PERAN KESIAPAN BELAJAR DALAM MEMEDIASI PENGARUH KREATIVITAS SISWA DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 SEMARANG

(1)

i

PERAN KESIAPAN BELAJAR DALAM MEMEDIASI

PENGARUH KREATIVITAS SISWA DAN FASILITAS

BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR

AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS MADRASAH

ALIYAH NEGERI 1 SEMARANG

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Negeri Semarang

Oleh Dina Tsabitah NIM 7101411264

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2015


(2)

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian skripsi pada:

Hari : Jumat

Tanggal : 14 Agustus 2015


(3)

iii

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada :

Hari : Senin

Tanggal : 14 September 2015

Penguji I Penguji II Penguji III

Rediana Setiyani, S.Pd., M.Si Dr. Agus Wahyudin, M.Si NIP.197912082006042002 NIP. 196208121987021001


(4)

iv

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip dan dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila kemudian hari terbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan karya tulis orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi dengan ketentuan yang berlaku.

Semarang, September 2015

Dina Tsabitah NIM. 7101411264


(5)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

 Barang siapa yang berjalan untuk menuntut ilmu, niscaya Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga (HR. Muslim)

 Kesabaran pasti bisa mengalahkan hari terberat sekalipun, hanya yang kurang bersyukur yang kalah, hanya yang kurang mengerti yang putus asa (Akai)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan sebagai ungkapan terima kasih kepada :

1. Orangtua ku tercinta (Mahani dan M.

Ali) yang selalu memberikan dukungan dan doa.

2. Abang-abangku tersayang (Zulkarnain dan Zulkifli)

3. Almamaterku dan sahabat-sahabat pendidikan akuntansi 2011.


(6)

vi

PRAKATA

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufiq, hidayah serta inayahnya. Sholawat serta salam tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW, keluarga , sahabar serta pengikutnya,

sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Peran Kesiapan

Belajar dalam Memediasi Pengaruh Kreativitas Siswa dan Fasilitas Belajar Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS MAN 1 Semarang” dengan lancar. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di Universitas Negeri Semarang.

Penyusun menyadari sepenuhnya tanpa bimbingan, dorongan dan bantuan dari berbagai pihak, skripsi ini tidak akan diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih yang tulus kepada :

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum, Rektor Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan kesempatan kepada penyusun untuk memperoleh pendidikan di Universitas Negeri Semarang.

2. Dr. Wahyono, M.M, Dekan Fakultas ekonomi Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada penyusun sehingga dapat menyelesaikan skripsi dan studi dengan baik.

3. Dr. Ade Rustiana, M.Si, Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan izin kepada penyusun untuk melakukan penelitian.


(7)

vii

4. Dr. Agus Wahyudin, M.Si, Dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan dan motivasi yang sangat bermanfaat selama penyusunan skripsi ini.

5. Rediana Setiyani, S.Pd., M.Si, Dosen Penguji I yang telah memberikan banyak masukan demi lebih baiknya skripsi ini.

6. Lyna Latifah, S.Pd.,SE.,M.Si, Dosen Penguji II yang telah memberikan inspirasi, kritik dan saran terhadap skripsi ini.

7. H. M Malzum Adanan S.Pd., M.M, Kepala Sekolah MAN 1 Semarang yang telah memberikan ijin penelitian.

8. Drs. Herry Paryono, Guru ekonomi akuntansi MAN 1 Semarang yang telah membimbing penyusun melakukan penelitian di sekolah.

9. Semua pihak yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam pembuatan skripsi ini.

Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan karunia atas kebaikan yang telah diberikan. Penyusun berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penyusun, pembaca dan semua pihak yang memerlukan.

Semarang, Agustus 2015


(8)

viii

SARI

Tsabitah, Dina. 2015. “Peran Kesiapan Belajar dalam Memediasi Pengaruh

Kreativitas Siswa dan Fasilitas Belajar terhadap Hasil Belajar Akuntansi Siswa

Kelas XI IPS MAN 1 Semarang”. Sarjana Pendidikan Ekonomi Akuntansi.

Universitas Negeri Semarang. Pembimbing : Dr. Agus Wahyudin, M.Si.

Kata Kunci : Kreativitas Siswa, Fasilitas Belajar, Kesiapan Belajar dan Hasil Belajar.

Berdasarkan pengambilan data awal di MAN 1 Semarang diketahui hasil belajar akuntansi sebagian besar siswa masih belum mencapai standart kelulusan. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian adalah pengaruh kreativitas siswa dan fasilitas belajar terhadap hasil belajar akuntansi secara parsial, selanjutnya adakah pengaruh positif dan signifikan mengenai kreativitas siswa dan fasilitas belajar melalui kesiapan belajar sebagai variabel mediasi terhadap hasil belajar mata pelajaran ekonomi akuntansi.

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS MAN 1 Semarang tahun ajaran 2014/2015 berjumlah 103 siswa, namun yang masuk ketika penelitian hanya 94 siswa. Metode pengumpulan data menggunakan angket dan dokumentasi. Metode analisis data adalah analisis deskriptif dan statistik inferensial.

Hasil penelitian menunjukan bahwa secara parsial kreativitas siswa terhadap hasil belajar sebesar 24,8%, fasilitas belajar berpengaruh sebesar 28,6% terhadap hasil belajar dan kesiapan belajar berpengaruh sebesar 42,7% terhadap hasil belajar. Kemudian, secara tidak langsung kreativitas siswa melalui kesiapan belajar mempengaruhi hasil belajar sebesar 9,8% sedangkan fasilitas belajar berpengaruh sebesar 9% terhadap hasil belajar melalui kesiapan belajar.

Berdasarkan hasil penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa kreativitas siswa, fasilitas belajar serta kesiapan belajar berpengaruh positif terhadap hasil belajar akuntansi baik secara langsung ataupun tidak langsung. Saran yang diberikan guru hendaknya membantu siswa dalam mengembangkan kreativitas siswa dan mengoptimalkan pengunaan fasilitas belajar baik secara kualitas maupun kuantitas .


(9)

ix

ABSTRACT

Tsabitah, Dina. 2015. The effect of Readiness in Mediating Influence Students Creativity and Learning Facilities in School Toward Learning Outcome of Accounting subject (Case Studies in Grade XI IPS MAN 1 Semarang academic yaer 2014/2015). Bachelor of Accounting Education. Semarang State University. Advisor: Dr. Agus Wahyudin, S.Pd., M.Sc

Keyword : Student Creativity, School Facilities, Study Readiness and Learning Outcome.

Based on the initial data collection at MAN 1 Semarang, Known that student learing outcome of student grade XI IPS have not reached the standart of completeness. Problem ini this research is influence of student creativity, school facilities and study readiness toward learning outcome of XI IPS student at MAN 1 Semarang and then the positive influence student creativity, school facilities through study readiness as mediating variable toward accounting learning outcome.

The population of this study was 103 student of XI IPS at MAN 1 Semarang, which the writer used as the sample of this study. When we conducted

the research, there were only 94 student because another student didn‟t attend

questionmaire and documentaion method. The method of analysis was descriptive analysis and inferential analysis.

The result showed that student creativity has positive influence on the results of the accounting study by 24,8%, learning facilities effect 28,6% on learning outcome and study readiness efect by 42,7% of the results the accounting study. Then, indirectly student creativity and learning facilities through study readiness as mediating variable effect positive on learning outcome of the accounting. Based on the above result, it can be conclude that student creativity, learning facilities, and study readiness give positive effect on the results of the accounting study both directly and in directly.


(10)

x

DAFTAR

ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

PRAKATA ... vi

SARI ... viii

ABSTRACT ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TELAAH TEORI ... 10

2.1 Grand Teori ... 10

2.1.1 Teori belajar kognitif ... 10

2.1.2 Teori belajar behavior ... 12

2.1.3 Teori Belajar Humanistik ... 15

2.2 Belajar ... 17

2.2.1 Pengertian Belajar... 17

2.2.2 Ciri – Ciri Belajar ... 18

2.3 Hasil Belajar... 20

2.3.1 Pengertian Hasil Belajar ... 20


(11)

xi

2.4 Kreativitas ... 22

2.4.1 Pengertian Kreativitas Belajar ... 22

2.4.2 Ciri-ciri individu kreatif... 23

2.4.3 Cara Mengukur Kreativitas ... 24

2.5 Fasilitas belajar ... 25

2.5.1 Pengertian fasilitas Belajar ... 25

2.5.2 Macam-macam Fasilitas Belajar ... 26

2.6 Kesiapan Belajar ... 28

2.6.1 Pengertian Kesiapan Belajar ... 28

2.6.2 Prinsip – prinsip kesiapan ... 29

2.6.3 Indikator-indikator kesiapan ... 30

2.7 Penelitian Terdahulu ... 31

2.8 Kerangka Pemikiran Teoritis dan Pengembangan Hipotesis ... 32

2.8.1 Kerangka Pemikiran Teoritis. ... 32

2.8.2 Pengembangan Hipotesis ... 35

2.8.2.1 Pengaruh Kreativitas siswa terhadap hasil belajar. ... 35

2.8.2.2 Pengaruh Fasilitas Belajar terhadap hasil belajar. ... 37

2.8.2.3 Pengaruh Kesiapan belajar terhadap Hasil Belajar. ... 39

2.8.2.4 Pengaruh Kreativitas siswa melalui kesiapan belajar terhadap hasil belajar. ... 41

2.8.2.5 Pengaruh Fasilitas belajar melalui kesiapan belajar terhadap hasil belajar ... 44

BAB III METODE PENELITIAN... 47

3.1 Jenis Penelitian... 47

3.2 Populasi dan Sampel penelitian ... 47

3.3 Variabel Penelitian ... 48

3.3.1 Variabel Dependen atau Variabel Terikat (Y) ... 49

3.3.2 Variabel Independen atau Variabel Bebas (X) ... 49

3.3.3 Variabel Intervening ... 51

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 51


(12)

xii

3.5.1 Uji Validitas Instrumen ... 54

3.5.2 Uji Reabilitas Instrumen ... 58

3.6 Metode Analisis Data ... 59

3.6.1 Analisis statistik deskriptif ... 60

3.6.2 Analisis Statistik inferensial ... 63

3.6.2.1 Uji Normalitas ... 63

3.6.2.2 Uji linearitas ... 64

3.6.2.3 Uji Asumsi klasik ... 64

3.6.3 Uji Hipotesis ... 65

3.6.3.1 Analisis Jalur (Analysis path) ... 65

3.6.3.2 Uji parsial (uji t) ... 68

3.6.3.3 Uji Sobel ... 69

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 70

4.1 Hasil Penelitian ... 70

4.1.1 Analisis ststistik Deskriptif ... 70

4.1.1.1 Analisis deskriptif hasil belajar ... 70

4.1.1.2 Analisis deskriptif kreativitas belajar ... 71

4.1.1.3 Analisis deskriptif fasilitas belajar ... 73

4.1.1.4 Analisis deskriptif kesiapan belajar ... 74

4.1.2 Hasil analisis statistik inferensial ... 75

4.1.2.1 Uji Normalitas ... 75

4.1.2.2 Uji Linearitas ... 77

4.1.3 Uji Asumsi klasik... 78

4.1.3.1 Uji multikolinearitas... 78

4.1.3.2 Uji Heteroskedastisitas ... 79

4.1.4 Hasil Uji Hipotesis ... 80

4.1.4.1 Hasil Uji Path ... 80

4.1.5 Uji Hipotesis ... 84

4.1.5.1 Uji signifikansi parameter individu (uji statistic t) ... 84

4.1.4.3 Uji Sobel ... 85


(13)

xiii

4.2.1 Pengaruh kreativitas siswa terhadap hasil belajar ... 88 4.2.2 Pengaruh fasilitas belajar terhadap hasil belajar ... 89 4.2.3 Pengaruh kesiapan terhadap hasil belajar ... 90 4.2.4 Pengaruh kreativitas siswa melalui kesiapan belajar

terhadap hasil belajar ... 92 4.2.5 Pengaruh fasilitas belajar terhadap hasil belajar melalui

kesiapan belajar ... 93 BAB V PENUTUP ... 96 5.1 SIMPULAN ... 96 5.2 SARAN 97


(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Hasil Belajar kelas XI MAN 1 Semarang... 03

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu... 31

Tabel 3.1 Populasi Penelitian... 48

Tabel 3.2 Penilaian Jawaban Responden... 53

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Kreativitas Siswa... 55

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Kesiapan Belajar... 56

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Fasilitas Belajar... 57

Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Kreativitas Siswa... 58

Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilits Fasilitas Belajar... 58

Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas Kesiapan belajar... 59

Tabel 3.9 Jenjang Kriteria Variabel Kreativitas Siswa... 62

Tabel 3.10 Jenjang Kriteria Variabel Fasilitas belajar... 62

Tabel 3.11 Jenjang Kriteria Variabel Kesiapan belajar... 63

Tabel 3.12 Kriteria Ketuntasan Minimum... 63

Tabel 4.1 Deskripsi statistik hasil belajar akuntansi... 70

Tabel 4.2 Deskripsi statistik kreativitas siswa... 71

Tabel 4.3 Analisis deskripsi statistik kreativitas siswa... 72

Tabel 4.4 Deskripsi statisik fasilitas belajar... 73

Tabel 4.5 Analisis deskripsi statistik fasilitas belajar... 73

Tabel 4.6 Deskripsi statistik kesiapan belajar... 74

Tabel 4.7 Analisis Deskripsi statistik kesiapan belajar... 75

Tabel 4.8 Hasil uji Normalitas HB sebagai Var. Dependen... 76

Tabel 4.9 Hasil uji Normalitas KB sebagai Var. Dependen... 76

Tabel 4.10 Hasil Uji linearitas HB sebagai Var. Dependen... 77

Tabel 4.11 Hasil Uji linearitas KB sebagai Var. Dependen... 78

Tabel 4.12 Hasil Uji multikolinearitas HB sebagai Var. Dependen... 78

Tabel 4.13 Hasil Uji Multikolinearitas KB sebagai Var. Dependen... 79

Tabel 4.14 Hasil uji Heterisiditas... 80


(15)

xv

Tabel 4.16 Hasil Uji regresi KB sebagai Variabel dependen... 82 Tabel 4.17 Hasil Uji t HB sebagai var. Dependen... 84 Tabel 4.18 Rangkuman hasil uji hipotesis... 87


(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teoritis... 34 Gambar 2.2 Kerangka Pengembangan Hipotesis... 46 Gambar 3.1 Model Analisis Jalur... 67


(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 kisi-kisi intrumen uji coba... 102

Lampiran 2 Instrumen Uji Coba Penelitian... 103

Lampiran 3 Daftar Responden Uji Coba... 108

Lampiran 4 Tabulasi Data Hasil Uji Coba... 109

Lampiran 5 Hasil uji coba Validitas instrumen... 115

Lampiran 6 Kisi-kisi Instrumen penelitian... 121

Lampiran 7 Instrumen Penelitian... 122

Lampiran 8 Daftar Responden penelitian... 128

Lampiran 9 Tabulasi data Hasil penelitian... 130

Lampiran 10 Analisis deskriptif variabel... 139

Lampiran 11 Daftar sarana dan prasarana MAN 1 Semarang... 143

Lampiran 12 Daftar Hasil belajar Responden... 145


(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Salah satu tujuan negara Republik Indonesia sebagaimana tercantum dalam UUD 45 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan. Menurut Undang-Undang No. 12 Tahun 2003 “pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, pribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. Kegiatan utama dalam pendidikan adalah proses pembelajaran yang terdiri dari kegiatan belajar dan mengajar.

Teori behavioristik mengartikan belajar sebagai proses perubahan perilaku. Pengertian tersebut sama dengan yang diungkapkan oleh Slameto (2010:2) yang menyatakan bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya, sedangkan mengajar menurut DeQueliy dan Gazali (Slameto,2010:30) adalah menanamkan pengetahuan pada seseorang dengan cara paling singkat dan tepat. Kedua hal tersebut dapat mempengaruhi tingkat kualitas pembelajaran yang sedang berlangsung. Kualitas pembelajaran


(19)

merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan yang ditandai dengan hasil belajar yang baik.

Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar (Rifa.i dan Anni, 2012:69). Sedangkan menurut Tu‟u (2004:75) hasil belajar ditunjukan melalui nilai atau angka nilai dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap ulangan ataupun tugas-tugas yang diberikan kepada siswa. Pada tingkat Sekolah Menengah Atas atau Mandrasah Aliyah ulangan yang dapat dievaluasi untuk mengetahui hasil belajar antara lain Ulangan Harian, Ulangan Tengah Semester dan Ulangan Akhir Semester. Hasil evaluasi terhadap ulangan-ulangan tersebut dapat menunjukan berhasil atau tidaknya proses pembelajaran. Semakin banyak siswa yang mendapatkan nilai yang lebih tinggi dari Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM), maka dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran tersebut telah berhasil.

Kurikulum yang digunakan di Madrasah Aliyah Negeri 1 Semarang masih menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari materi mata pelajaran ekonomi akuntansi yang diterapkan di kelas XI kemudian dibagi menjadi semester satu untuk materi ekonomi dan semester 2 untuk materi akuntansi. Jika dibandingkan dengan kurikulum terbaru yaitu kurikulum 2013 mata pelajaran ekonomi akuntansi akan diterapkan di kelas XII. Salah satu mata pelajaran di MAN 1 Semarang yang hasil belajarnya masih banyak yang berada di bawah KKM adalah mata pelajaran Akuntansi. Hasil belajar tersebut mengambarkan bahwa proses pembelajaran yang


(20)

berlangsung belum optimal. Hasil belajar yang digunakan pada penelitian ini adalah hasil belajar Akuntansi Ulangan Tengah Semester. Hasil belajar akuntansi merupakan tingkat penguasaan kompetensi siswa baik dari segi kognitif, afektif, maupun psikomotorik dalam mata pelajaran akuntansi yang ditunjukan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru (Depdiknas, 2003:6). Hasil belajar akuntansi dikatakan tuntas jika mencapai kriteria ketuntasan minimum. Kriteria Ketuntasan Minimun yang digunakan di Madrasah Aliyah Negeri 1 Semarang untuk mata pelajaran ekonomi akuntansi ialah minimum hasil belajarnya mencapai nilai 75. Jika hasil belajar masih dibawah 75 maka hasil belajar tersebut dikatakan belum tuntas. Hasil belajar akuntasi siswa kelas XI IPS MAN 1 Semarang dapat diamati pada tabel berikut

Tabel 1.1

Data Hasil Belajar Akuntansi Kelas XI IPS Ulangan Tengah Semester Genap

e

Jumlah Siswa

Jumlah Nilai

Rata-rata nilai UTS

Siswa yang Nilainya ≤ 75

XI IPS 1 33 148,5 4,5 33 XI IPS 2 34 184,3 5,4 34 XI IPS 3 36 201,3 5,75 36

Total 103 103

Sumber: Nilai Akuntansi MAN 1 Semarang

Tabel 1.1 menunjukan hasil belajar akuntansi MAN 1 Semarang masih jauh dari yang diharapkan bahkan belum mendekati Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar akuntansi tersebut. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kompetensi siswa dari segi kognitif antara lain persepsi, perhatian, ingatan, intelegensi, kesiapan dan kreativitas (Slameto 2010). Teori kognitif menegaskan bahwa proses


(21)

belajar akan berjalan baik bila materi pelajaran beradaptasi dengan struktur kognitif yang dimiliki siswa (Rifa‟i dan Anni : 2012).

Masalah yang masih terjadi pada pembelajaran akuntansi ialah kondisi pembelajaran akuntansi masih kurang mendukung berkembangnya kreativitas siswa. Bentuk pembelajaran saat ini masih sama dengan pendapatan yang diungkapkan Parnes (1963) yaitu siswa menerima begitu banyak cekokan dalam arti instruksi bagaimana melakukan sesuatu sehingga kebanyakan dari siswa kehilangan hampir setiap kesempatan untuk kreatif. Siswa yang memiliki tingkat kreativitas yang rendah jarang mengemukakan ide-ide kreatif pada saat mengikuti pelajaran di kelas. Kebanyakan pasif dan hanya melakukan apa yang ditugaskan guru tanpa usaha atau tanpa adanya semangat untuk berkreasi. Pendidikan di sekolah lebih berorientasi pada pengembangan intelegensi (kecerdasan) daripada pengembangan kreativitas, sedangkan keduanya sama pentingnya untuk mencapai keberhasilan dalam belajar dan dalam hidup (Munandar, 2012:13).

Kondisi siswa pada saat mengikuti proses pembelajaran akuntansi berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti mayoritas siswa pada saat mengerjakan tugas akuntansi sering menyontek hasil pekerjaan temannya atau dengan istitah “fotocopy”. Model “fotocopy” ialah model belajar dimana siswa memiliki pengetahuan sebatas yang dibahas di dalam kelas tanpa mengembangkannya lagi dan siswa memiliki kebiasaan

menyontek. Model “fotocopy” ini merupakan salah satu ciri siswa yang kurang


(22)

Salah satu faktor ekstern yang mempengaruhi belajar ialah fasilitas belajar. Djamarah (2011:185) berpendapat bahwa fasilitas mempengaruhi kegiatan belajar mengajar di sekolah. Siswa yang memiliki fasilitas belajar baik, maka dalam belajarnya akan berjalan lancar dan teratur, sedangkan siswa tanpa dibantu dengan fasilitas yang baik akan mengalami hambatan dalam kegiatan belajar. Oleh karena itu, faktor fasilitas belajar merupakan salah satu hal yang tidak bisa diabaikan dalam kegiatan pembelajaran.

Fasilitas belajar di sekolah dapat diamati melalui sarana dan prasarana di sekolah.Sarana dan prasarana di MAN 1 Semarang semua dalam kodisi baik. Namun berdasarkan wawancara pada pengambilan data awal kepada guru mata pelajaran ekonomi akuntansi didapat bahwa sarana dan prasarana tersebut belum optimal dalam penggunaannya, secara tidak langsung juga menjadi salah satu faktor yang mempegaruhi hasil belajar tersebut. Hal mengenai sarana dan prasarana sudah diatur dalam Peraturan Pemerintah no 19 tahun 2005 tentang Standart Nasional Pendidikan bab VII standart sarana dan prasarana pasal 42, dimana dikatakan setiap satuan pendidikan diwajibkan memiliki sarana dan prasarana yang diperlukan menunjang proses belajar yang teratur dan berkesinambungan.

Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Tigha Nanda Saputri (Skripsi Universitas Negeri Semarang 2013) diketahui pengaruh kreativitas siswa dan fasilitas belajar terhadap hasil belajar ekonomi akuntansi masih tergolong rendah.Kreativitas berpengaruh sebesar 11,63% dan fasilitas hanya berpengaruh sebesar 13,47%. Kedua pengaruh tersebut tidak mencapai


(23)

15%. Maka dari hal tersebut peneliti tertarik menjadikan kesiapan belajar sebagai variabel intervening. Kesiapan belajar sebagai variabel intervening diharapkan dapat memperbesar pengaruh kreativitas dan fasilitas belajar terhadap hasil belajar ekonomi akuntansi. Kesiapan atau readiness menurut Slameto (2010:59) adalah kesediaan untuk memberi respon atau berinteraksi, dari pendapat diatas dapat diasumsikan bahwa kesiapan siswa dalam proses belajar mengajar, mempengaruhi hasil belajar siswa, dengan demikian hasil belajar siswa dapat berdampak positif bilamana siswa itu sendiri mempunyai kesiapan dalam menerima suatu mata pelajaran dengan baik.

Berdasarkan hasil latar belakang yang telah diungkapkan maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul :

Peran Kesiapan Belajar dalam Memediasi Pengaruh Fasilitas Belajar dan Kreativitas Siswa Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI MAN 1 Semarang Tahun Ajaran 2014/2015 ”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalah sebagai berikut:

1. Adakah pengaruh positif dan signifikan kreativitas siswa terhadap hasil belajar (pada mata pelajaran ekonomi akuntansi kelas XI MAN 1 Semarang tahun ajaran 2014/2015) ?


(24)

2. Adakah pengaruh positif dan signifikan fasilitas belajar terhadap hasil belajar (pada mata pelajaran ekonomi akuntansi kelas XI MAN 1 Semarang tahun ajaran 2014/2015) ?

3. Adakah pengaruh positif dan signifikan kesiapan belajar siswa terhadap hasil belajar (pada mata pelajaran ekonomi akuntansi kelas XI MAN 1 Semarang tahun ajaran 2014/2015) ?

4. Apakah kesiapan belajar secara positif dan signifikan memediasi pengaruh kreativitas siswa terhadap hasil belajar (pada mata pelajaran ekonomi akuntansi kelas XI MAN 1 Semarang tahun ajaran 2014/2015) ?

5. Apakah kesiapan belajar secara positif dan signifikan memediasi pengaruh fasilitas belajar terhadap hasil belajar (pada mata pelajaran ekonomi akuntansi kelas XI MAN 1 Semarang tahun ajaran 2014/2015) ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan Perumusan masalah di atas, maka penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis adakah pengaruh positif dan signifikan kreativitas siswa terhadap hasil belajar kelas XI MAN 1 Semarang tahun ajaran 2014/2015 .

2. Untuk menganalisis adakah pengaruh positif dan signifikan fasilitas belajar terhadap hasil belajar kelas XI MAN 1 Semarang tahun ajaran 2014/2015 .


(25)

3. Untuk menganalisis adakah pengaruh positif dan signifikan kesiapan belajar siswa terhadap hasil belajar kelas XI MAN 1 Semarang tahun ajaran 2014/2015 .

4. Untuk menganalisis apakah kesiapan belajar secara positif dan signifikan memediasi pengaruh kreativitas siswa terhadap hasil belajar siswa kelas XI MAN 1 Semarang tahun ajaran 2014/2015.

5. Untuk menganalisis apakah kesiapan belajar secara positif dan signifikan memediasi pengaruh fasilitas belajar terhadap hasil belajar siswa kelas XI MAN 1 Semarang tahun ajaran 2014/2015 .

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, diharapkan dapat memberikan kegunaan bagi pihak-pihak yang berkepentingan yaitu:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan khususnya bidang pendidikan sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan menjadi lebih baik. Penelitian ini memfokuskan untuk referensi pengembangannya antara lain fasilitas belajar yang lebih optimal, peningkatan kesiapan belajar dan pengembangan kreativitas siswa. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan bukti empiris berlakukanya teori behavioristik, kognitif dan humanistik dalam menjelaskan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen melalui variabel intervening dengan demikian manfaat dapat memverifikasi dalam implementasinya dalam lapangan empiris.


(26)

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini bermanfaat bagu berbagai pihak yang memerlukan untuk memperbaiki kinerja, terutama bagi sekolah, guru dan siswa serta seseorang untuk melakukan penelitian lebih lanjut. Beberapa manfaatnya ialah sebagai masukan untuk sekolah memaksimalkan pemanfaatan fasilitas yang telah ada dan membantu siswa dalam meningkatkan kesiapan dan kreativitas dalam belajar, serta untuk memacu siswa agar lebih mempersiapkan diri untuk mengikuti proses pembelajaran dan meningkatkan tingkat kreativitasnya, sedangkan untuk peneliti selanjutnya untuk bahan kajian referensi.


(27)

10

BAB II

TELAAH TEORI

2.1 Grand Teori

2.1.1 Teori belajar kognitif

Teori kognitif dikembangkan oleh Jean Piaget (Thobroni dan Mustofa, 2012: 93), seorang psikolog Swiss yang hidup pada tahun 1896-1980. Teorinya memberikan banyak konsep utama dalam psikologi perkembangan dan berpengaruh terhadap perkembangan konsep kecerdasan. Teori ini membahas munculnya dan diperolehnya schemata (skema bagaimana seseorang mempersepsikan lingkungannya) dalam tahapan-tahapan perkembangan dan saat seseorang memperoleh cara baru dalam merepresentasikan informasi secara mental.

Teori kognitif menjelaskan belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman. Belajar tidak selalu berbentuk perubahan tingkah laku yang bisa diamati. Asumsi dasar teori ini adalah setiap orang telah mempunyai pengalaman dan pengetahuan dalam dirinya. Pengalaman dan pengetahuan ini tertata dalam bentuk struktur kognitif. Menurut teori ini, manusia membangun kemampuan kognitifnya melalui tindakan yang termotivasi dengan sendirinya terhadap lingkungan. Proses belajar akan berjalan baik bila materi pelajaran yang baru beradaptasi dengan struktur kognitif yang telah dimiliki oleh siswa


(28)

Prinsip-prinsip teori kognitif (Thobroni dan Mustofa, 2011:94) antara lain : 1. Seseorang yang belajar akan lebih mampu mengingat dan memahami

sesuatu apabila pelajaran tersebut disusun berdasarkan pola dan logika tertentu.

2. Penyusunan materi pelajaran harus dari sederhana ke kompleks.

3. Belajar dengan memahami akan jauh lebih baik daripada dengan hanya menghafal tanpa pengertian penyajian

Beberapa tokoh-tokoh aliran kognitif (Thobroni dan Mustofa, 2011:95-102) antara lain :

1. Piaget

Piaget berpendapat proses belajar sebenarnya terjadi dari tiga tahapan, yaitu asimilasi, akomodasi dan ekuilibrasi (penyeimbang).

a. Proses asimilasi adalah proses penyatuan (pengintegrasian) informasi baru ke struktur kognitif yang sudah ada dalam benak siswa.

b. Proses akomodasi adalah penyesuaian struktur kognitif ke dalam situasi yang baru.

c. Proses ekulibrasi adalah penyesuaian berkesinambungan antara asimilasi dan akomodasi.

Proses asimilasi dan akomodasi yang dikembangkan oleh Piaget sering disebut dengan proses adaptasi. Menurut Piaget proses belajar harus disesuaikan dengan dengan tahapan perkembangan kognitif yang dilalui siswa. Tahapan tersebut dibagi menjadi 4 tahap yaitu tahap sensori motor, tahap pra-operasional tahap operational konkret dan tahap pra-operasional formal.


(29)

2. David P. Ausubel

David mengatakan pembelajaran yang diharapkan dimiliki oleh siswa ialah mampu mengaitkan pengalaman atau pengetahuan barunya dengan pengetahuan yang relevan yang sudah ada di dalam pikirannya atau dalam struktur kognitifnya atau disebut dengan pembelajaran bermakna (meaningfull

learning) bukan dengan belajar hafalan (rote learning). Keberhasilan

pelaksanaan pembelajaran bermakna dapat dilihat ketika siswa mampu mengaitkan antara pengetahuan baru dan pengetahuan yang sudah dimilikinya.

2.1.2 Teori belajar behavior

Teori belajar behavior pertama kali dikembangkan oleh Ivan Pavlov pada awal tahun 1930 kemudian teori ini dikembangkan lagi oleh Gagne dan Skinner sekitar tahun 1984. Teori belajar behavioristik adalah sebuah teori tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman yang dicetuskan oleh Gagne dan Berliner. Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik (Thobroni dan Mustofa , 2011: 64).

Teori belajar behavioristik belajar menggambarkan belajar sebagai proses perubahan perilaku. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukan perubahan perilakunya. Menurut teori ini, dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respons.


(30)

Aplikasi teori belajar behaviorisme dalam pembelajaran tergantung dari beberapa hal seperti tujuan pembelajaran, sifat materi pelajaran karakteristik siswa, media dan fasilitas belajar yang tersedia (Thobroni dan Mustofa, 2011: 66).

Harley dan Davies (Thobroni dan Mustofa, 2011: 64) mengemukakan prinsip-prinsip teori behavioristik antara lain

1. Proses belajar dapat berhasil dengan baik apabila pembelajar ikut berpastisipasi secara aktif di dalamnya.

2. Materi pelajaran dibentuk dalam bentuk unit-unit kecil dan diatur berdasarkan urutan yang logis sehingga pembelajar mudah mempelajarinya.

3. Tiap-tiap respon perlu diberi umpan balik secara langsung sehingga pembelajar dapat mengetahui apakah respon yang diberikan telah benar atau belum.

4. Setiap kali pembelajar memberikan respon yang benar, ia perlu diberikan penguatan. Penguatan positif ternyata memberikan pengaruh yang lebih baik dari pada penguatan negatif,

Beberapa tokoh-tokoh aliran behavioristik (Thobroni dan Mustofa, 2011: 67-85) antara lain :

1. Edward lee Thorndike

Edward Thorndike mengembangkan teori Koneksionisme di Amerika serikat (1874-1949). Sumbangan pemikiran Thorndike mengenai perubahan


(31)

perilaku sebagai hasil belajar terangkum dalam hukum-hukum belajar antara lain

a) Hukum Kesiapan (Law of Readiness)

Ada tiga keadaan yang menunjukan berlakunya hukum ini, yaitu apabila individu memiliki kesiapan untuk bertindak dan dapat melaksanakannya, maka dia akan mengalami kepuasaan. Apabila individu memiliki kesiapan untuk bertindak tetapi tidak dapat melaksanakannya, maka dia akan mengalami kecewa. Apabila individu memiliki kesiapan untuk bertindak dan dipaksa untuk melaksanakannya maka akan menimbulkan keadaan tidak memuaskan.

b) Hukum Latihan (Law of Exercise)

Prinsip law of exercise adalah koneksi antara kondisi (yang merupakan perangsang) dan tindakan akan menjadi lebih kuat karena latihan-latihan, tetapi akan melemah bila koneksi antara keduanya tidak dilanjutkan atau dihentikan.

c) Hukum Hasil (Law of Effect)

Hukum hasil yaitu hubungan stimulus respons cendrung diperkuat bila akibatnya menyenangkan dan cendrung diperlemah jika akibatnya tidak memuaskan. Hukum ini menunjukan pada makin kuat atau makin lemahnya koneksi sebagai hasil perbuatan.


(32)

2. Crack Hull

Crack Hull mengemukakan teorinya yaitu bahwa suatu kebutuhan atau keadaan terdorong (oleh motif, tujuan, maksud, aspirasi dan ambisi) harus ada dalam diri seseorang yang belajar, sebelum suatu respon dapat diperkuat atas dasar pengurangan kebutuhan. Dalam hal ini efisien belajar tergantung pada besarnya tingkat pengurangan dan kepuasan motif yang menyebabkan timbulnya usaha belajar oleh respon-respon yang dibuat individu tersebut. Dua hal yang sangat penting dalam proses belajar Hull adalah adanya incentive

motivation (motivasi intensif) dan drive stimulus reduction (pengurangan

stimulus pendorong).

2.1.3 Teori Belajar Humanistik

Teori belajar dan pendidikan humanistik diawali oleh munculnya gerakan mahasiswa pada tahun 1960an karena mereka tidak menyukai terhadap proses dan hasil pendidikan di Amerika Serikat yang telah mereka peroleh. Gerakan yang disampaikan itu merupakan respon atas ketidakpuasan atas kompetisi, tekanan, kehidupan yang selalu diawasi, dan ketidaksesuaian apa yang mereka pelajari dengan apa yang mereka amati ketika belajar di sekolah. Tidak hanya teori humanistik berkembang pada tahun 1960-an tetapi juga praktik pendidikan humanisti juga berkembang pada tahun yang sama kemudian mencapai puncak pada tahun 1990an dengan munculnya tokoh-tokoh psikologi seperti Abraham Maslow dan Carls Roger (Rifai dan Anni, 2012: 121).


(33)

Pendekatan humanistik selalu memelihara kebebasan peserta didik untuk tumbuh dan melindungi peserta didik dari tekanan keluarga dan masyarakat. Demikian pula hasil belajar yang berkaitan dengan perkembangan sosial emosional lebih penting dibandingkan dengan hasil pendidikan yang bersifat akademik. Oleh karena itu apabila kondisi pendidikan itu dapat terjadi, maka proses belajar akan sangat bermakna bagi peserta didik (Rifai dan Anni, 2012: 123). Keterampilan atau kemampuan membangun diri secara positif ini menjadi sangat penting dalam pendidikan karena keterkaitannya dengan keberhasilan akademik (Thobroni dan Mustofa,2011: 157).

Beberapa tokoh teori belajar humanistik (Rifa‟i dan Anni, 2012:124-127) antara lain :

1. Abraham Maslow

Maslow mengemukakan teori motivasi manusia berdasarkan pada hierarki kebutuhan. Salah satunya ialah kebutuhan aktualisasi diri

(self-actualization needs). Kebutuhan aktualisasi diri itu termanifestasi di dalam

keinginan untuk memenuhi sendiri (self-fulfillment) untuk menjadi diri sendiri sesuai dengan potensi yang dimiliki.

Penekanan Maslow tentang akumulasi pengalaman bukan siap memaknai individu sebagai individu, melainkan pengalaman itu juga dapat digunakan sebagai sumber daya dalam kegiatan belajar. Konsep diri peserta didik, yakni individu yang lebih mandiri diperoleh karena telah memiliki banyak pengalaman, yang selanjutnya dapat digunakan untuk membantu peserta didik


(34)

dalam menuju pada pengarahan diri (self-direction) atau aktualisasi diri (self actualization).

Maslow memandang tujuan pendidikan adalah aktualisasi diri, atau membantu individu menjadi yang terbaik sehingga mereka mampu menjadi yang terbaik. Proses pendidikan hendaknya memberikan pengalaman puncak agar terjadi belajar dan pemahaman. Tujuan pendidikan di semua jenjang hendaknya bersifat menemukan indentitas dan kecapakan.

2. Carl Rogers

Rogers membedakan dua tipe belajar, yaitu kognitif (kebermaknaan) dan

experiental (pengalaman atau signifikasi). Experiental Learning menunjuk

pada pemenuhan dan keinginan siswa. Kualitas belajar experiential learning

mencakup : keterlibatan siswa secara personal, berinisiatif, evaluasi oleh siswa sendiri, dan adanya efek yang membekas pada siswa. Menurut Rogers, yang terpenting dalam proses pembelajaran adalah pentingnya guru memperhatikan prinsip pendidikan dan pembelajaran.

2.2 Belajar

2.2.1 Pengertian Belajar

Belajar merupakan karakteristik yang membedakan manusia dengan makhluk lain aktivitas belajar pada manusia akan selalu dilakukan sepanjang hayat. Belajar tidak hanya dipahami sebagai aktifitas yang dilakukan oleh siswa saja, tetapi lebih dari itu pengertian sangat luas dan tidak hanya sebagai kegiatan di sekolah saja. Cronbach berpendapat bahwa learning is shown by


(35)

chance in behavior as a result of experience. Belajar sebagai suatu aktivitas yang ditunjukan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman (Djamarah, 2011 : 13) sedangkan howard L. Kingskey dalam sumber yang sama mengatakan bahwa learning is the precess by which behavior is

originated or changed through practice or training. Belajar adalah proses di

mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan.

Slameto (2010 : 2) juga merumuskan pengertian tentang belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Berdasarkan definisi tersebut dapat dipahami bahwa belajar merupakan suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan tingkah laku, sikap, dan kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sebagainya sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksinya dengan lingkungan.

2.2.2 Ciri – Ciri Belajar

Menurut Djamarah (2011:15) ciri-ciri belajar antara lain 1. Perubahan yang terjadi disadari individu.

Individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya individu merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya.


(36)

2. Perubahan dalam belajar bersifat Fungsional

Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri individu berlangsung terus menerus dan tidak statis. Suatu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya.

3. Peubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif

Perubahan-perubahan akan selalu bertambah dan tertuju untuk memperoleh suatu yang lebih baik dari sebelumnya.

4. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara atau permanen. Perubahan yang terjadi akan bersifat tetap pada individu.

5. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah

Ini berati bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai.

6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku

Perubahan yang diperoleh indivdu setelah melalui suatu proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika seseorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap kebiasaan, keterampilan, pengetahuan dan sebagainya.


(37)

2.3 Hasil Belajar

2.3.1 Pengertian Hasil Belajar

Proses pembelajaran akan memberikan suatu perubahan pada siswa yang bisa dinilai dari hasil belajar. Pendapat beberapa ahli mengenai pengertian hasil belajar (Thobroni dan Mustofa, 2011:22-24) antara lain :

1. Menurut Suprijono, Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan.

2. Menurut Ganne, Hasil belajar berupa hal-hal berikut: Informasi herbal), keterampilan intelektual, strategi kognitif (kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya), keterampilan motorik dan sikap. 3. Menurut Lindgren, hasil belajar meliputi kecakapan, informasi, pengertian,

dan sikap.

Berdasarkan pengertian-pengertian hasil belajar oleh beberapa ahli yang telah dijelaskan diatas dapat dipahami bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek saja.

2.3.2 Hasil Belajar Akuntansi

Akuntansi merupakan bahan kajian mengenai suatu sistem untuk menghasilkan informasi berkenaan dengan transaksi keuangan. Informasi tersebut dapat digunakan dalam rangka pengambilan keputusan dan tanggung jawab di bidang keuangan baik oleh pelaku ekonomi swasta, pemerintah atau organisasi masyarakat lainnya (Depdiknas, 2003: 6). Sedangkan menurut Reeve (2009: 9) akuntansi adalah sistem informasi yang menyediakan laporan


(38)

untuk para pemangku kepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan.

Fungsi dan Tujuan mata pelajaran Akuntansi, Depdiknas (2003: 6) antara lain: a. Fungsi

Fungsi mata pelajaran akuntansi yaitu mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap, rasional, teliti, jujur, dan bertanggung jawab melalui prosedur pencatatan, pengelompokan, pengikhtisarian transaksi keuangan, penyusunan laporan keuangan dan penaksiran perusahaan berdasarkan Standart Akuntansi Keuangan (SAK).

b. Tujuan

Tujuan mata pelajaran akuntansi yaitu membekali siswa lulusan SMA dalam berbagai kompetensi dasar, agar mereka menguasai dan mampu menerapkan konsep-konsep dasar, prinsip dan prosedur akuntansi yang benar, baik untuk kepentingan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi ataupun untuk terjun ke masyarakat, sehingga memberikan manfaat bagi kehidupan siswa.

Maka hasil belajar Akuntansi dapat diartikan sebagai suatu hasil yang telah dicapai oleh siswa dalam memperlajari mata pelajaran akuntansi yang diperoleh dari hasil tes yang dinyatakan dalam bentuk skor atau angka. Beberapa jenis tes yang dapat dinyatakan dalam bentuk skor atau angka ialah Ulangan Harian, Ulangan Tengah Semester, dan Ulangan Akhir Semester. Penelitian ini akan menggunakan Ulangan Tengah Semester Genap sebagai indikator hasil belajar akuntansi.


(39)

2.4 Kreativitas

2.4.1 Pengertian Kreativitas Belajar

Pendapat beberapa tokoh humanistik mengenai pengertian kreativitas (Thombroni dan Mustofa, 2011:166) antara lain :

1. Maslow mengatakan bahwa kreativitas merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia, yaitu kebutuhan akan perwujudan diri atau aktualisasi diri dan merupakan kebutuhan paling tinggi pada manusia.

2. Carl Roger mengatakan kreativitas merupakan kecendrungan manusia untuk mengaktualisasi dirinya sesuai kemampuan yang dimiliki.

3. Elizabeth Hurlock mengartikan kreativitas sebagai kemampuan seseorang menghasilkan komposisi produk atau gagasan apa saja yang pada dasarnya baru dan sebelumnya tidak dikenal pembuatnya.

Pengertian tersebut tidak jauh berbeda dari pengertian yang dikemukakan oleh Rezuli (Munandar, 2012 : 25) yang mendefinisikan kreativitas sebagai kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, sebagai kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan yang baru yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah, atau sebagai kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan baru antara unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya.

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat dipahami bahwa kreativitas adalah kemampuan seseorang berfikir divergen dan konvergen ketika mencari solusi baru dan mempersempit pilihan jawaban serta aspek afektif yang ditujukan melalui sifat imajinatif, rasa ingin tahu, percaya diri dan toleran terhadap perbedaan situasi.


(40)

2.4.2 Ciri-ciri individu kreatif

Munandar (2012:37) mengatakan terdapat 10 ciri-ciri pribadi kreatif antara lain Imajinatif, Mempunyai prakasa, Mempunyai minat luas, Mandiri dalam berfikir, Rasa ingin tahu, Senang berpetualang, Penuh energi, Percaya diri, Berani mengambil resiko, Berani dalam pendirian dan keyakinan. Sedangkan menurut Slameto (2010:147-148) ciri-ciri individu dengan potensi kreatif antara lain :

1. Hasrat keingintahuan yang cukup besar. 2. Bersikap terbuka terhadap pengalaman baru. 3. Panjang akal.

4. Keinginan untuk menemukan dan meneliti.

5. Cenderung lebih menyukai tugas yang berat dan sulit. 6. Cenderung mencari jawaban yang luas dan memuaskan.

7. Menanggapi pertanyaan yang diajukan serta cendrung memberi jawaban lebih banyak.

8. Memiliki semangat bertanya dan meneliti.

Rogers (Munandar, 2012:34) menjelaskan kreativitas seseorang dapat diperhatikan dari sifat antara lain :

1. Keterbukaan terhadap pengalaman

2. Kemampuan untuk menilai situasi sesual dengan patokan pribadi seseorang

(internallocus of evaluation)


(41)

4. Kemampuan afektif atau nonaptitude meliputi: a. Rasa ingin tahu.

b. Kepercayaan diri.

c. Sifat berani mengambil resiko

Berdasarkan uraian diatas, maka dalam penelitian ini yang akan dijadikan indikator dari variabel kreativitas siswa antara lain :

a. Keterbukaan terhadap pengalaman. b. Rasa ingin tahu

c. Kepercayaan diri.

d. Berani mengambil resiko.

2.4.3 Cara Mengukur Kreativitas

Potensi kreativitas dapat diukur melalui beberapa pendekatan (Munandar,2012:58) antara lain :

a. Tes mengukur kreativitas secara langsung (Torrance Test of Creative

Thinking : TTCT)

b. Tes Mengukur unsur kreatif (Tes menulis cerita)

c. Tes mengukur ciri kepribadian kreativ (Tes Mengajukan Pertanyaan,

Test Risk Taking, dan Test figure Preference)

d. Pengukuran Non-Tes (Daftar perikasa (Checklist) dan kuesioner, Daftar Pengalaman)


(42)

2.5 Fasilitas belajar

2.5.1 Pengertian fasilitas Belajar

Pendapat beberapa ahli mengenai pengertian fasilitas belajar antara lain : 1. The Liang Gie (1987) menyatakan bahwa fasilitas adalah prasyarat yang

meliputi keadaan sekeliling tempat belajar dan keadaan jasmani siswa atau anak.

2. Mauling (Amirin, dkk 2011:76) mendefinisikan fasilitas adalah prasarana dan wahana untuk melakukan atau mempermudah sesuatu.

3. Wahyuningrum (Amirin, dkk 2011:76) menyatakan bahwa fasilitas adalah segala sesuatu yang dapat memudahkan dan memperlancar pelaksanaan suatu usaha.

4. Dimyati dan Mudjiono (2009:246) mengartikan fasilitas belajar merupakan sarana dan prasarana pembelajaran.

5. Mulyasa (2005) menjelaskan bahwa prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya pendidikan dan pengajaran, seperti halaman sekolah, kebun,jalanan menuju sekolah. Sedangkan, sarana adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, dan media pengajaran.

Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat dipahami bahwa fasilitas belajar adalah suatu sarana dan prasarana yang memperlancar dan mempermudah proses pembelajaran.


(43)

2.5.2 Macam-macam Fasilitas Belajar

Secara umum fasilitas belajar dibedakan menjadi 2 yaitu : 1. Fasilitas belajar di rumah

Fasilitas belajar yang dapat tersedia dirumah seperti ruang belajar, meja kursi, penerangan , alat tulis menulis , buku-buku dan lain-lain. (Slameto, 2010:63). The Liang Gie (1987) menjelaskan macam-macam fasillitas belajar yang diperlukan oleh siswa yang dapat membantu kegitan belajar di rumah, antara lain :

a. Ruang atau tempat belajar

Sebuah syarat untuk dapat belajar dengan sebaik-baiknya ialah tersedianya tempat belajar.

b. Penerangan

Syarat lain untuk tempat belajar yang baik ialah penerangan cahaya yang cukup. Penerangan yang terbaik ialah yang diberikan oleh cahaya matahari karena warnanya yang putih dan sangat intensif.

c. Perabotan belajar

Pembekalan belajar terdiri dari peralatan tulis dan perabotan untuk kamar, yaitu meja dan kursi belajar serta lemari buku. Suatu keharusan untuk tempat belajar ialah meja berikut kursinya.

d. Peralatan tulis dan buku-buku

Di samping buku-buku pelajaran, alat-alat yang harus dimiliki sendiri oleh setiap siswa ialah alat tulis.


(44)

2. Fasilitas belajar di sekolah

Fasilitas yang dimaksud adalah fasilitas sekolah yang meliputi semua peralatan serta perlengkapan yang langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah. Kualitas atau tingkat penguasaan pelajaran akan lebih baik apabila di dalam kegiatan belajar mengajar banyak di dukung oleh alat-alat pelajaran yang relevan.

Menurut Djamarah (2011:183-185) ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penyediaan fasilitas belajar di sekolah, antara lain :

a. Gedung sekolah

Gedung sekolah merupakan tempat yang strategis bagi berlangsungnya kegiatan belajar mengajar di sekolah. Salah satu persyaratan untuk membuat suatu sekolah adalah pemilikan gedung sekolah yang di dalamnya ada ruang kelas, ruang perpustakaan dan ruang sekolah lain yang memadai.

b. Ruang kelas

Ialah ruang yang digunakan siswa saat belajar di sekolah. Masalah-masalah ruang kelas seperti jumlah ruang kelas yang tidak sesuai, pengelolaan ruang kelas kurang efektif dan kondisi kelas kurang mendukung proses belajar.

c. Perpustakaan

Ialah salah satu fasilitas yang disediakan sekolah. Kelengkapan buku-buku di perpustakaan ikut menentukan kualitas suatu sekolah.


(45)

d. Buku-buku pelajaran

Buku pegangan peserta didik harus lengkap sebagai penunjang kegitan belajar. Pihak sekolah dapat memfasilitasi dengan menyediakan buku-buku yang dibutuhkan peserta didik.

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan diatas, fasilitas yang akan dijadikan sebagai indikator variabel fasilitas belajar yang meliputi :

1. Ruang belajar 2. Ruang kelas 3. Perpustakaan

4. Buku-buku pelajaran

2.6 Kesiapan Belajar

2.6.1 Pengertian Kesiapan Belajar

Pendapat beberapa ahli mengenai pengertian kesiapan belajar antara lain: 1. Jamies Drever (Slameto, 2010 : 59) mendefinisikan kesiapan

(Readiness) sebagai preparedness to respond or react. Kesiapan adalah

kesediaan untuk memberi respone atau bereaksi.

2. Thorndike (slameto, 2010 : 114) memaknai kesiapan sebagai prasyarat untuk belajar berikutnya.

3. Djamarah (2005) menyatakan bahwa kesiapan untuk belajar merupakan kondisi diri yang telah dipersiapkan untuk melakukan suatu kegiatan.


(46)

4. Slameto berpendapat kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberi respon/jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu situasi.

Berdasarkan pendapat diatas dapat dipahami pengertian kesiapan belajar adalah kondisi awal suatu kegiatan belajar yang membuatnya siap untuk memberikan respon/jawaban yang ada pada diri siswa dalam mencapai tujuan pengajaran tertentu.

2.6.2 Prinsip – prinsip kesiapan

Slameto (2010:115) mengungkapkan terdapat beberapa prinsip-prinsip kesiapan antara lain:

a. Semua aspek perkembangan berinteraksi (saling pengaruh mempengaruhi)

b. Kematangan jasmani dan rohani adalah perlu untuk memperoleh manfaat dari pengalaman.

c. Pengalaman-pengalaman mempunyai pengaruh positif terhadap kesiapan.

d. Kesiapan dasar untuk kegiatan tertentu terbentuk dalam periode tertentu selama masa pembentukan dalam masa perkembangan.


(47)

2.6.3 Indikator-indikator kesiapan

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kesiapan belajar siswa. Di bawah ini dikemukakan indikator kesiapan belajar dari beberapa pendapat, yaitu sebagai berikut :

1. Menurut Slameto (2010:113) kondisi kesiapan mencakup 3 aspek yaitu : a. Kondisi fisik, mental, dan emosional

b. Kebutuhan-kebutuhan, motif dan tujuan.

c. Keterampilan, pengetahuan dan pengertian lain yang telah dipelajari. 2. Menurut Djamarah (2011) indikator kesiapan meliputi :

a. Kesiapan fisik

Misalnya tubuh tidak sakit (jauh dari gamgguan lesu, mengantuk, dan sebagainya)

b. Kesiapan psikis

Misalnya ada hasrat untuk belajar, dapat berkonsentrasi, dan ada motivasi instrinsik.

c. Kesiapan materiil

Misalnya ada bahan yang dipelajari atau dikerjakan berupa buku bacaan, catatan dll.

Penelitian ini menggunakan indikator kesiapan belajar antara lain kondisi fisik siswa, mental, emosional, kebutuhan dan pengetahuan.


(48)

2.7 Penelitian Terdahulu

Penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pengaruh fasilitas belajar dan kreativitas siswa melalui kesiapan belajar terhadap hasil belajar antara lain:

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No Judul Penelitian Hasil Penelitian 1 Pengaruh motivasi belajar,

kreativitas belajar, kondisi sosial ekonomi orang tua dan fasilitas belajar terhadap hasil belajar ekonomi akuntansi siswa kelas xi ips SMA N 1 tuntang tahun ajaran 2012/2013 (tigha nanda saputri./skripsi UNNES/2013)

Hasil penelitian menghasilkan ada pengaruh signifikan dan positif kreativitas belajar terhadap hasil belajar sebesar 11,63% dan pengaruh fasilitas belajar terhadap hasil belajar berpengaruh sebesar 13,47%

2 Pengaruh fasilitas belajar dan lingkungan keluarga terhadap hasil belajar IPS terpadu melalui motivasi belajar SMP N 1 Ambarawa (Ika Maratus, syamsu hasi EEAJ (3)(2)(2014))

Hasil penelitian menghasilkan terdapat pengaruh fasilitas belajar terhadap hasil belajar sebesar 63,9%

3 Pengaruh kesiapan belajar, motivasi belajar dan lingkungan keluarga terhadap hasil belajar akuntansi siswa kelas XI ips SMAN 1 Jepara (M. Fachruddin/UNNES/2012)

Hasil penelitian menghasilkan kesiapan belajar berpengaruh terhadap hasil belajar akuntansi sebesar 13,1%

4 Education and Creativity

(Daniel Fasko jr,CRJ vol 13 nos 3 & 4)

Terdapat pengaruh kreativitas terhadap hasil belajar yangditerima siswa.

5 Pengaruh kesiapan belajar siswa, lingkungan kelluarga, dan pemanfaatan perpustakaan sekolah terhadap hasil belajar jurnal khusus siswa kelas X akuntansi SMK NU 1 kendal tahun ajaran 2013/2013

(Ade Sumarwati/Skripsi UNNES/ 2013)

Besar kontribusi variabel kesiapan belajar terhadap hasil belajar sebesar 19,10%


(49)

2.8 Kerangka Pemikiran Teoritis dan Pengembangan Hipotesis 2.8.1 Kerangka Pemikiran Teoritis.

Teori behavior mengambarkan belajar sebagai suatu proses perubahan perilaku. Aspek penting yang dikemukakan oleh aliran behavioristik dalam belajar adalah hasil belajar (perubahan perilaku) itu tidak disebabkan oleh kemampuan internal manusia, tetapi karena faktor stimulus yang menimbulkan respons. Berdasarkan hal tersebut agar aktivitas belajar siswa di kelas dapat mencapai hasil belajar yang lebih optimal, maka stimulus harus dirancang menarik dan spesifik sehingga mudah direspon oleh siswa (Rifai dan Anni,2012 :90).

Berbeda halnya dengan teori humanistik memandang hasil belajar sebagai kemampuan peserta didik mengambil tangung jawab dalam menentukan apa yang dipelajari dan menjadi individu yang mampu mengarahkan diri sendiri dan mandiri. Salah satu mata pelajaran yang hasil belajarnya dapat dipandang dari humanistik salah satunya ialah akuntansi. Akuntansi adalah bahan kajian mengenai suatu sistem untuk menghasilkan informasi berkenaan dengan transaksi keuangan. Informasi tersebut dapat digunakan dalam rangka pengambilan keputusan dan tanggung jawab di bidang keuangan baik oleh pelaku ekonomi swasta, pemerintah atau organisasi masyarakat lainnya (Depdiknas, 2003: 6). Hasil belajar akuntansi dapat dipengaruhi oleh faktor intern dan ekstern. Salah satu faktor ekstern ialah fasilitas belajar.


(50)

Beberapa Aplikasi teori belajar behaviorisme (Thobroni dan Mustofa, 2011:66) dalam pembelajaran tergantung dari beberapa hal seperti tujuan pembelajaran, sifat materi pelajaran karakteristik siswa, media dan fasilitas belajar yang tersedia.Fasilitas belajar merupakan sarana dan pra sarana yang mempermudah dan memperlancar kegiatan belajar. Salah satu penelitian yang menjadikan fasilitas belajar sebagai objek penelitian ialah penelitian yang dilakukan oleh Tigha Nanda Saputri didalam skripsinya yang menghasilkan bahwa fasilitas belajar berpengaruh terhadap hasil belajar sebesar 13,47%.

Fasilitas untuk memperlajari akuntansi antara lain ruang kelas, meja kursi, perpustakaan dan buku-buku pelajaran yang menunjang akuntansi. Ketersediaan fasilitas belajar akuntansi sebenarnya tidak menjadi masalah utama dalam membantu meningkatkan hasil belajar akuntansi, tetapi yang menjadi masalah ialah kurang optimal dalam penggunaannya. Tidak hanya adanya faktor ekstern yang mempengaruhi hasil belajar akuntansi tetapi juga terdapat faktor intern yaitu kognitif siswa.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kognitif siswa antara lain persepsi, perhatian, ingatan, intelegensi, kesiapan dan kreativitas. Kreativitas merupakan suatu kemampuan yang dimiliki seorang anak untuk menghasilkan gagasan-gagasan baru dan menetapkanya sebagai pemecah masalah dalam belajar. Saat ini perusahaan-perusahaan mengakui makna yang sangat besar dari gagasan-gagasan baru. Banyak departemen pemerintah mencari orang yang memiliki potensi kreativitas (Munandar, 2012: 7). Hal ini tidak sesuai dengan kurangnya pengembangan kreativitas di sekolah. Aplikasi teori humanistik dalam


(51)

pembelajaran sangat mendukung proses kreativitas anak di sekolah. Pengaplikasian teori humanistik mendorong siswa untuk belajar secara mandiri dan mengembangkan potensi yang ada. Hal ini sesuai dengan konsep kreativitas aktualisasi diri.

Faktor lain yang mempengaruhi kognitif siswa ialah kesiapan. Kesiapan merupakan keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberi respon/jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu situasi. Salah satu tokoh behavior yang menjelaskan mengenai kesiapan ialah Edward. Edward Lee Throndike (Rifai dan anni, 2012:99) mengemukakan tiga macam hukum belajar salah satunya ialah hukum kesiapan. Hukum kesiapan yang dijelaskan oleh Edward Thondrike dalam teori behavioristik mengambarkan bahwa kesiapan mempunyai pengaruh dalam mencapai hasil belajar yang baik.

Berdasarkan uraian tersebut, diduga bahwa Kreativitas siswa dan Fasilitas Belajar melalui Kesiapan Belajar memiliki pengaruh terhadap Hasil Belajar siswa sehingga akar pemikiran dalam penelitian ini dapat diilustrasikan seperti Gambar 2.1 berikut:

T. Humanistik

T. Konektivisme

T. Humanistik

Gambar 2.1 Kerangka Teoritis

Kreativitas Siswa (X1)

Hasil Belajar

(Y1)

Fasilitas Belajar (X2)

Kesiapan Belajar (Y2)


(52)

2.8.2 Pengembangan Hipotesis

2.8.2.1 Pengaruh Kreativitas siswa terhadap hasil belajar.

Salah satu psikolog humanistik Maslow (Munandar, 2012:19) membedakan kreativitas menjadi 2 hal yaitu kreativitas aktualisasi diri dan kreativitas talenta khusus. Orang-orang kreatif yang mampu mengaktualisasikan diri adalah sehat mental, hidup sepenuhnya dan produktif, dan cendrung menghadapi semua aspek kehidupannya secara fleksibel dan kreatif. Sedangkan orang-orang dengan kreativitas talenta khusus memiliki bakat atau talenta aktif yang luar biasa dalam bidang seni, sastra, musik, teater atau bidang lainnya.

Hal yang akan dijadikan objek penelitian ini ialah hasil belajar akuntansi maka kreativitas yang akan digunakan ialah kreativitas aktualisasi diri. Hasil belajar dalam pandangan humanistik adalah kemampuan peserta didik mengambil tangung jawab dalam menentukan apa yang dipelajari dan menjadi individu yang mampu mengarahkan diri sendiri dan mandiri. Kemampuan mengarahkan diri dan mandiri merupakan salah satu ciri siswa kreatif.

Salah satu konsep yang amat sangat penting dalam bidang kreativitas adalah hubungan antara kreativitas dan aktualisasi diri. Menurut psikolog humanistik seperti Abraham Maslow dan Carl Roger, aktualisasi diri adalah apabila seseorang menggunakan semua bakat dan talentanya untuk menjadi apa yang ia mampu menjadi – mengaktualisasikan atau mewujudkan potensinya. Implikasi dari perbedaan antara kreativitas aktualisasi diri dan kreativitas talenta khusus adalah penekanan pada pentingnya ciri-ciri afektif dari


(53)

kepribadian ciri-ciri kepribadian, sikap, motivasi dan predisposisi untuk berfikir kreatif.

Kreativitas adalah suatu gaya hidup, suatu cara dalam mempersepsi dunia. Hidup kreatif berarti mengembangkan talenta yang dimiliki, belajar mengunakan kemampuan diri sendiri secara optimal, menjajaki gagasan baru, tempat-tempat baru, aktivitas-aktivitas baru, mengembangkan kepekaan terhadap masalah lingkungan. Indikator-indikator kreativitas diantaranya keterbukaan terhadap pengalaman, rasa ingin tahu, kepercayaan diri dan berani mengambil resiko. Indikator-indikator kreativitas jika diterapkan dalam mempelajari akuntansi akan sangat membantu proses pembelajaran. Beberapa contohnya dalam mengerjakan tugas akuntansi yang rumit jika siswa memiliki kepercayaan diri (indikator siswa kreatif) maka kemungkinan sangat rendah untuk mengunakan metode „fotocopy‟ atau mencontek.

Mata pelajaran akuntansi merupakan salah satu pelajaran dimana materi atau pengerjaan soalnya menuntut suatu proses. Jika siswa menggunakan

metode “fotocopy” pada salah satu proses didalam mempelajari akuntansi maka dapat menjadi hambatan atau masalah untuk mempelajari tahap selanjutnya.

Beberapa penelitian menunjukan bahwa aktualisasi diri dan kreativitas saling berkaitan dan saling berkorelasi. Yonge (1975) menemukan korelasi positif pada ukuran aktualisasi diri dan beberapa ukuran kreativitas. Pendidikan humanistik memfokuskan hasil pendidikan yang bersifat afektif, belajar


(54)

tentang cara-cara belajar dan meningkatkan kreativitas dan semua potensi peserta didik.

Kekreativitasan dapat mendukung berjalannya proses pembelajaran akuntansi menjadi lebih baik. Ketika proses pembelajaran akuntansi berjalan baik maka akan mempengaruhi hasil belajar akuntansi. Jika hasil belajar akuntansi membaik maka akan mengurangi jumlah siswa yang nilainya belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) pada mata pelajaran akuntansi. Maka dapat dipahami tingkat kreativitas siswa dapat mempengaruhi hasil belajar, sama halnya tingkat intelegensi. Hal ini di dukung oleh Torrance (1959), Getzles dan Jakson (1962), dan Yamato (1964) yang berdasarkan studi nya masing-masing mengambil kesimpulan yang sama yaitu bahwa kelompok siswa yang kreativitasnya tinggi tidak berbeda dengan prestasi sekolah dari kelompok siswa intelegensinya yang relatif lebih tinggi (Munandar,2012:9). Berdasarkan hal tersebut peneliti mengasumsikan bahwa kreativitas siswa akan mempengaruhi hasil belajar, maka dari itu hipotesis pertama dari penelitian ini ialah

H1 : Ada pengaruh positif dan signifikan kreativitas siswa tehadap hasil belajar kelas XI IPS MAN 1 Semarang tahun ajaran 2014/2015.

2.8.2.2 Pengaruh Fasilitas Belajar terhadap hasil belajar.

Fasilitas belajar adalah sarana yang mempermudah dan memperlancar proses belajar. Pembahasan fasilitas atau sarana dan prasarana masih tercakup


(55)

luas. Menurut The Liang Gie (1987) fasilitas belajar yang dapat membantu kegiatan belajar dirumah antara lain ruang belajar, penerangan, perabotan belajar dan peralatan belajar, sedangkan menurut Djamarah (2011) fasilitas belajar di sekolah yang dapat membantu kegiatan belajar ialah gedung sekolah, ruang kelas, perpustakaan, buku-buku pelajaran. Peneliti mempersempit indikator fasilitas belajar menjadi ruang belajar, ruang kelas, perpustakaan dan buku-buku pelajaran.

Fasilitas yang diharapkan tersedia dalam mempelajari akuntansi antara lain pertama, ruang belajar dirumah karena akan sulit untuk mempelajari akuntansi di ruang yang digunakan untuk beberapa kegiatan. Kedua, ruang kelas untuk mempelajari akuntansi tidak harus berbeda dari ruang kelas untuk mempelajari mata pelajaran lain tetapi minimal memiliki meja yang sesuai dengan banyaknya peralatan dalam memperlajari atau mengerjakan soal akuntansi dan memiliki kondisi yang mendukung pembelajaran. Ketiga, perpustakaan yang menyediakan buku-buku referensi akuntansi. Keempat, Buku-buku pelajaran yang menjadi sumber belajar selain guru.

Tersedianya fasilitas-fasilitas tersebut diasumsikan dapat memacu siswa untuk lebih rajin belajar akuntansi, mendukung jalannya proses pembelajaran dan membatu meningkatkan hasil belajar akuntansi. Ketersediaan fasilitas belajar merupakan salah satu hal yang mempengaruhi pengaplikasian teori belajar behavior. Salah satu penelitian terdahulu yang mempertegas pernyataan tersebut ialah penelitan yang dilakukan oleh Tigha Nanda Saputri dalam skripsi Universitas Negeri Semarang tahun 2013 pada hasil belajar siswa kelas XI IPS


(56)

SMA N 1 tuntang mengatakan bahwa terdapat pengaruh fasilitas belajar terhadap hasil belajar sebesar 13,47% .

Hasil belajar ujian tengah semester genap pada mata pelajaran akuntansi siswa kelas XI IPS Madrasah Aliyah Negeri 1 semarang mengambarkan tingkat ketidak tuntasan masih sangat tinggi, dapat dilihat dari belum adanya siswa yang mencapai batas nilai Kriteria Ketuntasan Minimal. Berdasarkan wawancara pada Pengambilan data awal kepada guru ekonomi akuntansi, fasilitas yang dimiliki MAN 1 Semarang sudah tergolong lengkap tetapi penggunaan fasilitas tersebut belum optimal. Hal ini dijadikan pertimbangan dasar peneliti bahwa fasilitas merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar akuntansi, maka dari itu hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah

H2 : Ada pengaruh positif dan signifikan Fasilitas belajar terhadap hasil belajar kelas XI IPS MAN 1 Semarang tahun ajaran 2014/2015.

2.8.2.3 Pengaruh Kesiapan belajar terhadap Hasil Belajar.

Kesiapan belajar adalah kondisi awal suatu kegiatan belajar yang membuatnya siap untuk memberikan respon/jawaban yang ada pada diri siswa dalam mencapai tujuan pengajaran tertentu, sedangkan menurut Thorndike kesiapan ialah prasyarat untuk pelajaran selanjutnya. Edward Thorndike (Rifa‟i dan Anni,2012:97), salah satu tokoh behavioristik, berdasarkan hasil percobaannya mengemukakan tiga macam hukum belajar yaitu hukum


(57)

kesiapan, hukum latihan dan hukum akibat. Hukum kesiapan ini mengambarkan apabila individu dapat melakukan sesuatu sesuai dengan kesiapan diri, maka dia akan memperoleh kepuasan, dan jika terdapat hambatan dalam pencapaian tujuan, maka akan menimbulkan kekecewaan. Memaksa seseorang untuk melakukan sesuatu yang tidak dikehendaki cenderung akan menimbulkan kekecewaan bahkan frustasi. Sesuatu yang menyenangkan adalah sesuatu yang tidak ditolak oleh seseorang dan keadaan yang tidak menyenangkan atau ditolak itu merupakan sesuatu yang tidak dikehendaki oleh setiap orang.

Hal yang dapat dipahami dari teori belajar koneksionisme yang di kembangkan oleh Edward Thorndike pada bagian Hukum kesiapan (The law of Readiness) ialah apabila individu dapat melakukan sesuatu sesuai dengan kesiapan diri, maka dia akan memperoleh kepuasan, dan jika terdapat hambatan dalam pencapaian tujuan, maka akan menimbulkan kekecewaan. Salah satunya jika siswa memiliki kesiapan belajar maka akan memperoleh hasil belajar yang memuaskan. Hal ini dipertegas dengan penelitian yang sudah dilakukan oleh Muhammad Fachrudin skripsi Universitas Negeri Semarang tahun 2012 yang menghasilkan hasil uji yaitu kesiapan belajar berpengaruh positif terhadap hasil belajar akutansi sebesar 13,1%.

Mata pelajaran akuntansi merupakan pelajaran yang materinya berkesinambungan, jadi untuk mempelajari materi selanjutnya siswa diharapkan sudah memahami materi sebelumnya. Hal ini menuntut siswa memiliki kesiapan sebelum mengikuti proses pembelajaran selanjutnya, sesuai


(58)

dengan pengertian belajar yang dikemukakan oleh teori behavioristik bahwa belajar adalah prasyarat untuk pembelajaran selanjutnya. Tidak hanya kesiapan pengetahuan dalam mempelajari akuntansi tetapi juga kesiapan fisik dan kesiapan kebutuhan belajar.

Berdasarkan data awal yang diterima peneliti mengenai hasil UTS dimana 100% siswa kelas XI IPS MAN 1 Semarang belum mencapai kriteria ketuntasan minimun (KKM) dapat diasumsikan siswa IPS kelas XI memiliki kesiapan yang masih kurang dengan demikian peneliti berniat meneliti pengaruh kesiapan belajar terhadap hasil belajar ekonomi akutansi kelas XI IPS MAN 1 Semarang. Berdasarkan hal tersebut peneliti mengasumsikan bahwa kesiapan belajar mempengaruhi hasil belajar, maka dari itu hipotesis ketiga dalam penelitian ini ialah

H3 : Ada pengaruh positif dan signifikan kesiapan belajar terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPS MAN 1 tahun ajaran 2014/2015

2.8.2.4 Pengaruh Kreativitas siswa melalui kesiapan belajar terhadap hasil belajar.

Psikologi kognitif menyatakan bahwa perilaku manusia tidak ditentukan oleh stimulus yang berada diluar dirinya, melainkan oleh faktor yang ada pada dirinya. Faktor-faktor internal itu berupa kemampuan atau potensi yang berfungsi untuk mengenal dunia luar dan dengan pengenalan itu manusia mampu memberikan respon terhadap stimulus. Berdasarkan pada pandangan itu, teori psikologi kognitif memandang belajar sebagai proses pemfungsian


(59)

unsur-unsur kognitif, terutama unsur pikiran, untuk dapat mengenal dan memahami stimulus yang datang dari luar.

Teori belajar kognitif menekankan cara-cara seseorang mengunakan pikirannya untuk belajar, mengingat dan penggunakan pengetahuan yang telah diperoleh dan disimpan di dalam pikirannya secara efektif. Beberapa faktor yang mempengaruhi kognitif menurut Slameto menjadi variabel penelitian ini diantaranya kreativitas dan kesiapan belajar. F.dennis (Slameto, 2010 : 137) menyatakan bahwa siswa- siswa Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi, sekolah hanya mengejar status, mereka lebih mementingkan nilai, bukanya prestasi. Siswa-siswa mengejar nilai dengan cara menyontek, menyogok, atau belajar model fotocopy, dengan kata lain kreativitas mereka memang rendah (pelita, 26 maret 1984, hal V). Hal ini tidak sesuai dengan teori belajar kognitif yang dimana yang dimaksud belajar dalam teori ini bukanlah sekedar menghapal, akan tetapi proses mengkontruksi pengetahuan melalui pengalaman sesuai dengan salah satu indikator kreativitas ialah terbuka terhadap pengalaman. Begitu hal nya dengan kesiapan.

Slameto (2010:115) menyatakan prinsip-prinsip kesiapan antara lain semua aspek perkembangan berinteraksi, kematangan jasmani dan rohani adalah perlu untuk memperoleh manfaat dari pengalaman, pengalaman-pengalaman mempunyai pengaruh positif terhadap kesiapan dan kesiapan dasar untuk kegiatan tertentu terbentuk dalam periode tertentu selama masa pembentukan dalam masa perkembangan. Terdapat hubungan antara kreativitas dan kesiapan diantaranya sesuai prinsip pengalaman mempunya pengaruh


(60)

positif terhadap kesiapan. Salah satu indikator kreativitas ialah keterbukaan terhadap pengalaman. Jika siswa memenuhi kriteria kreatif terbuka terhadap pengalaman, maka akan mempunyai pengaruh positif terhadap kesiapan belajar siswa tersebut. Selain itu hal yang dapat mengambarkan hubungan antara kreativitas dan kesiapan ialah indikator kreativitas rasa ingin tahu dengan indikator kesiapan pengetahuan yang ingin dipelajari. Jika siswa memiliki rasa ingin tahu yang tinggi mengenai materi ekonomi akuntansi maka siswa memiliki kemungkinan besar sudah memiliki pengetahuan sebelum proses belajar berlangsung. Sehingga memiliki kriteria kesiapan sebelum mengikuti proses pembelajaran.

Kesulitan mata pelajaran akuntansi menuntut siswa untuk mempelajari materi secara mendalam. Memahami materi akuntansi yang rumit sulit hanya dengan sekali proses pembelajaran. Salah satu indikator kreativitas dapat menjadi salah satu solusi ialah rasa ingin tahu siswa. Rasa ingin tahu akan memicu siswa untuk mencari tahu terlebih dahulu tentang materi akuntansi sebelum proses pembelajaran berlangsung. Pengetahuan yang diperoleh tersebut membentu siswa lebih siap dalam menerima materi pelajaran akuntansi. Hal ini akan memicu terlaksananya pembelajaran bermakna yang diungkapkan teori kognitif. Berdasarkan hal tersebut, peneliti mengasumsikan bahwa kreativitas siswa dapat mempengaruhi hasil belajar melalui kesiapan belajar, maka dari itu hipotesis ke empat dalam penelitian ini ialah


(61)

H4 : Ada pengaruh positif dan signifikan kreativitas siswa melalui kesiapan siswa terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPS MAN 1 Semarang tahun ajaran 2014/2015.

2.8.2.5 Pengaruh Fasilitas belajar melalui kesiapan belajar terhadap hasil belajar

Teori belajar behavioristik adalah sebuah teori tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman yang dicetuskan oleh Gagne dan Berliner. Aliran ini menekankan pada terbentuknya prilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-responya, mendudukan orang yang belajar sebagai individu yang pasif.

Menurut Thobroni dan Mustofa (2011:64) belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukan perubahan perilakunya. Menurut teori ini, dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada pembelajar, sedangkan respons berupa reaksi atau tanggapan pembelajaran terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur. Proses yang diamati adalah respon dan stimulus. Oleh karena itu stimulus dan respon harus dapat diamati dan diukur. Aplikasi teori belajar behavioristik dalam pembelajaran tergantung dari beberapa hal, seperti tujuan pembelajaran, sifat metari pelajaran karateristik siswa, media, dan fasilitas pembelajaran yang tersedia.


(62)

Maka pada penelitian ini yang dijadikan sebagai stimulus dalam mempelajari akuntansi ialah fasilitas belajar yang tersedia di MAN 1 Semarang. Fasilitas belajar dapat dijadikan stimulus karena memenuhi kriteria stimulus yaitu dapat diamati dan diukur (Thobroni dan Mustofa,2012). Ketika adanya stimulus yang diberikan diharapkan terdapat adanya respon dari peserta didik. Respon yang diharapkan ialah kesiapan siswa mempelajari akuntansi. Akuntansi merupakan salah satu mata pelajaran yang rumit dan kurang menarik minat dari siswa. Fasilitas yang diharapkan tersedia dalam mempelajari akuntansi antara lain ruang belajar dirumah karena akan sulit untuk mempelajari akuntansi di ruang yang digunakan untuk beberapa kegiatan. Ruang kelas untuk mempelajari akuntansi tidak harus berbeda dari ruang kelas untuk mempelajari mata pelajaran lain tetapi minimal memiliki meja yang sesuai dengan banyaknya peralatan dalam memperlajari atau mengerjakan soal akuntansi dan memiliki kondisi yang mendukung pembelajaran. Buku buku pelajaran yang menjadi sumber belajar selain guru.

Berdasarkan stimulus yang telah diberikan yaitu fasilitas belajar maka kesiapan belajar dapat dijadikan respon, hal ini berdasarkan teori behavior yang dikembangkan oleh Crack Hull. Cracak Hull (Thombroni dan Mustofa, 2012:97) mengemukakan teorinya yaitu bahwa suatu kebutuhan atau keadaan terdorong (oleh motif, tujuan, maksud, aspirasi dan ambisi) harus ada dalam diri seseorang yang belajar, sebelum suatu respon dapat diperkuat atas dasar pengurangan kebutuhan. Dalam hal ini efisien belajar tergantung pada besarnya


(63)

tingkat pengurangan dan kepuasan motif yang menyebabkan timbulnya usaha belajar oleh respon-respon yang dibuat individu tersebut.

Suatu kebutuhan atau tujuan yang dibahas oleh Crack Hull merupakan salah satu indikator kesiapan belajar. Berdasarkan hal tersebut peneliti mengasumsikan bahwa fasilitas memiliki hubungan dengan kesiapan dan dapat diasumsikan bahwa fasilitas memiliki pengaruh terhadap hasil belajar melalui kesiapan , hipotesis ke 5 dalam penelitian ini ialah

H5 : Ada pengaruh positif dan signifikan fasilitas belajar melalui kesiapan belajar terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPS MAN 1 Semarang tahun ajaran 2014/2015.

H1

H3

H2

Gambar 2.2 Kerangka pengembangan hipotesis

.

Hasil Belajar (Y1)

Fasilitas Belajar (X2)

Kesiapan Belajar (Y2)

Kreativitas Siswa (X1)


(1)

Lampiran 11

Daftar Sarana Prasarana MAN 1 Semarang

No Uraian Kuantitas Kualitas

1 Ruang Belajar 37 buah Baik

2 Ruang Kepala Sekolah 1 buah Baik

3 Ruang Guru 1 buah Baik

4 Ruang Tata Usaha 1 buah Baik

5 Ruang BK 1 buah Baik

6 Ruang Tunggu 1 buah Baik

7 Ruang Perpustakaan 1 buah Baik 8 Laboratorium Biologi 1 buah Baik 9 Laboratorium kimia 1 buah Baik 10 Laboratorium fisika 1 buah Cukup 11 Laboratorium bahasa 1 buah Baik 12 Laboratorium komputer 2 buah Baik

13 Aula 1 buah Baik

14 Masjid 1 buah Cukup

15 Asrama putri 2 buah Baik

16 Asrama putra 1 buah Baik

17 Ruang pembina asrama 1 buah Baik

18 Tempat parkir 5 buah Baik

19 Pos jaga 1 buah Baik

20 ruang olahraga 1 buah Baik

21 Ruang ISO 1 buah Baik

22 Ruang penjaga sekolah 1 buah Baik

23 Gudang 1 buah Baik

24 Kamar mandi 9 buah Baik

25 Kantin 8 buah Baik

26 Ruang OSIS 1 buah Baik

27 Ruang pramuka 1 buah Baik

28 Ruang PMR 1 buah Baik

29 Ruang komite 1 buah Baik

30 Warung siswa 1 buah Baik

31 Koperasi guru 1 buah Baik

32 Ruang UKS 1 buah Baik

33 Ruang musik 1 buah Baik

34 Ruang keterampilan 1 buah Baik

35 Gazebo 2 buah Baik

36 Klinik 1 buah Baik

37 Lapangan voli 2 buah Baik


(2)

No Uraian Kuantitas Kualitas 39 Papan pengumuman 2 buah Baik

40 Majalah dinding 2 buah Baik

41 Sumber listrik 1 buah 5000 watt

42 Sumber air bersih 1 buah Baik Sumber : Waka Sarpras tahun 2014


(3)

Lampiran 12

Daftar Nilai Responden

NO KODE KELAS NAMA NILAI

1 R1 XI IPS 1 Ajeng Ariffa T. 43

2 R2 XI IPS 1 Andi Winata 26

3 R3 XI IPS 1 Annisa Nabilla 43

4 R4 XI IPS 1 Aprila Monica V.C 40

5 R5 XI IPS 1 Ayu Apriyani M.S 40

6 R6 XI IPS 1 Azizah Dewi S 36

7 R7 XI IPS 1 Choirul Muis 40

8 R8 XI IPS 1 Cindy Nadya D.P 46

9 R9 XI IPS 1 Chintya Muizz A.s 60

10 R10 XI IPS 1 Dimas Saputra 33

11 R11 XI IPS 1 Elisa Marlinda 36

12 R12 XI IPS 1 Gita Ayu 43

13 R13 XI IPS 1 Intan Wahyu P 43

14 R14 XI IPS 1 Mia Frolita 46

15 R15 XI IPS 1 Miftahul Khoir 43

16 R16 XI IPS 1 Muaziroh 36

17 R17 XI IPS 1 Mutia Dayana 36

18 R18 XI IPS 1 Nidzom Asrori 46

19 R19 XI IPS 1 Novita Nia Safitri 40

20 R20 XI IPS 1 Nur Azizah 36

21 R21 XI IPS 1 Rahmah Wijaya 50

22 R22 XI IPS 1 Salma Nida U 63

23 R23 XI IPS 1 Suryaningsih 66

24 R24 XI IPS 1 Syifa Emiliana R 53

25 R25 XI IPS 1 Tika Wirastia 53

26 R26 XI IPS 1 Uswatun Khasanah 43

27 R27 XI IPS 1 Yoga Rizaldi 53

28 R28 XI IPS 1 Zuni Azmah 53

29 R29 XI IPS 2 Afifah Isnaini Syifa 53

30 R30 XI IPS 2 Amrina Rosyada 40

31 R31 XI IPS 2 Andhika Rifky Z 50

32 R32 XI IPS 2 Ari Irawan 46

33 R33 XI IPS 2 Bella Andriyani 60

34 R34 XI IPS 2 Bukhori Ahmad Indra B 60 35 R35 XI IPS 2 Endah Puspita S. 53 36 R36 XI IPS 2 Farah Ayu Futuhiyah 53

37 R37 XI IPS 2 Fitria Nuraini 63

38 R38 XI IPS 2 Harmoko 50

39 R39 XI IPS 2 Hevi Nur Pratiwi 56 40 R40 XI IPS 2 Intan Ria Fitrianingsih 40


(4)

41 R41 XI IPS 2 Itau Alfiyatirrohmah 66 42 R42 XI IPS 2 Kisstiana Mona C. 46

43 R43 XI IPS 2 Lailia Rosyada 63

44 R44 XI IPS 2 Muhammad Hanif 40

45 R45 XI IPS 2 Muhammad Kharis S. 56 46 R46 XI IPS 2 Muhammad Syarif H. 70 47 R47 XI IPS 2 Nur Kholifatur R. 60

48 R48 XI IPS 2 Nur Rohman 73

49 R49 XI IPS 2 Nurul Hidayah 70

50 R50 XI IPS 2 Ratih Mugi Pangesti 73

51 R51 XI IPS 2 Risma Devi 53

52 R52 XI IPS 2 Riska Ayu Arifiani 70 53 R53 XI IPS 2 Rizkarina Mawarti D. 63 54 R54 XI IPS 2 Septi Tri Kinanti 53 55 R55 XI IPS 2 Shintiya Diyah Ayu M.S 46 56 R56 XI IPS 2 Siti Nur Fatimah 40 57 R57 XI IPS 2 Sofi Nurul Ikhsani 43

58 R58 XI IPS 2 Vina Alfi R 53

59 R59 XI IPS 2 Wiwik Yuliana 46

60 R60 XI IPS 2 Zainal Abidin 36

61 R61 XI IPS 2 Zakiyatul Nurul Imamah 66 62 R62 XI IPS 3 Ade Sasanti Amelia 66

63 R63 XI IPS 3 Alivia Nur‟aini 60

64 R64 XI IPS 3 Arini Septiana Dewi 63

65 R65 XI IPS 3 Ayu Safitri 60

66 R66 XI IPS 3 Devi Afriliyani 66

67 R67 XI IPS 3 Dinda Arin Subagyo 54 68 R68 XI IPS 3 Dwinka Desi Amalia 66 69 R69 XI IPS 3 Eka Rahayu Wulandari 60 70 R70 XI IPS 3 Elliyawati Yuliana 66 71 R71 XI IPS 3 Ema Novita Fauzia 60

72 R72 XI IPS 3 Eriyanti 54

73 R73 XI IPS 3 Guntur Krisna S 54

74 R74 XI IPS 3 Ida Aulia Rahma 54

75 R75 XI IPS 3 Krisna Arya Dwitama P 56

76 R76 XI IPS 3 M. Adi Sandita 54

77 R77 XI IPS 3 M. Rizal Fatahillah 54

78 R78 XI IPS 3 Mega Patmasari 60

79 R79 XI IPS 3 Muchammad Faiq 54

80 R80 XI IPS 3 Muhammad Ali 54

81 R81 XI IPS 3 Muhammad Chanif 54

82 R82 XI IPS 3 Muhammad Nur A. 54

83 R83 XI IPS 3 Muhammad Reza Farhan 57 84 R84 XI IPS 3 Muhammad Shufi Al A. 54


(5)

85 R85 XI IPS 3 Murni Setyawati 60 86 R86 XI IPS 3 Nafisa Ischabita 66 87 R87 XI IPS 3 Ragil Zulmaqfirohtunisa 60 88 R88 XI IPS 3 Rizky Hendrawijaya 59 89 R89 XI IPS 3 Rizqia Nikma Maulana 50

90 R90 XI IPS 3 Sekar Dyanka A. 54

91 R91 XI IPS 3 Shinta Nadia 63

92 R92 XI IPS 3 Sholikhatul Munawaroh 60

93 R93 XI IPS 3 Siti Fatimah 57


(6)

Lampiran 13


Dokumen yang terkait

PENGARUH KREATIVITAS GURU DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 1 DELITUA T.P 2015/2016.

1 4 31

PENGARUH FASILITAS BELAJAR DAN KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI PADA SISWA Pengaruh Fasilitas Belajar dan Kreativitas Belajar Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Pada Siswa Kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Ba

0 3 18

PENGARUH FASILITAS BELAJAR DAN KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI PADA SISWA Pengaruh Fasilitas Belajar dan Kreativitas Belajar Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Pada Siswa Kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Ba

0 2 13

PENGARUH KREATIVITAS BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS Pengaruh Kreativitas Belajar Dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Pada Siswa Kelas XI IPS Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Girimarto Tah

0 1 19

PENGARUH KREATIVITAS BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI Pengaruh Kreativitas Belajar Dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Pada Siswa Kelas XI IPS Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Girimarto Tahun A

0 1 12

PENGARUH KREATIVITAS, INTENSITAS BELAJAR DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011.

0 0 11

KONTRIBUSI INTENSITAS BELAJAR DAN KREATIVITAS SISWA TERHADAPPRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS DI SMA KONTRIBUSI INTENSITAS BELAJAR DAN KREATIVITAS SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS DI SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAH

0 0 15

KONTRIBUSI INTENSITAS BELAJAR DAN KREATIVITAS SISWATERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS KONTRIBUSI INTENSITAS BELAJAR DAN KREATIVITAS SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS DI SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN AJAR

0 0 19

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR DAN KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 2 DEMAK TAHUN AJARAN 2008/2009.

0 2 154

Pengaruh Motivasi Berprestasi dan Fasilitas Belajar terhadap Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Slawi Kabupaten Tegal.

0 0 93