30
kedalam media audio visual yang merupakan perpaduan antara media suara audio dan media gambar visual yang dapat membantu guru dalam
penyampaian materi pembelajaran. Media ini dipilih sebagai alat dalam menyajikan materi menyimak dongeng karena bentuknya yang menarik, sehingga
siswa lebih fokus terhadap pembelajaran. Selain itu dengan menggunakan media wayang kartun, siswa mendapat gambaran yang jelas mengenai tokoh yang ada
dalam dongeng.
2.2.9 Media Wayang Kartun
Menurut Putra 2011 Kata wayang bahasa Jawa, bervariasi dengan kata bayang, yang berarti bayangan; seperti halnya kata watu dan batu, yang berarti
batu dan kata wuri dan buri, yang berarti belakang. Bunyi b dilambangkan dengan huruf b dan w pada kata yang pertama dengan yang kedua tidak mengakibatkan
perubahan makna pada kedua kata tersebut. Sedangkan Menurut Aftaryan 2008 dalam pengertian luas wayang bisa mengandung makna gambar, boneka tiruan
manusia yang terbuat dari kulit, kardus, seng, mungkin kaca-serat fibre-glass, atau bahan dwimatra lainnya, dan dari kayu pipih maupun bulat corak tiga
dimensi. Menurut Awanbiru 2009 Kartun cartoon dalam Bahasa Inggris berasal
dari bahasa Italia, cartone, yang berarti kertas. Kartun pada mulanya adalah penamaan bagi sketsa pada kertas alot stout paper sebagai rancangan atau desain
untuk lukisan kanvas atau lukisan dinding, gambar arsitektur, motif permadani, atau untuk gambar pada mozaik dan kaca. Namun seiring perkembangan waktu,
31
pengertian kartun pada saat ini tidak sekadar sebagai sebuah gambar rancangan, tetapi kemudian berkembang menjadi gambar yang bersifat dan bertujuan humor.
Dari pengertian di atas peneliti ingin memadukan kedua media tersebut yaitu media wayang dan kartun yang akan dikemas menjadi satu media
pembelajaran yang menarik yaitu media wayang kartun. Media wayang kartun ini adalah media yang berupa wayang namun berbentuk gambar tiruan gambar tokoh
kartun. Media wayang kartun adalah gambaran visual dari tokoh yang ada dalam cerita. Nama tokoh maupun karakternya dapat diciptakan oleh peneliti sendiri
maupun mengikuti tokoh dan karakter yang sudah ada dalam cerita yang akan dibacakan oleh peneliti.
Media wayang kartun termasuk media visual karena merupakan sebuah gambar tiruan tokoh kartun. Suara yang digunakan adalah suara dari guru yang
bercerita seperti dalang dan gambar yang digunakan adalah gambar tiruan berupa wayang yang berbentuk gambar tokoh kartun. Media tersebut digunakan untuk
mempermudah pemahaman siswa dalam menyimak. Media wayang kartun memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari
media tersebut antara lain: 1 media ini disajikan dalam bentuk gambar wayang berupa tiruan tokoh kartun yang menarik sehingga siswa lebih tertarik dan
membantu mempermudah pemahaman siswa dalam menyimak dongeng, 2 dapat digunakan secara klasikal maupun berkelompok, 3 dapat digunakan berulang-
ulang, 4 media wayang kartun sebagai gambaran tokoh dalam cerita.. Kekurangan pada media wayang kartun adalah 1 membutuhkan kreativitas
32
dalam membuat maupun menggunakan wayang kartun, 2 media wayang kartun mudah rusak karena terbuat dari kertas, 3 guru memerlukan kreativitas ketika
bercerita menggunakan wayang kartun. Penggunaan media wayang kartun dalam proses pembelajaran menyimak
dongeng diharapkan dapat meningkatkan proses dan hasil pembelajaran sehingga kompetensi menceritakan kembali isi dongeng yang didengar benar-benar
dikuasai siswa. Selain itu, menjadikan proses pembelajaran lebih bermakna, bervariasi dan menarik. Karena dalam proses pembelajaran siswa terlibat
langsung dalam pembelajaran. Melalui interaksi atau tanya jawab antara guru dengan siswa tentang dongeng yang dibacakan oleh guru, sehingga siswa dapat
mengingat tokoh, kejadian, dan isi dari dongeng yang dibacakan.
2.3 Kerangka Berpikir