Iklim dan Hidrologi Ancaman

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG KAB. MUSI RAWAS 2005 - 2025 7 untuk daerah berkemiringan curam 15 - 40 dan sangat curam 40 di Kabupaten Musi Rawas adalah 289.447Ha 23,41. Kondisi topografis ini secara umum tentunya membatasi pengembangan karena merupakan kawasan limitasi kawasan lindung sehingga benar-benar tidak boleh dijadikan kawasan budidaya apapun; Ketiga, kondisi kemiringan curam dan sangat curam memiliki potensi untuk terjadinya bencana erosi dan tanah longsor; keempat, wilayah dengan status kawasan hutan produksi dan kawasan hutan yang dapat dikonversi belum ditetapkan alih fungsinya. Selama periode 2005-2025, diharapkan Kabupaten Musi Rawas dapat mengatasi kendala-kendala tersebut sehingga tercapai kondisi sebagai berikut: 1 Produktifitas pemanfaatan lahan pada kawasan dengan kemiringan 0-2 dan 2-15 yang merupakan wilayah dominan dapat dioptimalkan; 2 Dengan teknologi kondisi topografi wilayah yang bergelombang dapat dikembangkan dengan konsep yang ramah lingkungan konsep pembangunan yang berkelanjutan; 3 Kawasan dengan kondisi kemiringan yang curam dan sangat curam tetap diperuntukan untuk kawasan konservasi sehingga akibat dari bencana alam dapat diminimalisasi; 4 Selain itu kawasan ini juga berpotensi untuk pengembangan kawasan wisata alam dan pemanfaatan jasa lingkungan; dan 5 Wilayah dengan status kawasan hutan produksi dan kawasan hutan yang dapat dikonversi dapat ditetapkan statusnya sesuai dengan fun gsi dan peruntukannya saat ini.

2.1.2. Iklim dan Hidrologi

Kabupaten Musi Rawas memiliki iklim tropis basah, dengan kelembaban udara 87,0 dan rata-rata penyinaran matahari sebesar 61,9. Temperatur maksimum 32,9 o C dan temperatur minimum 19,6 o C. Sebagai daerah tropis basah, rata-rata curah hujan di Kabupaten Musi Rawas cukup tinggi, yaitu 2.285 per tahun dan rata-rata hari hujan 116 hari hujan per tahun. Dengan bulan kering hanya hanya empat bulan Juni, Juli, Agustus dan September, maka wilayah ini termasuk dalam tipe curah hujan B sangat basah. Kondisi hidrologi atau tata air yang terdapat di Kabupaten Musi Rawas pada umumnya terdiri dari sungai-sungai besar yang sebagian besar berasal dari Bukit Barisan, antara lain Sungai Musi, Sungai Rawas, Sungai Rupit, Sungai Kelingi, Sungai Megang, Sungai Lakitan, Sungai Semangus dan Sungai Gegas. Wilayah rawa dan danau di Kabupaten Musi Rawas merupakan areal potensial pengembangan perikanan dan pertanian lahan basah. Ada beberapa kendala yang dihadapi oleh Kabupaten Musi Rawas dalam proses pembangunan, terkait dengan kondisi iklim dan hidrologinya, yaitu: a. Ancaman bencana banjir, akibat keberadaan sungai-sungai perennial sungai dengan aliran sepanjang tahun yang memiliki simpangan debit maksimal di musim hujan dengan debit minimal di musim kemarau sangat besar selain bisa dimanfaatkan sepanjang tahun untuk irigasi pertanian dan kebutuhan air bersih juga merupakan ancaman karena simpangan debitnya yang sangat besar. Di RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG KAB. MUSI RAWAS 2005 - 2025 56 dan agrowisata sehingga dapat menciptakan nilai tambah bagi perekonomian wilayah. Produk-produk industri kecil lainnya yang sudah berkembang perlu terus digalakkan terutama untuk mendukung ekonomi kerakyatan dengan memanfaatkan bahan baku lokal; 6. Tersedianya ragam sumber daya alam yang bernilai ekonomi tinggi akan menjadi daya tarik bagi masuknya investasi dari luar; 7. Terdapatnya kebijakan pengembangan wilayah provinsi RTRW Prov. Sumsel 2006 yang memerankan Musi Rawas sebagai salah satu sumber utama pangan dan energi; 8. Tersedianya akses darat yang memadai Jalur Lintas Tengah Sumatera menuju Musi Rawas dari 4 arah, yaitu Utara Jambi, Palembang Timur, Lahat Selatan dan Rejang Lebong Barat; 9. Terdapatnya berbagai program nasional dan internasional dalam menguatkan fungsi kawasan lindung, terutama TNKS, serta menjadi peluang bagi sektor pariwisata untuk mengembangkan kegiatan ecotourism, serta peluang menciptakan event-event pariwisata dengan mengkaitkan objek wisata lainnya di Musi Rawas dan daerah sekitarnya.

2.14.4. Ancaman

1. Hampir seluruh kabupaten di sekitar Musi Rawas mempunyai hasil pertanianperkebunan dengan jenis komoditas yang sama, bahkan pengelolaannya lebih maju dari Musi Rawas, seperti agropolitan di Kabupaten Rejang Lebong dan Musi Banyuasin yang sudah mengolah Sawit dengan by produck berupa energi listrik 6 MW; 2. Musi Rawas mempunyai potensi alam yang sangat besar yang bila salah dalam pengelolaannya akan menjadi bencana bagi lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial; 3. Pengembangan wilayah pertanianperkebunan dengan pendekatan agropolitan menuntut perubahan pola kerja dan kinerja petani kearah yang lebih efektif, efisien, produktif industrial serta tersedianya infrastruktur dan suprastruktur yang memungkinkan kegiatan agropolitan berlangsung dengan baik; 4. Dalam pengembangan wilayah diperlukan adanya strategi pembangunan dengan skala prioritas kawasan strategis, namun pada sisi lain juga harus dilakukan pemerataan pembangunan pengembangan wilayah, sehingga diperlukan kebijakan yang tepat sehingga tidak tidak terjadi kesenjangan pertumbuhan antar wilayah ataupun ketidak adilan sosial antar masyarakat pada wilayah yang berbeda misql kecamatan; 5. Tanpa adanya komitmen para pihak, sulit mewujudkan tata ruang yang mandiri secara pangan dan energi dalam konteks lokal maupun regional yang berkelanjutan; 6. Tersedianya tenaga kerja dari luar dalam kuantitas dan kualitas yang cukup tinggi untuk mengisi peluang ekonomi yang bertumbuh di Musi Rawas. RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG KAB. MUSI RAWAS 2005 - 2025 55 7. Terjadinya penurunan luas areal pertanian dan penurunan debit air sungaiirigasi; 8. Terjadinya kesenjangan pertumbuhan antar wilayah, terutama antara kawasan perkotaan dan desa tertinggal; 9. Belum optimalnya tingkat produktivitas lahan, terutama kawasan dengan fungsi perkebunan karet dan tanaman lahan kering lainnya;

10. Kualitas SDM yang masih lemah, baik SDM pemerintah good governance,