18 hubungan kausal atau urutan tertentu, atau menemukan abstraksinya atau
operasionalnya. Sedangkan yang terakhir dalam ranah kognitif adalah evaluasi. Evaluasi
adalah pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara bekerja, pemecahan, metode, materil, dll. Dalam tes esai,
standar atau kriteria tersebut muncul dalam bentuk frase “menurut pendapat saudara” atau “menurut teori tertentu”.
2.1.4.2 Ranah Afektif
Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Penilaian hasil belajar afektif kurang dapat mendapat perhatian dari guru. Para guru lebih banyak menilai
ranah kognitif semata-mata. Tipe hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi
belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar, dan hubungan sosial. Beberapa jenis kategori ranah afektif sebagai hasil belajar berikut ini
dimulai dari tingkat yang dasar atau sederhana sampai tingkat yang kompleks. Ranah Afektif yang pertama ialah receivingattending, yakni semacam
kepekaan dalam menerima rangsangan stimulasi dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi, gejala, dll. Dalam tipe ini termasuk
kesadaran, keinginan untuk menerima stimulus, kontrol, dan seleksi gejala atau rangsangan dari luar. Sebagai contoh dalam mempelajari suatu pengetahuan,
siswa mau menerima sesuatu yang dipelajarinya. Ranah afektif yang kedua ialah responding atau jawaban, yakni reaksi yang
diberikan oleh seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar. Hal ini
19 mencakup ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan dalam menjawab stimulus dari
luar yang datang kepada dirinya. Sehingga seseorang yang telah memiliki suatu informasi dapat memberikan respon atau reaksi yang berkenaan dengan informasi
yang didapatkan secara tepat. Ranah afektif yang ketiga ialah valuing penilaian berkenaan dengan nilai
dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus yang telah diperoleh. Dalam evaluasi ini termasuk di dalamnya kesediaan menerima nilai, latar belakang, atau
pengalaman untuk menerima nilai dan kesepakatan terhadap nilai tersebut. Ranah afektif yang keempat ialah organisasi, yakni pengembangan dari nilai
ke dalam satu sistem organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan, dan prioritas nilai yang telah dimilikinya.
Ranah afektif yang kelima ialah karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang
mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Sehingga dalam ranah ini, siswa dapat menginternalisasikan nilai ke dalam dirinya.
2.1.4.3 Ranah Psikomotorik