4
Penggunaan wayang kartun diharapkan meningkatkan pemahaman siswa terhadap pelajaran Bahasa Indonesia materi mendengarkan dongeng. Siswa lebih
tertarik dengan penggunaan media wayang kartun, sehingga siswa akan lebih memahami tentang isi dongeng. Penggunaan media wayang kartun akan
berpengaruh pada peningkatan hasil belajar siswa. Melihat latar belakang di atas, peneliti akan mengadakan penelitian tindakan
kelas dengan judul “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Mendengarkan Dongeng Melalui Penggunaan Media Wayang Kartun pada Siswa Kelas II SD
Negeri 01 Penakir Pemalang”.
1.2 Permasalahan
Berdasarkan pengamatan peneliti yang dilakukan pada siswa kelas II SD Negeri 01 Penakir, siswa mengalami kesulitan dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia. Kesulitan yang dialami siswa adalah pada kompetensi dasar menceritakan kembali isi dongeng yang didengarnya. Indikator kompetensi dasar
tersebut antara lain: 1 Mampu menjawab pertanyaan tentang isi dongeng yang didengar, 2 Mencatat nama-nama tokoh dalam dongeng, 3 Mencatat sifat-sifat
tokoh dalam dongeng, 4 Mampu mencatat tempat kejadian dongeng, 5 Mampu mencatat waktu kejadian dalam dongeng, 6 Mencatat peristiwa yang terjadi
dalam dongeng, 7 Mencatat nilai moral yang terdapat dalam dongeng. Indikator yang pertama adalah menjawab pertanyaan tentang isi dongeng
yang didengar. Siswa kurang memahami isi dongeng yang didengar sehingga siswa kesulitan dalam menjawab isi dongeng yang didengar. Perhatian siswa yang
5
kurang dalam pembelajaran menyimak dongeng mengakibatkan siswa tidak memahami cerita yang telah dibacakan oleh guru.
Indikator yang kedua adalah mencatat nama-nama tokoh dalam dongeng. Siswa tidak dapat menyebutkan nama-nama tokoh yang ada dalam dongeng.
Kurangnya perhatian siswa terhadap keterampilan menyimak dongeng mengakibatkan siswa tidak dapat mengingat nama-nama tokoh dalam dongeng.
Siswa tidak memiliki gambaran yang jelas tentang tokoh-tokoh yang ada dalam dongeng, sehingga siswa tidak dapat menyebutkan dengan jelas tokoh-tokoh
dalam dongeng. Indikator yang ketiga adalah mencatat sifat-sifat tokoh dalam dongeng,
misalnya, siswa hanya dapat mengetahui dua sifat, baik dan buruk. Siswa kesulitan jika disuruh menyebutkan sifat tokoh dalam dongeng yang lainnya,
misalnya, sifat iri, sombong, cerdik. Guru hanya menceritakan tentang cerita yang hanya mengenalkan dua sifat tokoh, tidak bercerita tentang cerita atau dongeng
lainnya yang mengisahkan tentang sifat tokoh yang lain. Indikator yang keempat adalah mencatat tempat kejadian dalam dongeng.
Kurangnya perhatian siswa terhadap keterampilan menyimak dongeng juga mengakibatkan siswa tidak dapat mencatat tempat-tempat kejadian dalam
dongeng. Masih banyak siswa yang masih kebingungan untuk menyebutkan tempat-tempat kejadian dalam dongeng.
Indikator yang kelima adalah mampu mencatat waktu kejadian dalam dongeng. Seperti pada indikator sebelumnya, masih banyak siswa yang tidak
dapat menyebutkan waktu kejadian dalam dongeng karena perhatian siswa yang
6
kurang. Siswa tidak paham kapan waktu terjadinya peristiwa dalam cerita atau dongeng yang dibacakan oleh guru.
Indikator yang keenam adalah mencatat peristiwa yang terjadi dalam dongeng. Siswa hanya sekedar mendengarkan dan tidak memahami isi dari
dongeng yang dibacakan sehingga siswa masih bingung mengenai peristiwa apa saja yang terjadi dalam dongeng yang telah dibacakan guru.
Indikator yang ketujuh adalah mencatat nilai moral yang terdapat dalam dongeng. Siswa tidak dapat menyebutkan pesan moral yang terdapat dalam
dongeng karena siswa tidak memahami isi cerita atau dongeng yang telah dibacakan guru. Siswa kesulitan untuk menyebutkan pesan-pesan moral yang
terdapat dalam dongeng. Kesulitan-kesulitan yang dialami siswa tersebut mengakibatkan rendahnya
nilai rata-rata kelas yang dicapai siswa kelas II SD Negeri 01 Penakir tahun ajaran 20102011 dalam pembelajaran menyimak yaitu sebesar 62. Nilai rata-rata kelas
yang dicapai siswa masih rendah, karena kurang dari 65 yang merupakan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal KKM.
1.3 Identifikasi Masalah