berkembang lebih cepat dari rata-rata nasional untuk sektor-sektor itu tidaklah lepas dari kelemahan-kelemahan. Menurut Soepono 1993, kelemahan dari analisis Shift Share
adalah : a.
Analisis Shift Share tidak lebih dari pada suatu teknik pengukuran atau prosedur baku untuk mengurangi pertumbuhan suatu variabel wilayah menjadi
komponen-komponen. Persamaan Shift Share hanyalah identity equation dan tidak mempunyai implikasi keperilakuan. Metode Shift Share tidak untuk
menjelaskan mengapa, misalnya pengaruh keunggulan kompetitif adalah positif di beberapa wilayah, tetapi negatif di daerah-daerah lain. Metode Shift Share
merupakan teknik pengukuran yang mencerminkan suatu sistem perhitungan semata dan tidak analitik.
b. Komponen pertumbuhan nasional secara implisit mengemukakan bahwa laju
pertumbuhan suatu wilayah hendaknya tumbuh pada laju nasional tanpa memperhatikan sebab-sebab laju pertumbuhan wilayah.
c. Kedua komponen pertumbuhan wilayah PP dan PPW berkaitan dengan hal-hal
yang sama seperti perubahan permintaan dan panawaran, perubahan teknologi, perubahan lokasi, sehingga tidak dapat berkembang dengan baik.
d. Teknik analisis Shift Share secara implisit mengambil asumsi bahwa semua
barang dijual secara nasional, padahal tidak semua demikian. Bila pasar suatu wilayah bersifat lokal maka barang itu tidak dapat bersaing dengan wilayah-
wilayah lain yang menghasilkan barang yang sama, sehingga tidak mempengaruhi permintaan agregat.
2.7. Kerangka Pemikiran Konseptual
Kondisi perekonomian suatu wilayah dipengaruhi kondisi demografi potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia, aksesibilitas, juga dipengaruhi oleh
kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah. Salah satu kebijakan pemerintah yang berpengaruh kepada kondisi perekonomian daerah adalah kebijakan
otonomi daerah. Pada masa sebelum otonomi, kewenangan pemerintah pusat sangat dominan dalam menentukan arah pembangunan suatu daerah, sehingga daerah tidak
mampu berkreasi menentukan arah pembangunannya. Adanya kebijakan otonomi daerah menuntut daerah-daerah untuk mampu mengoptimalkan potensi sektor-sektor
perekonomiannya. Potensi sektor perekonomian berpengaruh terhadap perkembangan suatu
wilayah. Apabila sektor perekonomian memiliki pertumbuhan yang cepat, maka suatu wilayah berkembang dengan cepat pula, begitu pula sebaliknya. Laju pertumbuhan
sektor-sektor perekonomian dapat dianalisis dengan analisis Shift Share. Pada penelitian ini analisis Shift Share digunakan untuk menganalisis dampak otonomi daerah terhadap
pertumbuhan sektor perekonomian di Kabupaten Tapanuli Utara, sehinggga dapat diketahui sektor-sektor yang memiliki pertumbuhan yang cepat dan sektor-sektor yang
memiliki pertumbuhan yang lambat. Selain itu, dapat pula dianalisis daya saing sektor, yaitu sektor mana yang mampu bersaing dan sektor mana yang tidak mampu bersaing.
Informasi mengenai pertumbuhan sektor-sektor perekonomian dapat menjadi rekomendasi bagi pemerintah daerah untuk menentukan kebijakan pembangunan dan
perencanaannya, dan bagi para investor untuk menanamkan modalnya pada sektor- sektor yang menguntungkan. Secara sistematis kerangka pemikiran dapat dijelaskan
pada gambar 2.2, sebagai berikut.
Kondisi Perekonomian kabupaten Tapanuli Utara
Sebelum Otonomi yaitu sebelum krisis
ekonomi 1993- 1996 dan masa
krisis ekonomi 1997-2000
Pada Masa Otonomi 2001-2004
Sektor-Sektor Perekonomian
Shift Share
Rekomendasi
Analisis yang digunakan Hal-hal yang dianalisis
Tingkat Pertumbuhan PDRB
dan Kontribusi masing-masing
sektor ekonomi
Ket : Laju Pertumbuhan,
daya saing, dan profil pertumbuhan dari
masing-masing sektor perekonomian
Analisis PDRB
Gambar 2. 2. Kerangka Pemikiran Konseptual
III . GAMBARAN UMUM WILAYAH
3.1. Keadaan Umum Wilayah