Tahap persiapan uji coba Tahap Pelaksanaan Uji Coba Soal

3.6 Intrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, instrumen alat yang dibuat peneliti untuk memperoleh data adalah : a. Lembar Kerja Guided Note Taking Lembar kerja ini digunakan untuk membantu guru dalam menyampaikan materi gerak. b. Instrumen tes soal pretest dan posttest Soal pretest dan posttest berupa soal pilihan ganda dan soal uraian yang hasilnya digunakan untuk mengetahui hasil belajar kognitif siswa baik sebelum diberi perlakuan maupun sesudah diberi perlakuan. c. Angket Tanggapan Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui tanggapan atau respon siswa terhadap pembelajaran fisika yang diungkapkan dalam bentuk angket.

3.6.1 Tahap persiapan uji coba

1 Menetapkan materi yang diuji. Bahan yang diujikan adalah materi bidang studi IPA kelas VII materi gerak. 2 Menentukan alokasi waktu yang digunakan untuk mengerjaka soal uji coba yaitu 60 menit. 3 Menentukan jumlah soal yang digunakan untuk uji coba dalam penelitian. 4 Menentukan tipe soal Bentuk soal yang digunakan adalah obyektif dan bertipe pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban, dengan satu jawaban benar diantara jawaban-jawaban dalam pilihan yang disediakan serta soal uraian. 5 Menentukan komposisi jenjang soal Komposisi jenjang soal dari perangkat pengumpul data pada penelitian ini sesuai dengan Taksonomi Bloom C1, C2, C3, C4. 6 Menyusun kisi-kisi Kisi-kisi tes disusun dengan mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan . 7 Menyusun butir tes Setelah kisi-kisi dibuat, langkah selanjutnya membuat soal.

3.6.2 Tahap Pelaksanaan Uji Coba Soal

Sebelum dilakukan penelitian pada kelas sampel, instrumen diuji coba terlebih dahulu pada kelas yang telah melampaui materi gerak.

3.6.2.1 Validitas

Validitas soal pretest dan postest dalam penelitian ini ada dua macam yaitu validitas isi soal dan validitas butir soal. 1 Validitas Isi Soal Untuk memenuhi validitas isi soal, sebelum instrumen disusun, penulis menyusun kisi-kisi soal terlebih dahulu berdasarkan kurikulum yang berlaku, selanjutnya mengonsultasikan dengan guru pengampu dan dosen pembimbing. 2 Validitas Butir Soal Untuk mengukur validitas butir soal dalam penelitian ini digunakan rumus koefisien korelasi point biseral yaitu: √ Keterangan: r pbis = koefisien korelasi point biseral Mp = rerata skor siswa yang menjawab benar Mt = rerata skor siswa total p = proporsi siswa yang menjawab benar q = proporsi siswa yang menjawab salah 1 – p St = standar deviasi dari skor total Suharsimi, 2012: 79 Hasil perhitungan r pbis dikoreksi ke dalam t hit dengan rumus: √ √ Jika t tabel t hit dengan dk = n –2 maka butir soal valid.

3.6.2.2 Daya Pembeda Soal

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dan siswa yang mempunyai kemampuan rendah. Besarnya daya beda ditunjukkan oleh indeks diskriminasi yang diberi lambang D. Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghitung besarnya daya beda soal adalah : 1 Membagi siswa yang mengikuti tes menjadi dua yaitu kelas atas dan kelas bawah dengan sistem belah tengah. 2 Mengurutkan skor yang diperoleh siswa mulai dari skor teratas sampai skor terbawah. 3 Menghitung indeks diskriminasi soal diambil dari buku Suharsimi 2012: 213 untuk soal pilihan ganda dengan rumus : Keterangan: D = Daya beda J A = Banyaknya peserta kelompok atas J B = Banyaknya peserta kelompok bawah B A = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar B B = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar P A = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab dengan benar P B = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab dengan benar Klasifikasi daya pembeda sebagai berikut: 0,0 D  0,2 daya pembeda jelek 0,2 D  0,4 daya pembeda cukup 0,4 D  0,7 daya pembeda baik 0,7 D ≤ 1,0 daya pembeda baik sekali Bila D negatif, semua jenjang tidak baik. Butir soal yang mempunyai D negatif sebaiknya dibuang Suharsimi, 2012. Rumus untuk mengetahui daya pembeda soal uraian adalah sebagai berikut: Klasifikasi daya pembeda sebagai berikut: 0,0 D  0,2 soal tidak dipakai dibuang 0,2 D  0,3 soal diperbaiki 0,3 D  0,4 soal diterima tetapi perlu diperbaiki 0,4 D ≤ 1,0 soal diterima Rusilowati, 2014.

3.6.2.3 Tingkat Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu sulit dan tidak terlalu mudah. Bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran yang besarnya antara 0,00 – 1,00. Tingkat kesukaran soal pilihan ganda dapat dihitung dari rumus : Keterangan: P = Indeks kesukaran B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes Klasifikasi taraf kesukaran menurut Suharsimi 2012: 208 sebagai berikut: soal dengan 0,00 P  0,30 adalah soal sukar; soal dengan 0,30 P  0,70 adalah soal sedang; soal dengan 0,70 P  1,00 adalah soal mudah. Rumus yang digunakan untuk menentukan tingkat kesukaran soal uraian adalah sebagai berikut: Klasifikasi tingkat kesukaran soal uraian adalah sebagai berikut: soal dengan 0,00 P  0,30 adalah soal sukar; soal dengan 0,30 P  0,70 adalah soal sedang; soal dengan 0,70 P  1,00 adalah soal mudah Rusilowati, 2014.

3.6.2.4 Uji Reliabilitas Soal

Reliabilitas soal adalah ketepatan suatu tes apabila diteskan pada objek yang sama Suharsimi, 2012. Untuk mengetahui reliabilitas soal pilihan ganda, maka digunakan KR – 21 : [ ] [ ] Jika r 11 rtabel maka tes tersebut dikatakan reliabel Keterangan : r 11 = reliabilitas tes secara keseluruhan n = banyaknya butir soal M = skor rata-rata = varians total Harga r 11 yang dihasilkan dikonsultasikan dengan rtabel. Harga r 11 yang diperoleh diterima jika memenuhi kriteria r 11 rtabel. Pengujian reliabilitas untuk jenis data essay menggunakan teknik Alfa Cronbach. Rumus koeisien Alfa Cronbach sebagai berikut: { ∑ } Keterangan: = mean kuadrat antar subyek ∑ = mean kuadrat kesalahan varians total Rumus untuk varians total dan varians item: ∑ ∑ ∑ Keterangan: jumlah kuadrat seluruh skor item jumlah kuadrat subyek Sugiyono, 2011: 365.

3.7 Teknik Analisis Data

Dokumen yang terkait

Pengaruh pembelajaran aktif teknik guided note taking terhadap sikap siswa dalam belajar matematika aspek afeksi

0 31 168

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Arends Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Terpadu (Quasi Eksperimen di SMPN 87 Jakarta)

0 8 204

Pengaruh teknik kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS) dengan Guided Note Taking (GNT) terhadap hasil belajar siswa pada konsep archaebacteria dan eubacteria: kuasi eksperimen di SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan.

0 9 243

Pengaruh Penggunaan Strategi Catatan Terbimbing Pada Kemampuan Membaca di MTs Nahjul Huda Jakarta Barat

0 3 189

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN GUIDED NOTE TAKING DENGAN MEDIA TORSO UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN GUIDED NOTE TAKING DENGAN MEDIA TORSO UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII F SMP NEGERI 3 KARTASUR

0 0 15

PENGGUNAAN GUIDED NOTE TAKING DENGAN MENGOPTIMALKAN BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL Penggunaan Metode Guided Note Taking dengan mengoptimalkan barang bekas sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar mate

0 0 16

PENERAPAN MODEL TIME TOKEN UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SD DALAM PEMBELAJARAN IPS.

0 2 15

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR PADA MATERI EKOSISTEM MELALUI PENERAPAN GUIDED NOTE TAKING Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar Pada Materi Ekosistem Melalui Penerapan Guided Note Taking Dengan Media Powerpoint Pada Siswa Kelas VII I SMP Muh

0 2 15

STRATEGI GUIDED NOTE TAKING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA MATERI IKATAN KIMIA

0 0 11

IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN GUIDED NOTE TAKING (GNT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 11 PALEMBANG

0 0 9