Model Pembelajaran Kooperatif TINJAUAN PUSTAKA

9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Model Pembelajaran Kooperatif

Persaingan antar siswa sering terjadi dalam kelas. Persaingan dapat memberikan pengaruh yang merusak namun jika diatur dengan baik maka persaingan di antara para pesaing yang sesuai dapat menjadi sarana yang baik untuk memotivasi orang melakukan yang terbaik. Pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mengatasi masalah persaingan dalam kelas. Pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam pengajaran dimana siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lain dalam mempelajari materi pelajaran Slavin, 2010: 4. Pembelajaran kooperatif mengacu pada metode pembelajaran dimana siswa bekerjasama dalam kelompok kecil dan saling membantu dalam belajar Huda, 2013: 32. Model Pembelajaran kooperatif merupakan model pengajaran dimana siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan berbeda Amri Ahmadi, 2010: 67. Dari beberapa definisi dan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif cooperatif learning adalah salah satu model pembelajaran yang membagi siswa dalam kelompok- kelompok kecil yang memiliki kemampuan yang berbeda untuk bekerja sama memahami materi yang diajarkan. Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil belajar akademik dan mengembangkan keterampilan sosial siswa. Model pemebelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai paling sedikit tiga tujuan penting yaitu prestasi akademis, toleransi terhadap keanekaragaman, dan pengembangan keterampilan sosial Arends, 2008: 5. Tidak semua belajar kelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif. Terdapat lima unsur dalam pembelajaran kooperatif yaitu: 1. Saling ketergantungan positif Positive interpendence Unsur ini menunjukkan dalam pembelajaran kooperatif terdapat dua tanggung jawab dalam kelompok. Pertama mempelajari bahan yang ditugaskan dalam kelompok, kedua memastikan bahwa semua angota kelompok mempelajari bahan yang ditugaskan tersebut. 2. Tanggung jawab perseorangan Personal responsibility Setelah mengikuti belajar kelompok setiap siswa harus dapat meneyelesaikan masalah yang sama. 3. Interaksi promotif Face to face promotive interaction Interaksi promotif penting karena dapat menghasilkan saling ketergantungan positif. Dapat tercapai jika siswa mampu saling membantu secara efektif, saling memberi informasi, memproses informasi, merumuskan, dan mengembangkan argumen secara bersama-sama untuk menyelesaikan masalah, serta saling memotivasi untuk memperoleh keberhasilan bersama. 4. Komunikasi antar anggota Interpersonal skill Untuk mecapai tujuan peserta didik harus memiliki keterampilan sosial yaitu saling mengenal, mampu berkomunikasi dengan baik, mempercayai, menerima, dan saling mendukung. 5. Pemrosesan kelompok Group processing Pemrosesan kelompok dapat mengidentifikasi tahapan kegiatan kelompok dan kegiatan anggota kelompok. Terdapat dua tingkat pemrosesan yaitu kelompok kecil dan kelas secara keseluruhan Huda, 2010: 58-61. Menurut Suprijono 2012: 65 sintak model pembelajaran kooperatif terdiri dari 6 enam fase seperti ditunjukkan pada Tabel 2.1 sebagai berikut: Tabel 2.1 Sintak Model Pembelajaran Kooperatif Fase Perilaku Guru Fase 1: Present goal and set Menyampaikan tujuan dan memersiapkan peserta didik Menjelaskan tujuan pembelajaran dan mempersiapkan peserta didik agar siap belajar Fase 2: Present information Menyajikan informasi Mepresentasikan informasi kepada peserta didik secara verbal atau dengan teks Fase 3: Organze students into learning teams Mengorganisir peserta didik kedalam tim-tim belajar Memberikan penjelasan kepada peserta didik tentang tata cara pembentukan tim belajar dan membantu kelompok melakukan transisi yang efisien Fase 4: Assist team work and study Membantu kerja tim dan belajar Membantu tim-tim belajar selama peserta didik mengerjakan tugasnya Fase 5: Test of the materials Mengevaluasi Menguji pengetahuan peserta didik mengenai berbagai materi pembelajaran atau setiap kelompok mempresentasikan hasil kerjanya Fase 6: Provide recognition Memberikan pengakuan atau penghargaan Mempersiapkan cara untuk mengakui usaha dan prestasi individu maupun kelompok

2.2 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token

Dokumen yang terkait

Pengaruh pembelajaran aktif teknik guided note taking terhadap sikap siswa dalam belajar matematika aspek afeksi

0 31 168

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Arends Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Terpadu (Quasi Eksperimen di SMPN 87 Jakarta)

0 8 204

Pengaruh teknik kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS) dengan Guided Note Taking (GNT) terhadap hasil belajar siswa pada konsep archaebacteria dan eubacteria: kuasi eksperimen di SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan.

0 9 243

Pengaruh Penggunaan Strategi Catatan Terbimbing Pada Kemampuan Membaca di MTs Nahjul Huda Jakarta Barat

0 3 189

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN GUIDED NOTE TAKING DENGAN MEDIA TORSO UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN GUIDED NOTE TAKING DENGAN MEDIA TORSO UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII F SMP NEGERI 3 KARTASUR

0 0 15

PENGGUNAAN GUIDED NOTE TAKING DENGAN MENGOPTIMALKAN BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL Penggunaan Metode Guided Note Taking dengan mengoptimalkan barang bekas sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar mate

0 0 16

PENERAPAN MODEL TIME TOKEN UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SD DALAM PEMBELAJARAN IPS.

0 2 15

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR PADA MATERI EKOSISTEM MELALUI PENERAPAN GUIDED NOTE TAKING Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar Pada Materi Ekosistem Melalui Penerapan Guided Note Taking Dengan Media Powerpoint Pada Siswa Kelas VII I SMP Muh

0 2 15

STRATEGI GUIDED NOTE TAKING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA MATERI IKATAN KIMIA

0 0 11

IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN GUIDED NOTE TAKING (GNT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 11 PALEMBANG

0 0 9