Dengan: P = indeks kesukaran butir
B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan betul JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Indeks Kesukaran Butir Kriteria
0,00 – 0,30
0,30 – 0,70
0,70 – 1,00
Sukar Sedang
Mudah Arikunto 2009:201
Pada penelitian ini, perhitungan tingkat kesukaran butir menggunakan alat bantu ITEMAN. tingkat kesukaran butir pada output perhitungan
ITEMAN ditunjukkan pada kolom Prop. Correct. Pada perhitungan tingkat kesukaran butir diperoleh butir soal dengan
kriteria sukar adalah butir soal no 3, 6, 10, butir soal dengan kriteria sedang adalah butir soal no 9, dan butir soal dengan kriteria mudah adalah butir soal
no 1, 2, 4, 5, 7, 8. Perhitungan tingkat kesukaran butir soal pilihan ganda dapat dilihat di lampiran 24.
3.6.2.2 Analisis Butir Soal Uraian
1 Validitas Butir Rumus yang digunakan untuk menghitung validitas butir soal pilihan
ganda adalah product moment correlation sebagai berikut. Tabel 3.3 Indeks Kesukaran Butir
Dimana: = koefisien korelasi antara variabel X dan Y
N = banyaknya subyek
= jumlah skor total item X = jumlah skor total item Y
= jumlah perkalian skor item dengan skor total = jumlah kuadrat skor item
= jumlah kuadrat skor total Setelah diperoleh nilai
, selanjutnya nilai dibandingkan dengan
nilai pada tabel product moment dengan taraf signifikan 5. Butir soal dikatakan valid jika
Arikunto, 2006:72. Pada penelitian ini, semua butir soal uraian valid. Perhitungan validitas
butir soal uraian dapat dilihat di lampiran 20. 2 Reliabilitas
Rumus yang digunakan untuk menguji reliabilitas adalah rumus koefisien Alpha Cronbach Sugiyono, 2007:365,
Dimana: = koefisien Alpha Cronbach
k = mean kuadrat antara subyek
= mean kuadrat kesalahan = varians total
sedangkan rumus untuk varians total dan varians item:
Dimana: = jumlah kuadrat seluruh skor item
= jumlah kuadrat subyek Hasil perhitungan r
i
dibandingkan dengan r
tabel
dengan taraf kesalahan 5. Jika r
i
r
tabel
maka perangkat tes dikatakan reliabel. Pada perhitungan reliabilitas perangkat soal uraian diperoleh nilai
r
i
=0,800, sedangkan r
tabel
=0,344. Karena r
i
r
tabel
maka perangkat soal uraian reliabel. Perhitungan reliabilitas perangkat soal uraian dapat dilihat di
lampiran 21. 3 Daya Beda Butir
Teknik yang digunakan untuk menghitung daya pembeda untuk tes uraian adalah dengan menghitung perbedaan dua buah rata-rata mean yaitu
antara mean kelompok atas dan mean kelompok bawah untuk tiap-tiap item soal. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut.
Dimana: = daya beda
= rata-rata dari kelompok atas = rata-rata dari kelompok bawah
= jumlah kuadrat deviasi individual dari kelompok atas = jumlah kuadrat deviasi individual dari kelompok bawah
= = banyak peserta tes
Jika dengan derajat kebebasan
dan taraf signifikasi , maka daya pembeda butir soal tersebut
signifikan Arifin, 1991:141-143. Pada perhitungan daya beda butir soal diperoleh butir soal dengan daya
beda signifikan adalah butir soal no 1, 2, 3, 4, 5, butir soal dengan daya beda tidak signifikan adalah butir soal no 6. Perhitungan daya beda butir soal
uraian dapat dilihat di lampiran 22. 4 Tingkat Kesukaran Butir
Teknik perhitungan tingkat kesukaran butir adalah dengan menghitung berapa persen peserta didik yang gagal menjawab benar atau berada di bawah
batas lulus passing grad untuk tiap-tiap item. Rumus yang digunakan untuk menghitung tingkat kesukaran soal menurut Arifin 1991:135 adalah sebagai
berikut.
Dimana: = tingkat kesukaran
Peserta didik dianggap berhasil bila skornya lebih dari 50 dari skor maksimum item soal, dalam hal ini bila skor lebih dari atau sama dengan 6
skala 0 – 12. Untuk mengintepretasikan tingkat kesukaran dapat dihitung
kriteria sebagai berikut. Jika
termasuk soal mudah Jika
termasuk soal sedang Jika
termasuk soal sulit Pada perhitungan tingkat kesukaran butir diperoleh butir soal dengan
kriteria sukar adalah butir soal no 1, 3, 4, 6, butir soal dengan kriteria sedang adalah butir soal no 2 dan 5, dan tidak ada butir soal dengan kriteria mudah
Perhitungan tingkat kesukaran butir soal uraian dapat dilihat di lampiran 21.
3.6.3 Hasil Analisis Instrumen Penelitian