1
BAB 1 PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dijelaskan tentang: 1 latar belakang, 2 permasalahan, 3 identifikasi masalah, 4 pembatasan masalah, 5 rumusan masalah, 6
pemecahan masalah, 7 tujuan penelitian, 8 manfaat penelitian. Uraian selengkapnya akan dijelaskan sebagai berikut:
1.1 Latar Belakang
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 menyatakan bahwa standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia
merupakan kualifikasi kemampuan minimal siswa yang menggambarkan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra
Indonesia. Standar kompetensi ini merupakan dasar bagi siswa untuk memahami dan merespon situasi lokal, regional, nasional, dan global Depdiknas, 2006: 38.
Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional siswa. Penguasaan bahasa merupakan penunjang keberhasilan
dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budaya orang lain, mengemukakan
gagasan dan perasaan, serta aktif berpartisipasi dalam masyarakat. Pembelajaran Bahasa Indonesia yang baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, akan
menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya sastra manusia.
2
Bahasa merupakan sarana komunikasi yang sangat penting bagi manusia,
melalui bahasa seseorang dapat menyampaikan ide atau gagasan kepada orang lain sehingga terjadi komunikasi. Agar komunikasi berjalan lancar diperlukan
penguasaan keterampilan berbahasa. Penguasaan keterampilan bahasa dapat dipelajari dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia merupakan salah satu materi penting yang diajarkan di SD, karena Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan dan fungsi yang sangat
penting bagi kehidupan sehari-hari. Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD dapat memberikan kemampuan dasar berbahasa yang diperlukan untuk melanjutkan
pendidikan di sekolah menengah maupun untuk menyerap ilmu yang dipelajari lewat bahasa.
Pembelajaran Bahasa Indonesia meliputi pembelajaran keterampilan berbahasa yang mencakup keterampilan membaca, menulis, berbicara, dan
menyimak, serta pembelajaran karya sastra Indonesia. Salah satu materi pembelajaran pada keterampilan menyimak adalah mendengarkan dongeng.
Keterampilan menyimak dianggap sulit dan membosankan karena siswa hanya mendengarkan cerita yang dibacakan oleh guru. Rasa bosan inilah yang
mengakibatkan siswa kurang tertarik untuk mendengarkan dongeng yang dibacakan guru, sehingga hasil belajarnya rendah.
Kondisi yang demikian juga terjadi pada proses pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas II SD Negeri 01 Penakir Pemalang. Berdasarkan hasil
pengamatan yang penulis lakukan, proses pembelajaran Bahasa Indonesia didominasi oleh peran guru. Guru masih menggunakan metode ceramah tanpa
3
memakai media dan melibatkan peran serta siswa dalam menyampaikan materi. Hal tersebut menjadikan siswa menjadi pasif dan kurang berani dalam
mengemukakan pendapat ataupun dalam bertanya. Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan dengan guru kelas II SD Penakir 01 Penakir Pemalang, dari 43
siswa ada 21 siswa yang sudah mencapai KKM dengan persentase 49 dan 22 siswa atau dengan persentase 51 lainnya belum mencapai KKM yang
ditetapkan yaitu 65. Rendahnya keterampilan menyimak dongeng pada siswa kelas II SD Negeri
01 Penakir disebabkan oleh beberapa faktor, baik dari siswa sendiri maupun dari guru. Faktor dari siswa diantaranya: 1 kemampuan siswa untuk memahami
materi menyimak dongeng; 2 siswa merasa kurang mendapatkan manfaat dari belajar menyimak; 3 sikap siswa yang meremehkan keterampilan menyimak; 4
kurangnya perhatian siswa dalam menyimak dongeng; 5 kebiasaan siswa menyimak sambil mencatat. Sedangkan faktor dari guru diantaranya: 1 guru
belum menggunakan media yang menarik dalam pembelajaran menyimak dongeng; 2 guru tidak menggunakan alat evaluasi yang sesuai dengan
pembelajaran mendengarkan dongeng; 3 jumlah siswa yang terlalu banyak yaitu 43, termasuk dalam kelas gemuk mempengaruhi proses pembelajaran
mendengarkan dongeng. Berdasarkan uraian tersebut di atas maka diperlukan media pembelajaran
yang baru guna meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada materi mendengarkan dongeng. Dewasa ini banyak media pembelajaran yang variatif dan
menarik, salah satunya yaitu media wayang kartun.
4
Penggunaan wayang kartun diharapkan meningkatkan pemahaman siswa terhadap pelajaran Bahasa Indonesia materi mendengarkan dongeng. Siswa lebih
tertarik dengan penggunaan media wayang kartun, sehingga siswa akan lebih memahami tentang isi dongeng. Penggunaan media wayang kartun akan
berpengaruh pada peningkatan hasil belajar siswa. Melihat latar belakang di atas, peneliti akan mengadakan penelitian tindakan
kelas dengan judul “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Mendengarkan Dongeng Melalui Penggunaan Media Wayang Kartun pada Siswa Kelas II SD
Negeri 01 Penakir Pemalang”.
1.2 Permasalahan