Air Bersih Drainase Prasarana dan Sarana Utilitas A.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG KAB. MUSI RAWAS 2005 - 2025 27

B. Air Bersih

Pada umumnya kecamatan dalam wilayah Kabupaten Musi Rawas telah mendapat pelayanan air minumair bersih dari BPAMPDAM Musi Rawas. Banyaknya debit air minum yang disalurkan BPAM kepada pelanggan tercatat sebesar 2.391.385m 3 . Sebagian besar debit tersebut untuk pelanggan rumah tangga yang banyaknya 1.964.411m 3 atau 82,15. Sampai saat ini PDAM Musi Rawas masih dibawah urusan PU Cipta Karya. Namun demikian, ada beberapa masalah yang dihadapi, yaitu: a. Belum meratanya pengolahan sumber air baku menjadi air bersih sebagai akibat dari belum meratanya ketersediaan fasilitas instalasi pengolahan air bersih antar kecamatan; b. Tingginya kesenjangan kebutuhan air bersih akibat tidak meratanya sebaran pemukiman penduduk antar kecamatan; c. Tingginya pencemaran sumber air baku akibat pembuangan sampah rumah tangga dan limbah industri; d. Belum tumbuhnya industri pengolahan air dalam kemasan. Untuk itu dalam jangka waktu ke depan perlu ada beberapa program pembangunan yang harus dilakukan hingga dapat mencapai kondisi sebagai berikut: a. Perluasan jaringan penyediaan air bersih yang dapat diakses masyarakat yang lebih dan dapat menjangkau seluruh kecamatan; b. Kapasitas sumber air meningkat baik kuantitas maupun kualitas; c. Ketersediaan air bersih yang cukup untuk konsumsi rumah tangga, industri, dan irigasi pertanian; d. Penggunaan teknologi pengolahan air baku dalam pengembangan usaha pengolahan air dalam kemasan.

C. Drainase

Penaganan air dalam hal ini air yang mengalir diatas permukaan tanah run off dengan limpasannya perlu dilakukan penyediaan saluran drainase, saluran ini baik yang sifatnya terbuka maupun yang tertutup. Sistem jaringan drainase ini mengikuti klasifikasi sistem primer, sekunder dan tersier yang pada prinsipnya dibuat mengikuti rencana jaringan jalan dan berada pada sisi kiri dan kanan jalan. Volume run off antara lain akan dipengaruhi oleh kepadatan bangunan disuatu lingkungan atau kawasan dengan kata lain tergantung dari besarnya koefisien dasar banguanan serta kecenderungan pengaliran air yang dipengaruhi oleh kemiringan tanah. Ada beberapa masalah yang dihadapi terkait dengan jaringan drainase yang ada di Kabupaten Musi Rawas, yaitu: a. Tidak semua jalan didukung oleh jaringan drainase sehingga menyebabkan genangan air yang berakibat pada tingginya kerusakan jalan; b. Banyaknya fasilitas drainase yang rusak akibat terbatasnya biaya pemeliharaan yang tersedia; c. Masih tingginya kecenderungan untuk menempatkan pembangunan drainase dalam skala prioritas rendah. RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG KAB. MUSI RAWAS 2005 - 2025 36 pengembangan yang sangat besar serta berkemampuan dalam menciptakan lapangan kerja, tapi pelatihan dan penanganan proses produksi serta informasi pasar dan penerapan teknologi tepat guna belum optimal. Pola-pola kemitraan yang dilaksanakan diharapkan akan memberdayakan penciptaan lapangan kerja melalui program pembangunan fisik dan ekonomi produktif, yang pada akhirnya akan meningkatkan daya beli masyarakat. Revitalisasi pertanian menjadi penting, mengingat permasalahan Ketahanan Pangan yang meliputi: a Nilai Tukar Petani NTP masih rendah berarti pendapatan dan kesejahteraan petani masih rendah sehingga menyebabkan rendahnya kemampuan ketahanan pangan keluarga; b masih rendahnya kualitas dan kuantitas konsumsi pangan yang bergizi; c belum optimalnya pengembangan sistem pengamanan pangan; d keterampilan petani masih rendah; e distribusi dan ketersediaan pangan yang tidak merata, serta distribusi waktu dan lokasi harga pangan yang tidak merata, serta keberadaan dan fungsi lumbung pangan masyarakat sebagai bagian dari penyangga pangan dan sudah dikenal di kalangan petani belum berjalan secara optimal; f prasarana dan sarana distribusi pangan untuk menjangkau seluruh wilayah konsumen belum memadai, sehingga arus lalu lintas pangan antar-wilayah dan antar-waktu kurang lancar; g kelembagaan petani yang belum sepenuhnya berfungsi secara optimal. Sehingga dalam kurun waktu 20 tahun yang akan datang Kabupaten Musi Rawas harus menuntaskan persoalan di atas melalui program-program dari SATKER terkait. Selama periode 2005-2025 diharapkan terjadi perubahan dan peningkatan secara siginifikan sehingga dapat terwujud hal-hal sebagai berikut: a. Berkurangnya alih fungsi lahan pertanian produktif akibat penetapan sawah abadi; b. Rata-rata produksi padigabah adalah 7-8 TonHatahun dan meningkatnya kualitas hasil panen; c. Telah banyak lahan sawah dengan Indeks Pertanaman IP 300 tiga kali tanam dalam dua tahun; d. Debit air yang memadai untuk pengairan dan kondisi pertanian yang sudah tidak terlalu tergantung pada cuaca; e. Semakin bekurangnya ketergantungan petani terhadap pupuk kimia, sehingga beban petani menjadi lebih ringan karena penggunaan pupuk organik yang harganya jauh lebih rendah; f. Sudah banyak penggunaan bibit unggul lokal, pemberian kredit sudah merata, dan semakin efektif dan berperannya balai penyuluhan yang ada; g. Semakin membaiknya harga hasil pertanian lahan basah domestik dan ekspor.

B. Sektor Pertanian Lahan Kering