9. SOSIAL BUDAYA 2. BAB II RPJP 2005 - 2025 BAB II RPJPD

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG KAB. MUSI RAWAS 2005 - 2025 47 b. Jumlah tenaga kesehatan sudah merata di semua wilayah dan mencukupi standar rasio layanan serta diikuti dengan membaiknya kinerja SDM kesehatan; c. Tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan diri, keluarga dan lingkungan; d. Hilangnya disparitas status kesehatan antar tingkat sosial ekonomi, antar kecamatan dan perdesaan melalui berbagai program kesehatan yang lebih memihak kepada golongan menegah bawah; e. Menurunnya angka kesakitan untuk kasus-kasus penyakit menular, seperti malaria, TB Paru, Diare, dan lain-lain.

2. 9. SOSIAL BUDAYA

Kabupaten Musi Rawas menghadapi berberapa permasalahan di bidang sosial budaya, yaitu: a. Masih tingginya sikap norma individualisme dalam kehidupan bermasyarakat; b. Rendahnya apresiasi terhadap produk budaya lokal dan banyak budaya lokal yang mulai menghilang; c. Belum adanya konsep, kebijakan, dan strategi kebudayaan nasional yang dapat dijadikan rujukan dalam memajukan kebudayaan daerah. Dan masih lemahnya ketahanan budaya daerah dalam menghadapi budaya asing; d. Media massa belum dimanfaatkan dalam upaya pembentukan watak dan jati diri daerah; e. Belum adanya pedoman dan lemahnya kesadaran masyarakat terhadap perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan di bidang kebudayaan; f. Pembangunan harus dapat menjangkau seluruh strata sosial yang ada di masyarakat di seluruh pelosok wilayah kabupaten Musi Rawas tanpa dipengaruhi oleh pilihan partai politik masyarakat tersebut; g. Data dan informasi kebudayaan belum dikelola secara profesional dan hasil-hasil penelitian kebudayaan belum dimanfaatkan secara optimal; h. Upaya pembangunan jati diri bangsa Indonesia, seperti penghargaan pada nilai budaya dan bahasa, nilai solidaritas sosial, kekeluargaan, dan rasa cinta tanah air dirasakan makin memudar. Hal tersebut, disebabkan antara lain, karena belum optimalnya upaya pembentukan karakter bangsa, kurangnya keteladanan para pemimpin, lemahnya budaya patuh pada hukum, cepatnya penyerapan budaya global yang negatif, dan kurang mampunya menyerap budaya global yang lebih sesuai dengan karakter bangsa, serta ketidakmerataan kondisi sosial dan ekonomi masyarakat. Untuk itu diharapkan selama periode 2005-2025 kondisi adat istiadat, nilai, norma, dan budaya lokal di Kabupaten Musi Rawas, akan: a. Tumbuhnya sifat kebersamaan dalam diri masyarakat Kabupaten Musi Rawas; b. Pembangunan di bidang budaya sudah mengalami kemajuan yang ditandai dengan meningkatnya pemahaman terhadap keberagaman budaya, pentingnya RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG KAB. MUSI RAWAS 2005 - 2025 16 f. Meningkatnya kapasitas para pelaku agribisnis sehingga sehingga memiliki daya saing dengan daerah sekitarnya.

B. Kecamatan Tugumulyo

Berdasarkan RTRW Kabupaten Musi Rawas, ada tiga kecamatan yang termasuk dalam kawasan andalan, yaitu: 1 Kecamatan Tugumulyo dengan sektor unggulan, meliputi: peternakan, perikanan, dan pertanian padi; 2 Kecamatan Muara Beliti dengan sektor unggulan, meliputi: pertanian padi, perkebunan, industri, peternakan, dan perikanan; dan 3 Kecamatan BKL Ulu Terawas dengan sektor unggulan, meliputi: pertanian, perkebunan, pertambangan galian C, dan perikanan. Penggunaan lahan di Kecamatan Tugumulyo sebagian besar adalah persawahan padi yang sangat luas. Selain itu ditunjang dengan sistem irigasi yang baik. Hal ini menunjukkan bahwa di Kecamatan Tugumulyo merupakan wilayah yang potensial untuk dikembangnkan sebagai areal pertanian dan perikanan karena kondisinya yang sangat mendukung untuk kegiatan tersebut. Potensi yang dimiliki Kecamatan Tugumulyo menjadikan kawasan ini sebagai salah satu kawasan andalan di Kabupaten Musi Rawas. Akan tetapi terdapat beberapa kendala dalam pengembangannya, yaitu: a. Kecenderungan alih fungsi lahan sawah irigasi teknis menjadi penggunaan lain khususnya di luar RTRW Kecamatan Tugumulyo; b. Belum memadainya fasilitas perdagangan dan fasilitas pengolahan padi menjadi beras dan produk turunannya dan adanya ancaman hama dan penyakit pada lahan sawah beririgasi teknis; c. Tingginya pertumbuhan penduduk dan kepadatan penduduk tidak seimbang dengan luas wilayah dan daya dukung carrying capacity; d. Belum tersedianya sanitasi lingkungan, pengolahan sampah, pengolahan limbah, pengaturan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan di kawasan ini dan belum memadainya suplai air bersih ke seluruh desa dalam wilayah ini; e. Belum dikembangkan secara optimal produk-produk unggulan perdesaan akibat keterbatasan informasi pasar dan teknologi untuk pengembangan produk unggulan; f. Rendahnya sikap profesionalisme dan kewirausahaan dari pelaku usaha; g. Terbatasnya infrastruktur kelembagaan yang berorientasi pada pengelolaan pengembangan usaha yang berkelanjutan dalam perekonomian; h. Lemahnya koordinasi, sinergi, dan kerjasama diantara pelaku-pelaku pengembangan kawasan, baik pemerintah, swasta, lembaga non pemerintah, dan masyarakat; i. Terbatasnya akses petani dan pelaku usaha skala kecil terhadap modal pengembangan usaha, input produksi, dukungan teknologi, dan jaringan pemasaran, dalam upaya mengembangkan peluang usaha dan kerjasama investasi; j. Belum optimalnya pemanfaatan kerangka kerjasama antar daerah untuk mendukung peningkatan daya saing kawasan dan produk unggulan. RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG KAB. MUSI RAWAS 2005 - 2025 17 Melihat kendala-kendala tersebut, diperlukan upaya pengembangan sehingga pada periode 2005-2025 diharapkan dapat dicapai kondisi sebagai berikut: a. Luasan lahan sawah dapat dipertahankan melalui penetapan sawah abadi agar alih fungsi lahan dapat diperlambat; b. Tersedianya fasilitas pengolahan padi menjadi beras dan produk turunannya, sehingga dapat meningkatakan nilai jual; c. Meminimalisir ancaman hama dan penyakit pada lahan sawah beririgasi teknis; d. Pertumbuhan penduduk dapat dikendalikan sesuai dengan carrying capacity sehingga antara kepadatan penduduk dengan wilayah seimbang; e. Meningkatnya kesehatan lingkungan dan permukiman dengan fasilitas sanitasi lingkungan, air bersih, pengolahan sampah, pengolahan limbah, pengaturan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan secara baik; f. Mudahnya akses masyarakat terhadap informasi pasar dan teknologi mempengaruhi berkembangnya produk-produk unggulan perdesaan, kawasan- kawasan andalan serta kawasan strategis sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi pendapatan masyarakat sekitar; g. Tumbuhnya sikap profesionalisme dan kewirausahaan dari pelaku usaha di kawasan andalan dan strategis; h. Meningkatnya infrastruktur kelembagaan yang berorientasi pada pengelolaan pengembangan usaha yang berkelanjutan dalam perekonomian; i. Tumbuhnya koordinasi, sinergi, dan kerjasama diantara pelaku-pelaku pengembangan kawasan, baik pemerintah, swasta, lembaga non pemerintah, dan masyarakat; j. Mudahnya akses petani dan pelaku usaha skala kecil terhadap modal pengembangan usaha, input produksi, dukungan teknologi, dan jaringan pemasaran, dalam upaya mengembangkan peluang usaha dan kerjasama investasi, yaitu dengan terbangunnya jaringan prasarana dan sarana fisik dan ekonomi; k. Meningkatnya pemanfaatan kerangka kerjasama antar daerah untuk mendukung peningkatan daya saing kawasan dan produk unggulan.

C. Kawasan Daerah Irigasi Lakitan dan Daerah Irigasi Lainnya

Sehubungan dengan program peningkatan katahanan pangan dan Musi Rawas sebagai bagian lumbung pangan di Sumatera Selatan dan meningkatnya ancaman terhadap keberlanjutan daya dukung sumberdaya air, baik air permukaan maupun air tanah telah menyebabkan penurunan daya dukung Daerah Aliran Sungai DAS, sehingga kebutuhan akan sarana irigasi skala besar mendesak. Ada beberapa kendala terkait dengan pengembangan kawasan irigasi, yaitu: a. Daya tarik pertanian lahan basah khususnya padi mulai berkurang, mengingat tidak sebandingnya antara dana yang dibutuhkan untuk produksi dengan hasil yang didapat; b. Luasan untuk lahan sawah irigasi Lakitan belum ditetapkan dengan aspek legalitasnya; RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG KAB. MUSI RAWAS 2005 - 2025 46 d. Pembangunan pendidikan telah mampu meningkatkan kemampuan kewirausahaan lulusan, semua lulusan telah memiliki keterampilan yang memadai untuk masuk ke lapangan kerja; e. Tercukupinya jumlah dan meningkatnya kualitas guru serta meratanya jumlah guru di wilayah kecamatan; f. Pembangunan pendidikan dapat meningkatkan kemampuan kewirausahaan lulusan. Hal ini didukung dengan tersedianya fasilitas pelayanan pendidikan yang memadai, seperti laboratorium bahasa, laboratorium IPA, laboratorium komputer, fasilitas perpustakaan, dan fasilitas alat peraga; g. Anggaran pembangunan pendidikan sudah tersedia secara memadai 20 dan aktifnya peran masyarakat dalam komite sekolah. Sumbangan BOS sudah menjangkau ke semua jenjang pendidikan dengan dana yang mencukupi; h. Adanya dukungan penuh pada model sekolah unggulan sampai pada kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten Musi Rawas.

2. 8. KESEHATAN