Pendidikan Kewarganegaraan Pengertian Harga Diri

20 kompleks dan; 6 Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non- decursive seperti gerakan ekspresif dan interpretatif.

2.1.5 Pendidikan Kewarganegaraan

“Pendidikan kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang digunakan sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia” Susanto, 2013: 225. Lebih lanjut, Susanto menyatakan bahwa: Nilai luhur dan moral ini diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku kehidupan siswa sehari-hari, baik sebagai individu maupun anggota masyarakat, dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang merupakan usaha untuk membekali siswa dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antarwarga dengan negara serta pendidikan pendahuluan bela negara agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu pengantar nilai-nilai yang dianut bangsa Indonesia dan menjadi ciri khas sebuah bangsa. Dengan mempelajari PKN, maka nilai-nilai luhur dan moral bangsa Indonesia dapat diturunkan dan tetap dilestarikan sebagai ciri khas suatu bangsa. Selanjutnya dalam Peraturan Pemerintah No 32 tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan S.N.P pasal 77I ayat 1 huruf b dijelaskan tujuan diselenggarakan Pendidikan Kewarganegaraan: Pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk Peserta Didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air dalam konteks nilai dan moral Pancasila, kesadaran berkonstitusi Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, nilai dan semangat Bhinneka Tunggal Ika, serta komitmen Negara Kesatuan Republik Indonesia. Oleh karena itu, dengan adanya Pendidikan Kewarganegaraan, siswa dapat mengerti bagaimana cara bersikap agar menjadi warga negara yang baik. 21

2.1.6 Pengertian Harga Diri

Coopersmith, dalam Branden 2005: 17 menyatakan bahwa “penghargaan atas diri adalah evaluasi yang dibuat oleh individu dan dipertahankan.” Sejalan dengan Coopersmith, Upton 2012: 210 mengungkapkan bahwa “harga diri adalah penilaian menyeluruh tentang keberhargaan diri.” Sedangkan menurut “Clemes dan Bean 2012: 13 harga diri adalah perasaan yang selalu terungkap sendiri dengan cara orang bereaksi”. Lain halnya dengan Wells, dkk dalam Branden 2005: 19 yang mengungkapkan bahwa “penghargaan atas diri adalah penilaian pribadi yang bertahan lama dan afektif dan didasarkan pada persepsi atas diri yang akurat.” Menurut Klass dan Hodge dalam Ghufron Risnawita S, 2014: 41 “harga diri adalah hasil evaluasi yang dibuat dan dipertahankan oleh individu, yang diperoleh dari hasil interaksi individu dengan lingkungan, serta penerimaan penghargaan, dan perlakuan orang lain terhadap individu tersebut.” Dalam buku yang sama, Ghufron Risnawita S menyimpulkan bahwa “harga diri adalah penilaian diri yang dilakukan seseorang terhadap dirinya yang didasarkan pada hubungannnya dengan orang lain”. Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan harga diri merupakan keyakinan terhadap kemampuan diri yang dimiliki seseorang akibat dari pengalaman yang didapatkan atas perlakuan yang diterima dari orang sekitarnya. Ghufron Risnawita S menyatakan bahwa “...harga diri bukan merupakan faktor yang bersifat bawaan, melainkan faktor yang dapat dipelajari dan terbentuknya sepanjang pengalaman hidup”, sehingga harga diri bukan merupakan faktor yang 22 dibawa sejak lahir. Harga diri dibentuk oleh seseorang sebagai akibat dari perlakuan orang lain kepadanya. Seseorang memiliki kemampuan untuk membandingkan keadaan diri sendiri dengan keadaanbayangan diri yang ideal. Seseorang dengan harga diri yang sehat, akan menyadari kekurangan-kekurangan yang dimilikinya sebagai ketidaksempurnaan dari bayangan diri yang ideal dan memacu diri untuk memerbaiki diri serta berkembang. Sedangkan seseorang dengan harga diri rendah akan menganggap kekurangan-kekurangan yang dimilikinya sebagai penghambat dalam berinteraksi dengan orang lain, sehingga seseorang dengan harga diri rendah cenderung sering melecehkan dirinya sendiri, merasa cemas, dan selalu gagal dalam melakukan sesuatu.

2.1.7 Karakteristik Anak yang Memiliki Harga Diri