RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG KAB. MUSI RAWAS 2005 - 2025
11
c. Megang Sakti; diarahkan sebagai pusat pelayanan kawasan yang meliputi beberapa
kecamatan disekitarnya,
yaitu: Kecamatan
Purwodadi dan
Kecamatan Tugumulyo. d. Simpang Semambang; adalah pusat permukiman yang berada pada jalan lintas
Lubuklinggau-Palembang terletak antara Muara Beliti dengan Muaa Lakitan. Pusat pelayanan kawasan ini diarahkan untuk melayani: Kecamatan Tuah
Negeri, Kecamatan Jayaloka, Kecamatan Sukakarya, Kecamatan BTS Ulu, dan Kecamatan Muara Lakitan bagian Selatan.
e. Muara Lakitan; diarahkan sebagai pusat pelayanan bagi pusat permukiman dalam wilayah kecamatannya sendiri di bagian utara, Kecamatan Muara Kelingi
dan kecamatan di bagian barat Kabupaten Banyuasin.
2.2.2. Tata Guna Lahan
Penggunaan lahan didominasi pertanian sawah dan ladang, perkebunan, dan hutan.
Secara kuantitatif
penggunaan lahan
sebagian besar
digunakan untuk
perkebunan karet, yaitu seluas 426.440,535Ha 34,48 dan berupa hutan seluas 386.674,402Ha 31,26. Sementara untuk kegiatan permukiman penggunaan lahannya
hanya sebesar 0,89 dari luas total wilayah. Artinya, daerah ini masih mempunyai peluang untuk pengembangan. Selanjutnya dengan luasnya kawasan hutan yang
merupakan bagian dari Taman Nasional Kerinci Seblat TNKS memungkinkan daerah ini untuk meningkatkan pemafaatan hutan non kayu seperti untuk kegiatan Ecotourism
Ekowisata penelitian, pendidikan dan pemafaatan keunikan, keanekaragaman hayati yang terkandung didalamnya.
Akan tetapi jika dilihat dari kondisi tata guna lahan, ada beberapa kendala yang dihadapi oleh Kabupaten Musi Rawas dalam proses pembangunan, yaitu:
a. Tata ruang di Kabupaten Musi Rawas saat ini belum tertata dengan baik, dimana pembangunan yang dilakukan di suatu wilayah masih sering dilakukan tanpa
mengikuti rencana tata ruang, tidak mempertimbangkan keberlanjutan dan daya dukung lingkungan, serta tidak memerhatikan kerentanan wilayah terhadap
terjadinya bencana alam;
b. Alih fungsi lahan sawah produktif menjadi kawasan pemukiman dan industri. Lahan hutan dan atau rawa menjadi areal penggunaan lain sehingga dapat
menghilangkan berbagai keanekaragaman hayati dan menyebabkan bencana alam;
c. Sering terjadi konflik pemanfaatan ruang antarsektor akibat dari lemahnya
penegakan hukum terhadap pelanggaran berkenaan dengan pemanfaatan ruang; d. Rendahnya kualitas rencana tata ruang dan belum diacunya perundangan
penataan ruang sebagai payung kebijakan pemanfaatan ruang bagi semua sektor; e. Belum maksimalnya perlindungan terhadap kawasan rawan bencana alam
padahal di Kabupaten Musi Rawas terdapat potensi terjadinya bencana alam banjir, tanah longsor, angin puting beliung, gempa bumi dan kebakaran hutan.
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG KAB. MUSI RAWAS 2005 - 2025
52
i. Transparansi penjaringan calon kepala daerah dalam partai yang tinggi dan telah disusunnya peraturan yang permanen mengenai kriteria calon kepala daerah.
2. 13. APARATUR dan PEMERINTAHAN DAERAH