8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Hukum Permintaan dan Penawaran
Pada penelitian ini saya bergerak dari hukum permintaan dan penawaran dalam ilmu ekonomi menyangkut harga suatu benda atau barang seperti saham
yang merupakan tanda kepemilikan seseorang atau badan terhadap suatu perusahaan. Hukum permintaan
menyebutkan bahwa “ jika permintaan meningkat maka harga akan naik dan jika permintaan menurun maka harga akan turun.”
Sebaliknya mengenai penawaran “ jika penawaran meningkat maka harga akan turun dan jika penawaran menurun maka harga akan naik.” Ini semua berlaku
dalam keadaan ceteris paribus yang artinya semua variabel lain dianggap tetap.
2.1.2. Agency Theory dan Signalling Theory
Agency theory atau teori keagenan adalah mengenai hal dimana pemilik saham principal mempercayakan pengelolaan perusahaan kepada manajemen
sebagai agen. Dalam hal ini manajemen diharapkan dapat secara sukarela
memberikan informasi mengenai perusahaan kepada pemegang saham selaku principal, sehingga nantinya tidak ada lagi asimetri informasi yang jauh antara
manajemen dan pemegang saham perusahaan. Signalling theory menjelaskan mengenai bagaimana reaksi pasar terhadap
suatu informasi yang diumumkan oleh suatu perusahaan kepada pemegang
Universitas Sumatera Utara
9 sahamnya. Suatu informasi disebarluaskan yang mana dapat mempengaruh
keputusan investor dalam pasar saham. Informasi tersebut diperoleh dari laporan keuangan perusahaan. Dalam hal ini manajemen secara sukarela memberikan
informasi mengenai internal perusahaan kepada para investor. Nantinya akan dibuatlah analisis-analisis terhadap laporan keuangan tersebut
2.1.3. Saham 2.1.3.1. Pengertian Saham
Pengertian saham menurut Darmadji dan Fakhruddin 2006 : 6 adalah “tanda penyertaan atau kepemilikan seeorang atau badan hukum dalam suatu
perusahaan atau perseroan terbatas.” Husnan 2002 : 303, menyebutkan bahwa “saham merupakan secarik kertas yang menunjukkan hak pemodal yaitu pihak
yang memiliki kertas tersebut untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang menerbitkan sekuritas tersebut dan berbagai kondisi
yang memungkinkan pemodal tersebut menjalankan haknya.” Sedangkan menurut Tandelilin 2001 : 18 “saham merupakan surat bukti bahwa kepemilikan
atas aset- aset perusahaan yang menerbitkan saham.” Jadi saham merupakan surat
berharga yang diperdagangkan di pasar modal sebagai tanda kepemilikan atas porsi atau bagian tertentu dari perusahaan yang menerbitkan saham tersebut sesuai
dengan jumlah penyertaan sahamnya.
2.1.3.2. Jenis-jenis Saham
Menurut Darmadji dan Fakhruddin 2006 : 7 ,
Universitas Sumatera Utara
10 Saham dapat dibagi menjadi dua jenis saham, yaitu saham biasa common
stock dan saham preferen preferred stock. Saham biasa, merupakan saham yang menempatkan pemiliknya paling junior atau akhir terhadap
pembagian dividen dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi tidak memiliki hak-hak istimewa.
Karakterisktik lain dari saham biasa adalah dividen dibayarkan selama perusahaan memperoleh laba. Setiap pemilik saham memiliki hak suara
dalam rapat umum pemegang saham one share one vote. Pemegang saham biasa memiliki tanggung jawab terbatas terhadap klaim pihak lain
sebesar proporsi sahamnya dan memiliki hak untuk mengalihkan kepemilikan sahamnya kepada orang lain. Saham preferen merupakan
saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap seperti bunga obligasi.
Persamaan saham preferen dengan obligasi terletak pada 3 tiga hal: ada klaim atas laba dan aktiva sebelumnya, dividen tetap selama masa berlaku
dari saham dan memiliki hak tebus dan dapat dipertukarkan convertible dengan saham biasa.
Dari penjelasan diatas tampak bahwa saham preferen lebih memiliki keunggulan atau keistimewaan dibandingkan dengan saham biasa. Namun saham
jenis ini sulit didapatkan karena jumlahnya yang sedikit dan biasanya hanya dimiliki orang-orang tertentu seperti pendiri perusahaan.
2.1.3.3. Keuntungan Kepemilikan Saham
Pada dasarnya ada dua jenis keuntungan yang akan diperoleh oleh investor dengan berinvestasi saham, pertama, memperoleh capital gain yaitu selisih harga
jual saham yang lebih tinggi daripada harga beli saham itu sendiri. Capital gain terbentuk karena adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder. Kedua,
memperoleh dividen dari perusahaan penerbit saham tersebut yang berasal dari laba yang diperoleh perusahaan tersebut, yang pembayarannya dapat dilakukan
dalam dua bentuk yaitu pembayaran dengan uang tunai dan pembayaran dengan saham dimana jumlah kepemilikan penerimanya di perusahaan tersebut akan
bertambah dengan diperolehnya dividen saham.
Universitas Sumatera Utara
11
2.1.3.4. Risiko Kepemilikan Saham
Investasi pada saham juga memiliki risiko sebagai kebalikan dari keuntungannya yakni ; pertama capital loss yaitu situasi dimana harga jual saham
oleh investor lebih rendah dari pada saat dia membelinya pertama kali. Hal ini dapat terjadi hanya bila investor merealisasikan kerugiannya dari penurunan harga
sahamnya dengan menjual saham tersebut. Kedua, tidak adanya pembagian dividen sebagai akibat dari kerugian yang dialami perusahaan penerbit saham
tersebut. Selain kedua risiko di atas, investor juga dihadapkan pada risiko bahwa
adanya kemungkinan perusahaan akan bangkrut atau dilikuidasi dan kemungkinan saham akan diberhentikan sementara perdagangannya suspensi oleh bursa efek,
misalnya karena kinerja yang terus memburuk secara berkelanjutan sehingga kerugian terus dialami dan tidak ada pembayaran dividen secara terus menerus.
2.1.4. Hipotesis Efisiensi Pasar Efficient market Hypotesis
Efficient market hypotesis berbicara mengenai bagaimanakah reaksi pasar terhadap informasi yang dikeluarkan baik eksternal maupun internal. Menurut
Wild dan Subramanyam 2008 : 53 ada tiga bentuk dari efficient market hypothesis yaitu :
Bentuk lemah weak form menyatakan bahwa harga mencerminkan sepenuhnya informasi yang terkandung dalam pergerakan harga
historis. Bentuk semikuat semistrong form menyatakan bahwa harga
mencerminkan sepenuhnya informasi yang tersedia untuk publik.
Universitas Sumatera Utara
12 Bentuk kuat strong form menyatakan bahwa harga mencerminkan
seluruh informasi termasuk informasi dari dalam.
2.1.5. Analisis Rasio Keuangan
Dalam Van Horne dan Wachowicz 2005 : 220 rasio keuangan adalah “indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan
membagi satu angka dengan angka lainnya.” Angka-angka yang dimaksud adalah berasal dari laporan keuangan perusahaan laporan posisi keuangan, laporan laba-
rugi dan laporan arus kas. Rasio-rasio inilah yang kemudian akan dianalisis untuk menghasilkan suatu informasi yang berguna bagi investor dalam membuat
keputusan investasinya. Analisis rasio merupakan salah satu teknik analisis laporan keuangan yang
paling populer digunakan dalam dunia bisnis. Diperlukan kehati-hatian dalam menggunakan teknik analsis ini karena faktor-faktor yang mempengaruhi
pembilang dapat berkorelasi dengan faktor-faktor yang mempengaruhi penyebut Wild dan Subramanyam 2008 : 43.
Menurut Wild dan Subramanyam 2008 : 44 disebutkan “rasio bermanfaat
jika dibandingkan dengan rasio tahun sebelumnya, standar yang ada, dan rasio pesaing.
Keunggulan analisis rasio keuangan dibandingkan dengan teknik analisis lainnya adalah Harahap 2007 : 129 :
Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan signifikan,
Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain,
Universitas Sumatera Utara
13 Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model
pengambilan keputusan dan model prediksi z-score, Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain
atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau time series, Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi di masa
yang akan datang. Menurut Brigham dan Ehrhardt 2011 : 316 rasio keuangan dapat dibagi
menjadi “liquidity ratios, asset management ratios, debt management ratios, profitability ratios dan market value ratios
.”
Liquidity ratios menyangkut pengukuran kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan kewajiban-kewajiban jangka pendeknya dengan aset lancar yang
dimiliki. Asset management ratios menyangkut seberapa efektif perusahaan dalam memanajemen asetnya. Debt management ratios atau financing leverage
yakni bagaimana perusahaan menggunakan utang sebagai alat pendanaan aktivitas perusahaannya selain pendanaan melalui ekuitas pemilik. Profitability ratios
menyangkut kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau keuntungan. Sedangkan market value ratios yaitu ukuran nilai dari perusahaan di mata
investor.
2.1.6. Return on Asset ROA