Sampah Sektor-Sektor Produksi A.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG KAB. MUSI RAWAS 2005 - 2025 29

E. Telekomunikasi

Sarana dan prasarana telekomunikasi yang tersedia cukup lengkap seperti telepon seluler, wartel, kiospon, warnet yang kesemuanya melalui saluran telepon otomatis dapat menghubungkan keluar daerah. Namun sampai saat ini, baru 2 kecamatan yang telah terhubungkan dengan STO, yaitu Tugumulyo dan Rupit. Kecamatan yang lain masih belum mendapat jaringan telepon, tetapi jaringan celluler telah menjangkau beberapa kecamatan. Dan untuk itu, pada tahun ke depan diharapkan sarana dan prasarana telekomunikasi dapat menjangkau ke seluruh wilayah kecamatan.

F. Sampah

Penduduk Kabupaten Musi Rawas pada tahun 2025 diperkirakan 615.820 jiwa. Implikasi perkembangan penduduk ini adalah bertambahnya jumlah timbulan sampah. Agar dapat melayani konsumsi sampah pada tahun 2025, maka diperlukan penambahan sarana dan prasarana pengelolaan persampahan yang antara lain meliputi alat angkut sampah, kontainerTPS, sistem transfer depo dan TPA serta pengolahan sampah sebagai pupuk organik atau penghasil gas. Selain itu, masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam mengolah sampah merupakan salah satu kendala yang harus diselesaikan. Membiasakan masyarakat untuk mengolah sampah rumah tangga dengan prinsip reduce, reuse, recycle 3R harus diterapkan sejak dini. Pada periode kedepan, diharapkan di Kabupaten Musi Rawas telah menerapkan konsep pengelolaan sampah yang terintegrasi integrated solidwaste management yaitu mulai dari proses pembuangan, pengangkutan dan pengolahan yang ramah lingkungan.

2. 5. PEREKONOMIAN

Analisis ekonomi dimaksudkan untuk mengetahui karakter ekonomi wilayah dan peluang untuk pengembangannya dikaitkan dengan struktur tata ruang dan kebutuhan terhadap pelayanan. Analisis ini dilakukan dengan menggunakan berbagai perangkat alat analisis seperti struktur output, export base, location quotient, dan shift and share. Keluaran dari hasil analisis ini, meliputi: struktur ekonomi, pertumbuhan ekonomi, dan prospek pengembangannnya, pola investasi, kemampuan keuangan daerah yang ditinjau dari sisi penerimaan dan pengeluaran serta pola perdagangan.

2.5.1. Struktur Ekonomi

Struktur perekonomian suatu wilayah dapat dilihat dari sumbangan masing-masing sektor terhadap pembentukan PDRB, yang biasanya dibagi ke dalam 3 kegiatan pokok, yaitu: sektor primer, sektor sekunder dan sektor tersier. Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahuikontribusi masing-masing sektor, pergeseran struktur ekonomi dalam rentang waktu tertentu dan peluang untuk pengembangannya di masa mendatang. RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG KAB. MUSI RAWAS 2005 - 2025 34

2.5.4. Pendapatan per Kapita

Untuk mengetahui perkembangan tingkat kesejahteraan masyarakat, maka dapat diamati dari perkembangan pendapatan perkapita. Analisis mengenai pendapatan perkapita ini diperoleh dari ratio antara PDRB dengan penduduk pertengahan tahun. Namun, hal ini perlu diinterpretasikan secara hati-hati karena angka ini belum memperhitungkan net factor income yaitu selisih dari income outflow dengan income in flow. Secara umum apabila pendapatan per kapita suatu daerah naik maka dapat diartikan bahwa kondisi kesejahteraan penduduk meningkat. Demikian sebaliknya turunnya perekonomian suatu daerah dapat dilihat dari menurunnya pula pendapatan per kapita daerah tersebut. Tumbuhnya ekonomi suatu daerah selain memberikan gambaran terjadinya peningkatan produksi barang dan jasa, juga memberikan gambaran tentang peningkatan pendapatan per kapita. Pendapatan per kapita dengan migas atas dasar harga berlaku Kabupaten Musi Rawas dalam rentang waktu 4 tahun dari tahun 2003-2006 terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2003 pendapatan per kapita penduduk Kabupaten Musi Rawas sebesar Rp. 6,109,796 menjadi Rp. 8.652.896 pada tahun 2006 atau meningkat sebesar 41,62 persen. Jika dibandingkan dengan tahun 2005 pendapatan per kapita dengan migas penduduk Kabupaten Musi Rawas naik sebesar 12,32 persen. Grafik Laju Inflasi PDRB Sektoral Kabupaten Musi Rawas Tahun 2001-2006 10,20 7,78 7,60 7,79

12,81 9,27

6,59 6,50 8,46 7,77 8,24 7,72 0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00 14,00 2001 2002 2003 2004 2005 2006 Inflasi dengan migas Inflasi tanpa migas