16 dikemukakan oleh Sunal 1993: 94, bahwa “evaluasi merupakan proses
penggunaan informasi untuk memenuhi kebutuhan siswa.” Selain itu, dengan dilakukannya evaluasi atau penilaian ini dapat dijadikan feedback atau tindak
lanjut, atau bahkan cara untuk mengukur tingkat penguasaan siswa Susanto, 2013: 5.
2.1.4 Taksonomi Bloom
Menurut Sujana 2009: 22, “Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional,
menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom...” Klasifikasi hasil belajar yang dibagi oleh Bloom mencakup tiga ranah, yaitu ranah kognitif
cognitive domain, ranah afektif affective domain, dan ranah psikomotorik psychomotoric domain. Klasifikasi ini disebut dengan taksonomi Bloom.
Menurut Rifa‟i dan Anni 2009: 86 “Ranah kognitif berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan, kemampuan dan kemahiran intelektual
.” Pada Ranah afektif, Rifa‟i dan Anni melanjutkan, berkaitan dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai.
Sedangkan ranah psikomotorik, Rifa‟i dan Anni menemukakan bahwa, ranah psikomotorik berkaitan dengan kemampuan fisik seperti ketermpilan motorik dan
syaraf, manipulasi objek, dan koordinasi syaraf. Dari ketiga ranah tersebut, yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik, terdapat penjabaran pada masing-
masing ranah. Berikut adalah perincian dari ketiga ranah dalam taksonomi Bloom:
2.1.4.1 Ranah Kognitif
Ranah kognitif yang pertama ialah pengetahuan. Pengetahuan berkaitan dengan kemampuan mengingat informasi yang didapatkan oleh siswa. Tipe hasil
17 belajar pengetahuan termasuk kognitif tingkat rendah yang paling rendah. Namun,
tipe hasil belajar ini menjadi prasarat bagi tipe hasil belajar berikutnya. Kedua ialah pemahaman. Tipe hasil belajar yang lebih tinggi dari
pengetahuan adalah pemahaman. Pemahaman berkaitan dengan kemampuan siswa dalam memahamimemaknai suatu materi. Dalam taksonomi Bloom,
kesanggupan memahami setingkat lebih tinggi daripada pengetahuan. Ranah kognitif yang ketiga ialah aplikasi. Siswa dapat dianggap menguasai
pengetahuan tingkat aplikasi apabila siswa telah mampu menggunakan materi pembelajaran yang telah dipelajari kedalam situasi baru. Artinya, siswa dapat
menggeneralisasikan, meramalkan yang akan terjadi berdasarkan generalisasi tertentu, dapat menentukan tindakan atau keputusan tertentu dalam menghadapi
situasi baru, serta dapat menjelaskan alasan menggunakan prinsip dan generalisasi bagi situasi baru yang dihadapi.
Analisis ialah ranah kognitif yang keempat. Analisis adalah usaha memilah suatu integritas menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian sehingga jelas
hierarkinya dan atau susunannya. Artinya, siswa dapat menguraikan informasi kedalam klasifikasi, mengenal organisasi informasi, dan meramalkan sudut
pandang, kerangka acuan, dan tujuan materi yang dihadapinya. Ranah kognitif kelima ialah Sintesis. Penyatuan unsur-unsur atau bagian-
bagian ke dalam bentuk menyeluruh disebut sintesis. Berpikir sintesis adalah berpikir divergen. Dalam berpikir divergen pemecahan atau jawabannya belum
dapat dipastikan. Dengan kemampuan sintesis, orang mungkin menemukan
18 hubungan kausal atau urutan tertentu, atau menemukan abstraksinya atau
operasionalnya. Sedangkan yang terakhir dalam ranah kognitif adalah evaluasi. Evaluasi
adalah pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara bekerja, pemecahan, metode, materil, dll. Dalam tes esai,
standar atau kriteria tersebut muncul dalam bentuk frase “menurut pendapat saudara” atau “menurut teori tertentu”.
2.1.4.2 Ranah Afektif