a. Metode Observasi Metode observasi berupa pencarian masalah belajar yang masih sering
dialami siswa baik di lingkungan sekolah dan kelas. Selain itu metode observasi digunakan untuk menilai keaktifan siswa saat kegiatan belajar.
b. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi berupa surat-surat, gambar atau foto dan catatan lain
yang berhubungan dengan penelitian. Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan data mengenai nama-nama siswa anggota
populasi dan data nilai Ujian Akhir Semester Gasal. c. Metode Tes
Tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa pada ranah kognitif. Metode tes yang digunakan adalah pretest dan posttest.
d. Metode Angket Angket
digunakan untuk
mengetahui tanggapan
siswa mengenai
pembelajaran dengan model pembelajaran Time Token berbantu Guided Note Taking yang diberikan pada siswa di akhir seluruh pertemuan kegiatan
pembelajaran.
3.5 Prosedur Penelitian
a. Tahap Persiapan 1 Melakukan observasi mengenai proses pembelajaran yang telah dilakukan
di sekolah untuk mendukung penelitian dan merumuskan masalah 2 Membuat kisi-kisi intrumen penelitian berdasarkan indikator dari
kurikulum yang berlaku yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
3 Menyusun instrumen penelitian yang terdiri dari: a Lembar kerja Guided Note Taking
b Silabus dan RPP c Paket soal pretest dan posttest yang digunakan untuk uji coba
d Lembar observasi penilaian keaktifan e Angket tanggaan siswa terhadap pembelajaran menggunakan model
pembelajaran Time Token berbantu Guided Note Taking. 4 Menghitung normalitas dan homogenitas nilai UAS Semester Gasal
b. Tahap Uji Coba 1 Melakukan uji coba paket soal pretest dan posttest pada siswa kelas VIII
SMP Negeri 29 Semarang 2 Memberi skor dan menganalisis hasil uji coba soal untuk menentukan
instrumen yang akan digunakan pada akhir penelitian c. Tahap Pelaksanaan Penelitian
1 Melaksanakan pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum diberi perlakuan.
2 Melaksanakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Time Token berbantu Guided Note Taking tentang materi gerak sesuai dengan
RPP yang telah dibuat. 3 Melaksanakan penilaian keaktifan siswa berdasarkan lembar observasi
penilaian keaktifan pada saat pembelajaran berlangsung. 4 Melaksanakan posttest untuk mengetahui hasil belajar kognitif setelah
pembelajaran .
3.6 Intrumen Penelitian
Dalam penelitian ini, instrumen alat yang dibuat peneliti untuk memperoleh data adalah :
a. Lembar Kerja Guided Note Taking Lembar kerja ini digunakan untuk membantu guru dalam menyampaikan
materi gerak. b. Instrumen tes soal pretest dan posttest
Soal pretest dan posttest berupa soal pilihan ganda dan soal uraian yang hasilnya digunakan untuk mengetahui hasil belajar kognitif siswa baik
sebelum diberi perlakuan maupun sesudah diberi perlakuan. c. Angket Tanggapan
Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui tanggapan atau respon siswa terhadap pembelajaran fisika yang
diungkapkan dalam bentuk angket.
3.6.1 Tahap persiapan uji coba
1 Menetapkan materi yang diuji. Bahan yang diujikan adalah materi bidang studi IPA kelas VII materi gerak.
2 Menentukan alokasi waktu yang digunakan untuk mengerjaka soal uji coba yaitu 60 menit.
3 Menentukan jumlah soal yang digunakan untuk uji coba dalam penelitian.
4 Menentukan tipe soal Bentuk soal yang digunakan adalah obyektif dan bertipe pilihan ganda dengan
empat pilihan jawaban, dengan satu jawaban benar diantara jawaban-jawaban dalam pilihan yang disediakan serta soal uraian.
5 Menentukan komposisi jenjang soal Komposisi jenjang soal dari perangkat pengumpul data pada penelitian ini
sesuai dengan Taksonomi Bloom C1, C2, C3, C4. 6 Menyusun kisi-kisi
Kisi-kisi tes disusun dengan mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan .
7 Menyusun butir tes Setelah kisi-kisi dibuat, langkah selanjutnya membuat soal.
3.6.2 Tahap Pelaksanaan Uji Coba Soal
Sebelum dilakukan penelitian pada kelas sampel, instrumen diuji coba terlebih dahulu pada kelas yang telah melampaui materi gerak.
3.6.2.1 Validitas
Validitas soal pretest dan postest dalam penelitian ini ada dua macam yaitu validitas isi soal dan validitas butir soal.
1 Validitas Isi Soal Untuk memenuhi validitas isi soal, sebelum instrumen disusun, penulis
menyusun kisi-kisi soal terlebih dahulu berdasarkan kurikulum yang berlaku, selanjutnya mengonsultasikan dengan guru pengampu dan dosen pembimbing.
2 Validitas Butir Soal Untuk mengukur validitas butir soal dalam penelitian ini digunakan rumus
koefisien korelasi point biseral yaitu: √
Keterangan: r
pbis
= koefisien korelasi point biseral Mp
= rerata skor siswa yang menjawab benar Mt
= rerata skor siswa total p
= proporsi siswa yang menjawab benar q
= proporsi siswa yang menjawab salah 1 – p
St = standar deviasi dari skor total
Suharsimi, 2012: 79 Hasil perhitungan r
pbis
dikoreksi ke dalam t
hit
dengan rumus: √
√ Jika t
tabel
t
hit
dengan dk = n –2 maka butir soal valid.
3.6.2.2 Daya Pembeda Soal
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dan siswa yang mempunyai kemampuan
rendah. Besarnya daya beda ditunjukkan oleh indeks diskriminasi yang diberi lambang D.
Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghitung besarnya daya beda soal adalah :
1 Membagi siswa yang mengikuti tes menjadi dua yaitu kelas atas dan kelas bawah dengan sistem belah tengah.
2 Mengurutkan skor yang diperoleh siswa mulai dari skor teratas sampai skor terbawah.
3 Menghitung indeks diskriminasi soal diambil dari buku Suharsimi 2012: 213 untuk soal pilihan ganda dengan rumus :
Keterangan: D = Daya beda
J
A
= Banyaknya peserta kelompok atas J
B
= Banyaknya peserta kelompok bawah B
A
= Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar B
B
= Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar P
A
= Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab dengan benar P
B
= Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab dengan benar Klasifikasi daya pembeda sebagai berikut:
0,0 D
0,2 daya pembeda jelek
0,2 D
0,4 daya pembeda cukup
0,4 D
0,7 daya pembeda baik
0,7 D ≤ 1,0 daya pembeda baik sekali
Bila D negatif, semua jenjang tidak baik. Butir soal yang mempunyai D negatif sebaiknya dibuang Suharsimi, 2012.
Rumus untuk mengetahui daya pembeda soal uraian adalah sebagai berikut:
Klasifikasi daya pembeda sebagai berikut: 0,0 D
0,2 soal tidak dipakai dibuang
0,2 D
0,3 soal diperbaiki
0,3 D
0,4 soal diterima tetapi perlu diperbaiki
0,4 D ≤ 1,0 soal diterima Rusilowati, 2014.
3.6.2.3 Tingkat Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu sulit dan tidak terlalu mudah. Bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal disebut indeks
kesukaran yang besarnya antara 0,00 – 1,00. Tingkat kesukaran soal pilihan ganda
dapat dihitung dari rumus :
Keterangan: P
= Indeks kesukaran B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes Klasifikasi taraf kesukaran menurut Suharsimi 2012: 208 sebagai berikut:
soal dengan 0,00 P
0,30 adalah soal sukar;
soal dengan 0,30 P
0,70 adalah soal sedang; soal dengan 0,70 P
1,00 adalah soal mudah. Rumus yang digunakan untuk menentukan tingkat kesukaran soal uraian adalah
sebagai berikut:
Klasifikasi tingkat kesukaran soal uraian adalah sebagai berikut: soal dengan 0,00 P
0,30 adalah soal sukar; soal dengan 0,30 P
0,70 adalah soal sedang; soal dengan 0,70 P
1,00 adalah soal mudah Rusilowati, 2014.
3.6.2.4 Uji Reliabilitas Soal
Reliabilitas soal adalah ketepatan suatu tes apabila diteskan pada objek yang sama Suharsimi, 2012. Untuk mengetahui reliabilitas soal pilihan ganda, maka
digunakan KR – 21 :
[ ] [
] Jika r
11
rtabel maka tes tersebut dikatakan reliabel Keterangan :
r
11
= reliabilitas tes secara keseluruhan n = banyaknya butir soal
M = skor rata-rata = varians total
Harga r
11
yang dihasilkan dikonsultasikan dengan rtabel. Harga r
11
yang diperoleh diterima jika memenuhi kriteria r
11
rtabel. Pengujian reliabilitas untuk jenis data essay menggunakan teknik Alfa Cronbach.
Rumus koeisien Alfa Cronbach sebagai berikut:
{ ∑
} Keterangan:
= mean kuadrat antar subyek ∑
= mean kuadrat kesalahan varians total
Rumus untuk varians total dan varians item: ∑
∑ ∑
Keterangan: jumlah kuadrat seluruh skor item
jumlah kuadrat subyek Sugiyono, 2011: 365.
3.7 Teknik Analisis Data
3.7.1 Analisis Data Awal
Data yang digunakan dalam analisis data awal adalah nilai ujian akhir semester gasal.
3.7.1.1 Uji homogenitas
Langkah-langkah perhitungan adalah sebagai berikut: a Menghitung S
2
dari masing-masing kelas. b Menghitung varians gabungan dari semua kelas dengan rumus:
∑ ∑
c Menghitung harga satuan B dengan rumus: ∑
d Menghitung nilai statis chi- kuadrat χ
2
dengan rumus: { ∑
} Keterangan:
Si
2
= variansi masing-masing kelompok S
2
= variansi gabungan B = koefisien Bartlett
n
i
= jumlah siswa dalam kelas Kriteria pengujian : Ho diterima jika X
2 hitung
≤ X
2 tabel
1-a k-1, dimana X
2
1- a k-1 didapat dari daftar distribusi chi kuadrat dengan peluang 1-a dan dk=k-
1 Sudjana, 2005: 263.
3.7.1.2 Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data yang dianalisis berdistribusi normal atau tidak. Uji statistika yang digunakan adalah uji chi-kuadrat dengan
rumus:
∑
Keterangan: 2 = chi kuadrat
Oi = frekuensi pengamatan Ei = frekuensi yang diharapkan
k = banyak kelas interval
Sudjana, 2005 : 273 Nilai
dibandingkan dengan nilai dengan taraf signifikan 5 jika
maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
3.7.2 Analisis Data Akhir
Data yang digunakan dalam analisis data akhir adalah data nilai postest siswa.
3.7.2.1 Uji Normalitas
Uji ini digunakan untuk mengetahui data akhir yang dianalisis berdistribusi normal atau tidak. Uji statistik yang digunakan adalah uji chi-kuadrat dengan
rumus: ∑
Keterangan: 2 = chi kuadrat
Oi = frekuensi pengamatan Ei = frekuensi yang diharapkan
k = banyak kelas interval
Sudjana, 2005 : 273 Membandingkan harga chi kuadrat data dengan tabel chi kuadrat dengan taraf
signifikan 5 kemudian menarik kesimpulan, jika maka data
berdistribusi normal.
3.7.2.2 Analisis Hasil Belajar dan Keaktifan Siswa
1. Tes Analisis tes hasil belajar siswa bertujuan untuk mengetahui kemampuan hasil
belajar kognitif siswa.
Depdiknas, 2014: 51 2. Lembar Observasi
Penskoran lembar observasi dilakukan dengan rating. Pemberian skor menggunakan interval 1-4. Skor rata-rata setiap aspek penilaian dikonversikan
kedalam analisis data kualitatif. Langkah-langkahnya sebagai berikut : Menghitung presentasi data dengan rumus
Menurut Suharsimi dan Cepi 2009: 35 kriteria kuantitatif penilaian keaktifan sebagai berikut:
80 100 = sangat aktif
60 80
= aktif 40
60 = cukup aktif
20 40
= kurang aktif
20 = tidak aktif
3.7.2.3 Uji Peningkatan N-Gain
Menurut Savinainen Scott sebagaimana dikutip oleh Wiyanto 2008: 8 untuk mengetahui peningkatan rata-rata hasil belajar siswa dari satu siklus ke
siklus berikutnya digunakan faktor Hake sebagai berikut: �
� �
Keterangan: � = peningkatan siswa dari siklus awal ke siklus akhir
= rata-rata nilai postest
�
= rata-rata nilai pretest Klasifikasi faktor
� sebagai berikut: �
0,3 Peningkatan jelek
0,3 �
0,7 Peningkatan sedang
� 0,7 Peningkatan tinggi
3.7.2.4 Analisis Data Angket
1 Validitas Validitas angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas
konstruk atau validitas bangun pengertian dengan meminta bantuan dari ahli yang relevan atau pertimbangan ahli yaitu dosen pembimbing.
Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran fisika yang diungkapkan
dalam bentuk angket. Analisis hasil pengisian dilakukan dengan memberi skor
pada masing-masing butir pada lembar pengisian angket. Adapun penskoran untuk masing-masing butir pernyataan pada angket tanggapan siswa sebagai
berikut. Pernyataan Positif
Skor Jawaban SS
S TS
STS Keterangan :
SS : Sangat Setuju diberi skor 4
S : Setuju
diberi skor 3 TS : Tidak Setuju
diberi skor 2 STS : Sangat Tidak Setuju
diberi skor 1 Presentase nilai yang diperoleh tiap aspek dari angket dihitung dengan rumus:
Keterangan : P = Presentase
F = frekuensi yang sedang dicari atau skor yang diperoleh N = Number of cases atau skor maksimal
Kategori respon yang diberikan siswa terhadap suatu asek dicocokkan dengan kriteria positif menutut Khabibah 2006 dalam Wulandari dan Waryanto 2012 :
85 ≤ respon = sangat positif sangat tinggi
70 ≤ respon 85 = positif tinggi 50 ≤ respon 70 = kurang posistif kurang tinggi
Respon 50 = tidak positif tidak tinggi
74
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
1. Implementasi model pembelajaran Time Token berbantu Guided Note Taking dapat meningkatkan hasil belajar kognitif siswa. Besarnya peningkatan hasil
belajar kognitif siswa sebesar 63 . 2. Implementasi model pembelajaran Time Token berbantu Guided Note Taking
dapat meningkatkan keaktifan siswa. Besarnya peningkatan keaktifan siswa dengan implementasi model pembelajaran Time Token berbantu Guided Note
Taking sebesar 56 .
5.2 Saran
1. Saat pembelajaran berlangsung, siswa menyalahgunakan kartu berbicara yang diberikan oleh guru untuk bermain sehingga guru hendaknya bersikap lebih
tegas agar siswa dapat menggunakan kartu berbicara sesuai dengan fungsinya.
2. Guru hendaknya dapat mengalokasikan waktu dengan baik karena saat pengisian lembar Guided Note Taking banyak siswa yang mengutarakan
pendapat secara berebut menyebabkan suasana kelas menjadi gaduh sehingga guru harus mengulang jawaban dari siswa yang menyebabkan pengalokasian
waktu kurang sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat sehingga ada pembelajaran yang berlangsung terlalu lama ataupun berlangsung
terburu-buru.
DAFTAR PUSTAKA
Amri, S., I. Akhmadi. 2012. Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam Kelas. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Arends, I. 2008. Learning To Teach. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Arini, Islamias, Noer, A.M. 2010. Pembuatan Catatn Terbimbing Guided Note
taking untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Tata Nama Senyawa di Kelas X SMAN 2 Siak Hulu. 1-10.
Boch, F., Piolat, A. 2005. Note taking and learning: a summary research. The WAC Journal. 16: 101-113.
C. Asri Budiningsih. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Daryanto, M. Rahardjo. 2012. Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Gava
Media. Dimyati Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka
Cipta. Fanani, H. J. A. Pramukantoro. 2013. Pengaruh Teknik Pembelajaran Kooperati
Tipe Time Token Arends Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Diklat Dasar-Dasar Kelistrikan Di SMKN 1 Sidoarjo. Jurnal Pendidikan Teknik
Elektro. 2 2: 829-836.
Hamalik, O. 2014. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: PT Bumi Aksara. Hamid, M. 2011. Metode Edu Tainment. Yogyakarta: Diva Press.
Huda, M. 2010. Cooperatif Learning.Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Huda, M. 2014. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran.Yogyakarta:
Pustaka Pelajar. Jacobs, K. 2008. A Comparison of Two Note Taking Methods in a Secondary
English Classroom. Proceedings of the 4
th
Annual GRASP Symposium, Wichita State University. 119-120.
Jihad, A., A. Haris. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo.
Kemendikbud. 2014. Panduan Penilaian Pencapaian Kompetensipeserta Didik
Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Kemendikbud.
LoPiccolo, O. S. 2009. Implementing Guided Note Taking To Improve Student Learning Of Energy Saving Construction Techniques. ASEE Middle Atlantic
Regional Conference Farmingdale State College, SUNY. April 29-30.
Mutaqien, Z. 2009. Kelebihan dan Kelemahan Guided Note Taking. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Ngalimun. 2014. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.
Purwanto, N. 2009. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Roestiyah. 2012. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Silberman, M. 2007. Active Learning 101Strategi Pembelajaran Aktif.
Yogyakarta: Pustaka Insan Madani. Siswoyo, R. E. M. Rachman. 2002. Managemen Kelas. Semarang: IKIP
Semarang Press. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka
Cipta. Slavin, R. E. 2010. Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media.
Suharsimi, A. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Suharsimi, A. Cepi, S. 2009. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara. Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Penerbit Tarsito.
Sugiyono. 2010a. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan RD. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2010b. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Suprijono, A. 2012. Cooperative Learning Teori Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sumarwan, dkk. 2010. Science For Junior High School Grade VII. Jakarta: Erlangga.
Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Surabaya: Masmedia Buana Pustaka
Wasis, Sugeng. Y. I. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam Jilid 1 untuk SMP dan MTs Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Winarsih, A. et all. 2008. IPA Terpadu untuk SMP MTs Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Wiyanto. 2008. Menyiapkan Guru Sains Mengembangkan Kompetensi Laboratorium. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Wiyarsi, A. 2010. Implementation of Cooperative Learning Type Time Token to Increase the Students Activity and Interest Learning on General Chemistry.
Makalah disajikan dalam Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia Tanggal 30 Oktober 2010 Universitas Negeri Yogyakarta.
Wulandari, L. N. Waryanto. 2012. Pemanfaatan Cabri 3D dalam Media Interaktif Berbasis Inkuiri pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar untuk
Meningkatkan Cara Berpikir Kritis Siswa Kelas VIII SMP. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika
Uiversitas Negeri Yogyakarta.
Zaini, H., B. Munthe, S. A. Aryani. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.
78
LAMPIRAN 1 SILABUS
Sekolah : SMP Negeri 29 Semarang
Kelas : VII Tujuh
Semester : 2 Dua
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Standar Kompetensi : 5. Memahami gejala-gejala alam melalui pengamatan
Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Kegiatan Pembelajaran
Indikator Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
Teknik Bentuk
Instrumen Contoh Instrumen
5.2 Menganalisis data percobaan
gerak lurus beraturan dan
gerak lurus berubah
beraturan serta penerapannya
Gerak Melakukan
diskusi tentang
pengertian gerak,
perbedaan antara jarak
dan - Menjelaskan
pengertian gerak
Tes tulis Pilihan ganda
Suatu benda dikatakan bergerak jika .... a. jarak benda itu tidak berubah terhadap
benda lain b. kedudukan benda itu jauh terhadap
benda lain c. kedudukan benda itu berimpit dengan
benda lain 5 x 40‟ Buku siswa
KTSP, Guided Note
Taking, Lembar Kerja
Siswa, Lembar
Diskusi Siswa
79
Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Kegiatan Pembelajaran
Indikator Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
Teknik Bentuk
Instrumen Contoh Instrumen
dalam kehidupan sehari-hari
perpindahan, konsep
kecepatan, konsep
kelajuan. - Menjelaskan
perbedaan antara jarak dan
perpindahan
- Menjelaskan konsep
Tes tulis
Tes tulis Pilihan ganda
Pilihan ganda d. kedudukan benda itu berubah terhadap
titik acuan Perhatikan gambar di bawah ini
Ana berjalan lurus dari A ke B sejauh 100 m kemudian berbalik arah dan berjalan lurus
dari B ke C sejauh 20m. Jarak dan perpindahan Ana selama ia bergerak adalah
....
a. 120 m dan 80 m b. 100 m dan 80 m
c. 120 m dan 20 m d. 100 m dan 20 m
Satuan kecepatan dalam SI adalah …. Lanjutan Lampiran 1
80
Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Kegiatan Pembelajaran
Indikator Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
Teknik Bentuk
Instrumen Contoh Instrumen
Mengamati vidio
percobaan gerak lurus
beraturan
Melakukan percobaan
tentang gerak kecepatan pada
gerak lurus
- Menjelaskan konsep kelajuan
pada gerak lurus
- Menjelaskan ciri gerak lurus
beraturan GLB
- Menjelaskan ciri gerak lurus
Tes tulis
Tes tulis
Tes tulis Pilihan ganda
Pilihan ganda
Pilihan ganda a. ms
b. kmjam c. detik
d. ms
Besaran yang menyatakan besarnya jarak yang ditempuh tiap satuan waktu adalah ….
a. kecepatan b. kelajuan
c. jarak d. percepatan
Ciri GLB adalah memiliki kecepatan .... a. dipercepat
b. tetap c. diperlambat
d. beraturan Benda
yang bergerak
lurus berubah
beraturan mempunyai .… Lanjutan Lampiran 1
81
Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Kegiatan Pembelajaran
Indikator Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
Teknik Bentuk
Instrumen Contoh Instrumen
lurus berubah beraturan
berubah beraturan
GLBB
- Melakukan percobaan
gerak lurus berubah
beraturan GLBB pada
benda
- Membuat grafik hubungan jarak
dan waktu Tes tulis
Tes tulis Pilihan ganda
Pilihan ganda a. percepatan tetap
b. kecepatan tetap c. kecepatan berbeda
d. waktu tetap
Berikut adalah hasil ketikan ticker timer dari suatu percobaan gerak
Gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan dipercepat berturut-turut
ditunjukkan pada gambar nomor....
a.
1 dan 2
b.
1 dan 3
c.
1 dan 4
d.
2 dan 3 Grafik
hubungan antara jarak terhadap waktu
pada gerak lurus beraturan adalah .… Lanjutan Lampiran 1
82
Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Kegiatan Pembelajaran
Indikator Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
Teknik Bentuk
Instrumen Contoh Instrumen
melalui percobaan
- Membuat grafik hubungan
kecepatan dan waktu melalui
percobaan Tes tulis
Tes tulis Pilihan ganda
Pilihan ganda Grafik hubungan antara kecepatan v dan
waktu t pada gerak lurus diperlambat beraturan adalah ….
Andi mengayuh sepeda pada jalan yang datar
Lanjutan Lampiran 1
83
Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Kegiatan Pembelajaran
Indikator Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
Teknik Bentuk
Instrumen Contoh Instrumen
Melakukan diskusi
beberapa peristiwa
GLBB dalam kehidupan
sehari-hari - Menjelaskan
contoh gerak lurus beraturan
GLB dalam kehidupan
sehari-hari
- Menjelaskan contoh gerak
lurus berubah beraturan
GLBB dalam kehidupan
sehari-hari Tes tulis
Pilihan ganda dengan kecepatan tetap, kemudian dia
melalui jalan yang menanjak yang pada akhirnya menuruni jalan tersebut. Jenis gerak
yang dialami Andi adalah …. a. GLB,
GLBB dipercepat,
GLBB dipercepat
b. GLBB dipercepat, GLBB diperlambat, GLB
c. GLB, GLBB dipercepat, dan GLBB diperlambat
d. GLB, GLBB
diperlambat, GLBB
dipercepat Berikut
ini adalah contoh gerak benda: 1. Bola yang dilempar vertikal ke atas,
2. Naik sepatu roda dijalan yang mendatar, 3. Mobil sedang direm hingga berhenti,
dan 4. Buah kelapa yang jatuh dari pohon.
Yang termasuk
gerak lurus
berubah beraturan diperlambat adalah ….
a. 1, 2, dan 3 Lanjutan Lampiran 1
84
Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Kegiatan Pembelajaran
Indikator Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
Teknik Bentuk
Instrumen Contoh Instrumen
Melengkapi lembar guided
note taking untuk
memahami konsep
percepatan
- Menjelaskan konsep
percepatan Tes tulis
Pilihan ganda b. 1 dan 3
c. 2 dan 4 d.
4 saja Sebuah kelereng bergerak dari keadaan
diam. Setelah 8 sekon kecepatannya menjadi 9,6 ms. Percepatan kelereng sebesar …
ms
2
. a. 76
b. 12 c. 7,7
d. 1,2 Lanjutan Lampiran 1
LAMPIRAN 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
RPP
Satuan Pendidikan : SMP N 29 Semarang Mata Pelajaran
: IPA Kelas Semester
: VII dua Materi Pokok
: Gerak Alokasi Waktu
: 5 x 40 menit 5 JP
A. Standar Kompetensi
5. Memahami gejala-gejala alam melalui pengamatan
B. Kompetensi Dasar
5.2 Menganalisis data percobaan gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
C. Indikator
1. Menjelaskan pengertian gerak. 2. Menjelaskan perbedaan antara jarak dan perpindahan.
3. Menjelaskan konsep kecepatan pada gerak lurus. 4. Menjelaskan konsep kelajuan pada gerak lurus.
5. Menjelaskan ciri gerak lurus beraturan GLB. 6. Menjelaskan ciri gerak lurus berubah beraturan GLBB.
7. Melakukan percobaan gerak lurus berubah beraturan GLBB pada benda. 8. Membuat grafik hubungan jarak dan waktu melalui percobaan.
9. Membuat grafik hubungan kecepatan dan waktu melalui percobaan.
10. Menjelaskan contoh gerak lurus beraturan GLB dalam kehidupan sehari- hari.
11. Menjelaskan contoh gerak lurus berubah beraturan GLBB dalam kehidupan sehari-hari
12. Menjelaskan konsep percepatan.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Menjelaskan pengertian gerak melalui diskusi secara aktif. 2. Menjelaskan perbedaan antara jarak dan perpindahan melalui diskusi
secara aktif. 3. Menjelaskan konsep kecepatan pada gerak lurus melalui diskusi secara
aktif. 4. Menjelaskan konsep kelajuan pada gerak lurus melalui diskusi secara
aktif. 5. Menjelaskan ciri gerak lurus beraturan GLB melalui diskusi secara aktif.
6. Melakukan percobaan gerak lurus berubah beraturan GLBB pada benda menggunakan ticker timer secara teliti dan bertanggung jawab.
7. Menjelaskan ciri gerak lurus berubah beraturan GLBB berdasarkan hasil percobaan secara tepat.
8. Membuat grafik hubungan jarak dan waktu melalui percobaan secara tepat dan teliti.
9. Membuat grafik hubungan kecepatan dan waktu melalui percobaan secara tepat dan teliti.
10. Menjelaskan contoh gerak lurus beraturan GLB dalam kehidupan sehari- hari dengan benar.
11. Menjelaskan contoh gerak lurus berubah beraturan GLBB dalam kehidupan sehari-hari dengan benar.
12. Menjelaskan konsep percepatan dengan tepat. Lanjutan Lampiran 2
E. Materi Pembelajaran
Pertemuan Pertama A.
Titik Acuan
Gerak adalah perubahan posisi atau kedudukan suatu benda terhadap benda lain yang ditetapkan sebagai acuan. Suatu benda dikatakan bergerak
jika mengalami perubahan posisi atau kedudukannya terhadap suatu titik acuan. Sesuatu yang dianggap diam yang digunakan sebagai pembanding
terhadap sesuatu yang bergerak ddisebut titik acuan. Titik-titik yang dilalui benda ketika bergerak disebut lintasan. Lintasan benda ada yang lurus,
berbentuk melingkar, parabola, atau tidak beraturan. Gerak yang lintasannya lurus disebut gerak lurus.
B. Gerak Relatif
Suatu benda yang bergerak terhadap benda tertentu belum tentu bergerak terhadap benda lainnya. Contohnya saat bus meninggalkan
terminal. Jika terminal menjadi titik acuan maka bus dikatakan bergerak terhadap terminal. Akan tetatpi jika kamu yang berada di dalam bus
dijadikan titik acuan maka bus dikatakan tidak bergerak terhadap kamu karena kedudukan bus tidak berubah terhadap kamu. Kasus ini
membuktikan bahwa suatu benda yang bergerak terhadap benda tertentu belum tentu bergerak terhadap benda lain. Inilah yang dimaksud dengan
gerak relatif. Oleh karena itu gerak didefinisikan relatif terhadap titik acuan tertentu dan titik acuan dapat digunakan untuk menentukan seberapa
jauh benda bergerak. Lanjutan Lampiran 2
C. Gerak Semu
Ketika kamu menaiki bus yang melaju dengan cepat, pohon dan gedung yang ada diluar mobil seolah-olah bergerak mendekatimu. Padahal
buslah yang bergerak menjauhi pohon dan gedung yang ada di luar bus tersebut. Gerak pohon dan gedung yang ada diluar bus disebut gerak semu
yaitu gerak suatu benda yang tampak seolah-olah bergerak padahal benda tersebut diam.
D. Kelajuan dan Kecepatan
4. Jarak dan perpindahan
Jarak dan perpindahan mempunyai pengertian yang berbeda. Misalkan Adi berjalan ke barat dari titik A menuju titik B sejauh 4 km,
kemudian Andi berjalan ke timur menuju titik C sejauh 3 km seperti terlihat pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1: Lintasan Yang Ditempuh Adi Berarti Adi sudah berjalan menempuh jarak dari A ke B ditambah jarak
dari B ke C sejauh 4 km + 3 km jadi jarak yang ditempuh 7 km, sedangkan perpindahannya dari titik A ke C yaitu 4 km
– 3 km = 1 km ke barat.
Jarak adalah panjang lintasan yang ditempuh oleh suatu benda tanpa memerhatikan arah. Perpindahan adalah perubahan kedudukan yang
A B
C
4 km
3 km
Lanjutan Lampiran 2
diukur dari titik awal sampai titik akhir yang dicapai suatu benda dengan memerhatikan arah geraknya.
Contoh lain
, ada seorang siswa bergerak ke utara sejauh 3 km, kemudian berbelok ke timur sejauh 4 km, lalu berhenti. Berapa jarak
yang ditempuh siswa tersebut? Berapa pula perpindahannya?
5. Kelajuan
Untuk memahami tentang kelajuan, perhatikan contoh berikut ini.
Kamu dan adikmu menempuh jarak yang sama dari sekolah ke rumahmu. Kamu berjalan kaki sedangkan adikmu naik sepeda. Adikmu akan sampai
dirumah lebih cepat karena waktu yang diperlukan dengan naik sepeda lebih cepat. Dikatakan bahwa kelajuan adikmu lebih cepat daripada
kelajuanmu. Jadi kelajuan dipengaruhi oleh:
a. jarak yang ditempuh b. selang waktu yang diperlukan
Keterangan: Jarak= 7 km
Perpindahan= 5 km Lanjutan Lampiran 2
kelajuan ⁄
jarak m selang waktu sekon
Jadi kelajuan adalah hasil bagi antara jarak yang ditempuh dengan selang waktu yang diperlukan.
Kelajuan rata-rata menyatakan jarak total yang ditempuh dibagi waktu total yang dibutuhkan untuk menempuh jarak tersebut.
̅
6. Kecepatan
Kecepatan adalah hasil bagi antara perpindahan dengan selang waktu yang ditempuh. Satuan kecepatan dalam sistem SI adalah ms.
⃗ Keterangan:
⃗ kecepatan ⁄
perpindahan m selang waktu sekon
Kecepatan suatu benda dapat berubah setiap waktu. Kecepatan rata- rata didefinisikan sebagai hasil bagi antara perpindahan total yang
Lanjutan Lampiran 2
ditempuh benda dengan selang waktu total untuk menempuh perpindahan tersebut.
̅
Pertemuan kedua A.
Gerak Lurus
Gerak lurus adalah gerak yang lintasannya berupa garis lurus.
1. Gerak Lurus Beraturan GLB
Benda yang bergerak dengan kecepatan tetap dikatakan melakukan gerak lurus beraturan. Jadi, syarat benda bergerak lurus beraturan apabila
gerak benda menempuh lintasan lurus dan kecepatan benda tidak
berubah. Gerak lurus beraturan GLB adalah gerak suatu benda pada lintasan
yang lurus di mana pada setiap selang waktu yang sama, benda tersebut menempuh jarak yang sama.. Dengan kata lain, perbandingan jarak
dengan selang waktu selalu konstan atau kecepatannya konstan. Persamaan GLB, secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut.
atau
Keterangan: kecepatan ms
perpindahan m Lanjutan Lampiran 2
waktu s Alat yang digunakan untuk menyelidiki gerak lurus beraturan adalah
ticker timer. Jika benda yang melakukan gerak lurus beraturan diselidiki dengan ticker timer akan diperoleh ketikan pada kertas pita seperti pada
Gambar 2.2. arah gerak troli ticker timer
Gambar 2.2: Contoh Hasil Percobaan Pada Ticker Timer Untuk Menyelidiki Gerak Lurus Beraturan.
b b Gambar 2.3: Grafik Hubungan Pada GLB: a Jarak
terhadap Waktu , b Kecepatan terhadap Waktu
2. Gerak lurus beraturan GLB dalam kehidupan sehari-hari
Gerak lurus berubah beraturan GLB dalam kenyataannya jarang terjadi dan sulit dilakukan. Dalam hal mengemudi mobil biasanya gerak
lurus beraturan hanya berlangsung sesaat. Hal ini sulit bagi pengemudi
t s vms
-1
t s s m
Lanjutan Lampiran 2
untuk bergerak lurus dengan kecepatan tetap. Contoh benda yang melakukan gerak lurus beraturan yaitu:
1 Gerak mobil di jalan raya yang lurus dengan kecepatan tetap sesaat 2 Gerak kereta api di jalan yang lurus dengan kecepatan tetap sesaat
Pertemuan Ketiga 3.
Gerak Lurus Berubah Beraturan GLBB
Gerak lurus berubah beraturan GLBB adalah gerak suatu benda yang menempuh lintasan lurus dengan kecepatan yang mengalami
perubahan yang sama setiap sekon. Karena GLBB mengalami perubahan kecepatan, maka pada GLBB kamu akan mengenal istilah percepatan dan
perlambatan.
d. Percepatan