Potensi Pengembangan sebagai Kekuatan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG KAB. MUSI RAWAS 2005 - 2025 53 d. Perda tentang urusan wajib dan urusan pilihan yang mengatur batas kewenangan kabupaten dengan pusat dan provinsi dalam rangka mencegah terjadinya tumpang tindih kewenangan atas pelaksanaan masing-masing urusan pemerintahan telah berjalan; e. Kesadaran kolektif tentang arti penting struktur organisasi dan tata kerja kelembagaan daerah telah terbangun; f. Kesadaran untuk membangun basis data dan statistik perencanaan masing- masing SKPD telah tercipta; g. Sudah melembaganya tradisi kerja sama antar SKPD yang berbeda dalam melaksanakan kegiatan pembangunan berbasis pengembangan wilayah system terpadu; h. Tingkat koordinasi dengan Pemerintah Daerah lain sudah semakin baik; i. Informasi setiap proses penyusunan dan implementasi kebijakan publik telah tersedia dengan lengkap.

2. 14. ANALISIS ISSU STRATEGIS

Perencanaan wilayah dimaksudkan untuk menghasilkan kemajuan wilayah secara komprehensif bersifat progresif dan redistributif. Untuk mencapai hal tersebut, maka perlu diidentifikasi potensi, kendala, peluang dan tantangan pengembangan wilayah.

2.14.1. Potensi Pengembangan sebagai Kekuatan

Dari hasil analisis yang dilakukan ternyata Kabupaten Musi Rawas memiliki potensi yang dapat dikembangkan untuk mendukung pengembangan wilayah. Potensi- potensi tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: 1. Letak geografis Kabupaten Musi Rawas yang dilintasi jalan arteri primer yang menghubungkan Pusat Kegiatan Nasional Bandar Lampung-Bengkulu- Palembang- Jambi dan Padang; 2. Lebih dari 70 wilayah Musi Rawas merupakan lahan datar, sehingga dapat dikembangkan sebagai kawasan budidaya secara optimal; 3. Tersedianya lahan produktif dengan luas lebih dari 1,2 juta Ha yang terdiri dari kawasan lindung utama TNKS, lindung setempat dan sumber air, perkebunan, pertanian dan kehutanan; 4. Adanya potensi lahan untuk reboisasi, menguatnya kewenangan pemerintah daerah, masih berlakunya Keputusan Menteri Kehutanan serta ketatnya pengawasan dari pihak luar sehingga besar peluang untuk mengembalikan luasan, peran dan fungsi TNKS; 5. Terdapatnya potensi sumberdaya alam seperti pertanian dalam arti luas tanaman pangan dan perkebunan dan terdapatnya potensi pertambangan seperti minyak bumi 75 juta barel, batubara 1.087 juta ton, emas 10 juta ton, perak 7,5 juta ton, biji besi 275 juta ton yang dapat dimanfaatkan untuk dijadikan modal dasar membangun pondasi masa depan Musi Rawas; 6. Terdapatnya sumber mata airair baku yang menjadi hulu dari tiga sungai besar, yaitu Sungai Musi, Sungai Rawas dan Sungai Lakitan; RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG KAB. MUSI RAWAS 2005 - 2025 10 pemerintah yang telah dituangkan dalam RPJM, yaitu pembangunan akan dilakukan dengan pendekatan agropolitan. Secara alamiah struktur ruang Wilayah Kabupaten Musi Rawas mempunyai ciri khas, dimana pusat permukiman tumbuh disepanjang jalan lintas Sumatera Utara- Selatan dan jalan dari Lubuk Linggau menuju Kota Palembang Barat-Timur. Terdapat dua kawasan yang membatasi pertumbuhan permukiman, yaitu di bagian barat dibatasi oleh TNKS dan bagian Tenggara dibatasi oleh kawasan hutan BTS Ulu dan Muara Lakitan bagian Selatan. Pusat permukiman di bagian utara yang berada pada lintasan trans Sumatera Simpang Nibung dan yang berada pada jalur Lubuk Linggau- Palembang Muara Lakitan diarahkan untuk tidak saja melayani kegiatan permukiman di wilayah Musi Rawas tetapi juga kawasan permukiman di Sarolangun dan Banyuasin. Dalam kebijakan pembangunannya, Kabupaten Musi Rawas menggunakan konsep pengembangan agropolitan. Dimana struktur ruang kawasan agropolitan merupakan gambaran sistem pusat kegiatan kawasan dan jaringan prasarana yang dikembangkan untuk mengintegrasikan kawasan selain untuk melayani kegiatan pertanian dalam arti luas, baik tanaman pangan, perikanan, perkebunan, kehutanan, maupun peternakan. Jaringan prasarana pembentuk struktur ruang kawasan agropolitan meliputi sistem jaringan transportasi, sistem jaringan energi dan kelistrikan, sistem jaringan telekomunikasi, dan sistem jaringan sumber daya air. Dengan demikian, struktur ruang Musi Rawas direncanakan seperti berikut : 1. PKL; Pusat Kegiatan Lokal adalah Muara Beliti. Peran utama yang akan diemban Muara Beliti adalah sebagai pusat pemerintahan dan pusat pengembangan agropolitan. Dengan sendirinya Muara Beliti juga akan menjadi simpul pergerakan, pusat jasa dan pelayanan pada skala kabupaten. Namun secara khusus juga akan melayani Kecamatan Muara Kepungut. 2. PP 1; pusat pelayanan akan dibedakan secara hirarkis menjadi pusat pelayanan kawasan yang akan melayani beberapa kecamatan dan pusat pelayanan lokal yang melayani satu wilayah kecamatan yang juga dikenal dengan ibukota kecamatan. Adapun yang akan diarahkan menjadi pusat pelayanan kawasan adalah: a. Simpang Nibung; adalah pusat permukiman yang berada di bagian utara Musi Rawas dan berada pada jalur trans Sumatera yang diarahkan menjadi pusat pelayanan kawasan untuk wilayah utara Musi Rawas dengan radius pelayan meliputi: Kecamatan Ulu Rawas, Kecamatan Rawas Ulu, Kecamatan Nibung, Kecamatan Rawas Ilir, Kecamatan Karangdapo, Kecamatan Rupit dan sebagain Kecamatan Karangjaya. Selain kecamatan-kecamatan di atas, Simpang Nibung juga diarahkan untuk mampu melayani kecamatan yang berada di bagian selatan Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi. b. Simpang Terawas; adalah pusat permukiman yang berada antara Simpang Nibung dengan Lubuk Linggau dan juga berada pada lintas trans Sumatera. Pusat pelayanan kawasan ini diarahkan untuk melayani: Kecamatan Karangjaya, Kecamatan Ulu Terawas, Kecamatan Selangit, dan Kecamatan Sumber Harta. RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG KAB. MUSI RAWAS 2005 - 2025 11 c. Megang Sakti; diarahkan sebagai pusat pelayanan kawasan yang meliputi beberapa kecamatan disekitarnya, yaitu: Kecamatan Purwodadi dan Kecamatan Tugumulyo. d. Simpang Semambang; adalah pusat permukiman yang berada pada jalan lintas Lubuklinggau-Palembang terletak antara Muara Beliti dengan Muaa Lakitan. Pusat pelayanan kawasan ini diarahkan untuk melayani: Kecamatan Tuah Negeri, Kecamatan Jayaloka, Kecamatan Sukakarya, Kecamatan BTS Ulu, dan Kecamatan Muara Lakitan bagian Selatan. e. Muara Lakitan; diarahkan sebagai pusat pelayanan bagi pusat permukiman dalam wilayah kecamatannya sendiri di bagian utara, Kecamatan Muara Kelingi dan kecamatan di bagian barat Kabupaten Banyuasin.

2.2.2. Tata Guna Lahan