Pemecahan Masalah LANDASAN TEORI

sesuai kemauan, kemampuan, bakat, dan latar belakang masing-masing. Menurut Rohani 2004:9-10 hal yang dapat dilakukan guru untuk dapat membangkitkan keaktifan mental peserta didik adalah sebagai berikut. 1 Mengajukan pernyataan dan membimbing diskusi peserta didik. 2 Memberikan tugas-tugas untuk memecahkan masalah-masalah, menganalisis, mengambil keputusan. 3 Menyelenggarakan berbagai percobaan dengan menyimpulkan keterangan, memberi pendapat. 4 Menyelenggarakan berbagai bentuk pekerjaan keterampilan di bengkel, laboratorium. 5 Mengadakan pameran, karyawisata. Dalam penelitian ini, beberapa aktivitas belajar peserta didik yang diamati di antaranya adalah visual activities, listening activities, oral activities, dan writing activities. Hal ini disesuaikan dengan model pembelajaran yang diterapkan pada proses pembelajaran yang akan dilaksanakan. Keempat aktivitas belajar tersebut tidak terpisah satu sama lain. Akan tetapi, dilakukan sesuai dengan aktivitas yang dibutuhkan pada saat proses pembelajaran berlangsung.

2.5 Pemecahan Masalah

Pemecahan masalah adalah proses menerapkan pengetahuan yang diperoleh sebelumnya ke dalam situasi baru yang belum dikenal. Pembelajaran pemecahan masalah adalah suatu kegiatan yang didesain oleh guru dalam rangka memberi tantangan kepada peserta didik melalui penugasan pernyataan matematika. Fungsi guru dalam kegiatan pemecahan masalah adalah memfasilitasi dan memotivasi peserta didik dalam proses memecahkannya. Perlu diingat bahwa masalah yang diberikan kepada peserta didik harus masalah yang pemecahannya terjangkau oleh kemampuan peserta didik. Masalah yang di luar jangkauan kemampuan peserta didik dapat menurunkan motivasi mereka. Polya, sebagaimana dikutip oleh Wardhani 2005:112, mendefinisikan masalah sebagai usaha mencari jalan keluar dari suatu kesulitan, mencapai suatu tujuan yang tidak dengan segera dapat dicapai. Selanjutnya Polya, sebagaimana dikutip oleh Wardhani 2005:158, mengelompokkan masalah dalam matematika menjadi dua kelompok. Pertama, adalah masalah terkait dengan “menemukan sesuatu” yang teoritis ataupun praktis, abstrak ataupun konkret termasuk juga di sini teka- teki. Landasan untuk “menemukan sesuatu” dalam menyelesaikan masalah adalah: 1 apa yang dicari; 2 data apa yang telah diketahui; 3 apa saja syarat-syaratnya. Kedua, adalah masalah yang terkait dengan membuktikan atau menunjukkan bahwa suatu pernyataan itu benar atau salah atau tidak kedua- duanya. Sehubungan dengan masalah pemecahan masalah, Hudoyo 2003:149 berpendapat bahwa syarat soal pemecahan masalah adalah pertanyaan tersebut harus dapat dimengerti oleh peserta didik, menantang untuk dijawab, dan soal tersebut tidak dapat dijawab dengan prosedur rutin yang telah diketahui peserta didik. Oleh karena itu, untuk menyelesaikan soal pemecahan masalah, peserta didik harus menguasai hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya, baik berupa pengetahuan, keterampilan, ataupun pemahaman. Penilaian terhadap kemampuan peserta didik dalam pemecahan masalah mencakup kemampuan yang terlibat dalam proses memecahkan masalah yaitu: memahami masalah, merencanakan pemecahan masalah, menyelesaikan masalah, dan menafsirkan hasil. Dari hasil karya peserta didik dalam memecahkan masalah, dapat dilihat seberapa jauh kemampuan peserta didik dalam memecahkan masalah ditinjau dari kemampuan-kemampuan tersebut. Pada kenyataannya peserta didik sering terhalang dalam memecahkan masalah karena lemahnya tidak terbiasa mengembangkan strategi pemecahan masalah dan kurangnya pemahaman konsep atau prosedur yang terkandung dalam penyelesaian masalah.

2.6 Model Pembelajaran PBL Problem Based Learning