RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG KAB. MUSI RAWAS 2005 - 2025
15
2.2.4. Kawasan Andalan, Cepat Tumbuh dan Produk Unggulan A.
Pengembangan Agropolitan District
Pembangunan kawasan agropolitan di Kabupaten Musi Rawas terdiri dari Agropolitan Center Muara Beliti dan lima Agropolitan District, yaitu Kecamatan Nibung,
BKL Ulu Terawas, Megang Sakti, Muara Kelingi, dan Muara Lakitan. Ada beberapa kendala yang dihadapi dalam pengembangannya, antara lain:
a. Sebagian besar kawasan yang ditetapkan sebagai agropolitan distrik masih sangat terbatas infrastruktur;
b. Sebagian besar wilayah pertanian belum mempunyai fasilitas kota yang dapat melayani kebutuhan sosial – ekonomi petani dan masyarakat di perdesaan;
c. Belum optimalnya sosialisasi program kegiatan Agropolitan, sehingga minat masyarakat untuk menunjang program Agropolitan masih kurang. Selain itu jiwa
enterprenership masyarakat perdesaan yang berbasis agraris belum tumbuh; d. Peluang pengembangan investasi di kawasan ini belum dieksplorasi secara baik.
Hal ini disebabkan para investor kurang tertarik membuka usaha di kawasan agropolitan karena infrastruktur yang masih terbatas dan tingkat keamanan yang
belum mendukung; e. Masih terbatasnya akses petani dan pelaku usaha skala kecil terhadap modal
pengembangan usaha,
input produksi,
dukungan teknologi,
dan jaringan
pemasaran, dalam upaya mengembangkan peluang usaha dan kerjasama investasi;
f. Perkembangan kelembagaan di perdesaan masih menghadapi banyak hambatan yang berkaitan dengan tingkat pendidikan, hambatan informasi dan komunikasi;
g. Masih tersekat – sekatnya pembinaan agribisnis, dan pelaku sentral agribisnis petani mempunyai posisi tawar yang rendah.
Melihat kendala-kendala tersebut, diperlukan upaya
pengembangan untuk mendukung wilayah ini sebagai agropolitan distrik, sehingga pada periode 2005-2025
diharapkan dapat dicapai kondisi sebagai berikut: a. Seluruh wilayah agropolitan distrik telah memiliki fasilitas perkotaan yang dapat
melayani kebutuhan sosial-ekonomi petani dan masyarakat di pedesaan; b. Telah optimalnya sosialisasi program kegiatan Agropolitan District sehingga
partisipasi masyarakat
dalam pembangunan
Kawasan Agropolitan
District meningkat;
c. Penyediaan infrastruktur
strategis, meliputi
pelaksanaan studi
kelayakan, pembebasan lahan, penyiapan design Agropolitan District, pembangunan rumah
toko ruko, terminal dan infrastruktur lainnya. Dengan kondisi seperti ini dapat meningkatkan peluang pengembangan investasi di kawasan ini;
d. Meningkatnya akses petani dan pelaku usaha skala kecil terhadap modal pengembangan
usaha, input
produksi, dukungan
teknologi, dan
jaringan pemasaran;
e. Pengembangan kawasan agropolitan telah didukung oleh sistem kelembagaan yang optimal;
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG KAB. MUSI RAWAS 2005 - 2025
48
toleransi, dan pentingnya sosialisasi penyelesaian masalah tanpa kekerasan, serta mulai berkembangnya interaksi antarbudaya;
c. Meningkatnya apresiasi terhadap produk budaya lokal dan budaya lokal yang tadinya menghilang, mulai digali dan dikembangkan lagi;
d. Adanya konsep, kebijakan, dan strategi kebudayaan nasional yang dapat dijadikan rujukan dalam memajukan kebudayaan daerah, sehingga ketahanan budaya
daerah dalam menghadapi budaya asing semakin kuat; e. Media massa sudah dimanfaatkan dalam upaya pembentukan watak dan jatidiri
daerah; f. Adanya pedoman dan semakin menguatnya kesadaran masyarakat terhadap
perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan di bidang kebudayaan; g. Data dan informasi kebudayaan telah dikelola secara profesional dan hasil-hasil
penelitian kebudayaan sudah dimanfaatkan dan dikembangkan secara optimal; h. Menguatnya jati diri dan rasa cinta tanah air dalam diri bangsa Indonesia.
2. 10. KEHIDUPAN BERAGAMA
Sebagian besar masyarakat di Kabupaten Musi Rawas menganut agama Islam. Pembangunan agama merupakan salah satu hal penting dalam pengembangan iman
dan moral masyarakat dan memenuhi salah satu hak dasar rakyat, yaitu hak memeluk agama dan beribadat menurut keyakinan masing-masing sebagaimana diatur di dalam
UUD 1945. Untuk Kabupaten Musi Rawas, ada beberapa permasalahan pembangunan beragama yang dihadapi, yaitu:
a. Pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari masih kurang memadai. Agama masih dipandang sebagai sumber
ajaran yang mengatur hubungan manusia dengan sang pencipta dibanding hubungan antar manusia;
b. Kehidupan beragama pada sebagian masyarakat baru mencapai tataran simbol- simbol keagamaan dan belum sepenuhnya bersifat substansial atau yang lebih
dikenal dengan ritual belaka; c. Sarana dan prasarana ibadah belum optimal pemanfaatannya dan belum
efektifnya pengelolaan dana sosial keagamaan; d. Rendahnya kualitas dan kuantitas serta sarana dan prasarana pendidikan agama
diikuti dengan kurangnya pemahaman, penghayatan, dan pengamalan ajaran agama di kalangan peserta didik.
Sehingga diharapkan pada periode 2005-2025 kondisi bidang agama di Kabupaten Musi Rawas telah :
a. Meningkatnya kualitas pemahaman, penghayatan, dan pengamalan ajaran agama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, sehingga kualitas
masyarakat dari sisi rohani semakin baik; b. Kehidupan beragama pada sebagian masyarakat sudah sepenuhnya bersifat
substansial. Dan perilaku masyarakat yang sudah sejalan dengan moralitas dan etika keagamaan;
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG KAB. MUSI RAWAS 2005 - 2025
47
b. Jumlah tenaga kesehatan sudah merata di semua wilayah dan mencukupi standar rasio layanan serta diikuti dengan membaiknya kinerja SDM kesehatan;
c. Tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan diri, keluarga dan lingkungan;
d. Hilangnya disparitas status kesehatan antar tingkat sosial ekonomi, antar kecamatan dan perdesaan melalui berbagai program kesehatan yang lebih
memihak kepada golongan menegah bawah; e. Menurunnya angka kesakitan untuk kasus-kasus
penyakit menular, seperti malaria, TB Paru, Diare, dan lain-lain.
2. 9. SOSIAL BUDAYA