silakitang dapat memproduksi sekitar 50 MW yang merupakan sumur terbesar di dunia saat ini.

IV. METODE PENELITIAN

4 .1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai Juni 2006. Kabupaten Tapanuli Utara dipilih menjadi lokasi penelitian dengan pertimbangan bahwa : 1. Kabupaten Tapanuli Utara merupakan salah satu Kabupaten di Sumatera Utara yang memberikan kontribusi besar terhadap PDRB Provinsi Sumatera Utara. 2. Kabupaten Tapanuli Utara mengalami perkembangan dari tahun ke tahun karena didukung oleh berbagai sektor perekonomian, seperti sektor pertanian, sektor perdagangan, hotel dan restoran. 3. Tersedianya data PDRB dan data pendukung lainnya yang relatif lengkap. 4. Belum adanya penelitian tentang dampak otonomi daerah terhadap pertumbuhan sektor perekonomian di Kabupaten Tapanuli Utara.

4.2. Jenis dan Sumber Data

Pada penelitian ini, data yang digunakan sebagai bahan analisis adalah data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik kabupaten Tapanuli Utara, Kantor Bappeda kabupaten Tapanuli Utara, Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara dan instansi terkait lainnya. Data yang dibutuhkan yaitu data PDRB kabupaten Tapanuli Utara dan PDRB Provinsi Sumatera Utara tahun 1993 sampai tahun 2004.

4.3. Metode Analisis Shift Share